sukabumiheadline.com – Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu dari
lima arahan Presiden sebagai strategi dalam pelaksanaan misi Nawacita dan
pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045.
Sedangkan, Pembangunan SDM dimulai dengan pembangunan keluarga, karena keluarga merupakan unit terkecil di masyarakat yang memiliki peran sangat signifikan bagi bangsa, terutama untuk menciptakan SDM unggul.
Keluarga juga berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan anggota keluarga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga:
- Setiap satu jam seorang ibu meninggal dunia, kualitas dan profesionalisme bidan disorot
- 5 pejabat pusat komentari kematian balita Sukabumi, dari menteri hingga Ketua DPR RI
Kesehatan ibu

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak.
Untuk informasi, Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, ada sebanyak 221 ribu lebih balita (usia 0 – 4 tahun) di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Baca selengkapnya: Ada 221 ribu balita dan 51 ribu lansia, ini jumlah penduduk Sukabumi menurut kelompok usia
Dengan demikian, gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada Kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.
Baca Juga:
- 86 ribu IRT di Kabupaten Sukabumi tak ikut KB karena ingin punya anak, tapi hanya 19 ribu hamil
- Bak kamar mayat, angka kematian di Kota Sukabumi 3 kali lipat dari kelahiran
Angka Kematian Ibu

Kematian ibu adalah kematian perempuan selama kehamilan atau dalam kurun periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri.
Angka Kematian Ibu atau AKI dari 2020 hingga 2024, adalah sebagai berikut:
Kematian ibu sebanyak 31 kasus, terjadi pada ibu hamil sebanyak 26% (8 kasus), ibu bersalin sebanyak 3% (1 kasus), dan ketika ibu masa nifas sebanyak 71% (22 kasus).
Sedangkan pada 2024, jumlah bayi lahir di Kabupaten Sukabumi sebanyak 46.560 orang, dengan kematian ibu sebanyak 31 kasus atau angka kematian ibu di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2024 sekitar 66,6 per 100.000 KH.
Angka tersebut diklaim mengalami penurunan dari angka toleransi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2025-2026, di mana pada 2024 angka toleransi AKI sebesar 82 per 100.000 KH, yang diklaim atau sudah tercapai 117,46 persen.
Faktor penyebab kematian ibu secara langsung pada 2024 adalah Hipertensi dalam Kehamilan, Persalinan, dan Nifas berjumlah 13 Kasus, persalinan dan nifas dengan 13 kasus, perdarahan obstetrik dengan 3 kasus.
Kemudian, akibat infeksi kehamilan 1 kasus, komplikasi obstetrik dengan 4 kasus dan komplikasi non obstetrik dengan 10 kasus.
Angka di atas berdasarkan laporan Tahunan dari aplikasi Maternal Perinatal Death Notofication (MPDN) 2024 bahwa semua kematian berdasarkan alamat meninggal, KTP dan domisili tinggal selama > 6 bulan maka masuk ke kematian di wilayah tersebut atau sesuai KTP/domisili.
Rekomendasi Redaksi: Puluhan ribu pria di Kabupaten Sukabumi menganggur dan mengurus rumah tangga
Berikut adalah Penyebab Kematian Ibu di Kabupaten Sukabumi Tahun 2021 – 2024, bukan sebab kecelakaan atau bencana alam, dikutip sukabumiheadline.com dari data Sub Koordinator Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Senin (22/12/2025).
- Kehamilan dengan komplikasi Abortus: Terjadi 1 kasus pada 2023, pada 2021, 2022, 2024 tidak ada kasus.
- Hipertensi dalam kehamilan, Persalinan dan Nifas: 11 kasus pada 2021, 12 kasus (2022), 9 kasus (2023), dan 13 kasus (2024)
- Perdarahan Obstetrik: 18 kasus (2021), 14 kasus (2022), 6 kasus (2023), dan 3 kasus (2024)
- Infeksi Terkait Kehamilan: 2 kasus (2021), 2 kasus (2022), 1 kasus (2023), 0 kasus (2024)
- Komplikasi Obstetrik lainnya: 1 kasus (2021), 2 kasus (2022), 2 kasus (2023), dan 4 kasus (2024)
- Komplikasi Manajemen yang Tidak Terantisipasi: tidak ada kasus
- Komplikasi non obstetrik: 2021-2022 tidak ada kasus, 16 kasus (2023), dan 10 kasus (2024)
- Lain-lain: 32 kasus (2021), 2 kasus (2022), 4 kasus (2023), 0 kasus (2024).
Dengan demikian, total AKI di Kabupaten Sukabumi pada 2021 sebanyak 62 kasus, 2022 sebanyak 32 kasus, 40 kasus pada 2023, dan 31 kasus pada 2024.
AKB di Kabupaten Sukabumi naik 100% lebih

Untuk perbandingan, menurut data Profil Kesehatan Kabupaten Sukabumi 2023 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Angka Kematian Bayi (AKB) untuk periode 2021 – 2023 jumlahnya naik lebih dari 100%, dengan rincian sebagai berikut:
- 2021: Jumlah AKB sebanyak 194 kasus dari total Jumlah Kelahiran Hidup sebanyak 41.528 dengan rasio AKB per 1000 Kelahiran Hidup sebesar 4,67
- 2022: Jumlah AKB turun dibandingkan 2021 menjadi 143 kasus dari total Jumlah Kelahiran Hidup sebanyak 41.508 dengan rasio AKB per 1000 Kelahiran Hidup sebesar 3,45
- 2023: Jumlah AKB naik signifikan dibanding 2022 menjadi 330 kasus dari total Jumlah Kelahiran Hidup sebanyak 42.995 dengan rasio AKB per 1000 Kelahiran Hidup sebesar 7,68. Baca selengkapnya: Ada 4 bidan per desa tapi Angka Kematian Bayi di Sukabumi naik 100% lebih, berapa jumlah nakes lain?









