sukabumiheadline.com – Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sering dilanda berbagai bencana alam, terutama yang terkait dengan kondisi geografis dan cuaca ekstrem, seperti tanah longsor, banjir, pergerakan tanah, dan angin kencang.
Menurut catatan sukabumiheadline.com, berikut adalah 5 jenis bencana yang kerap melanda dan disebut potensi terjadi di Kabupaten Sukabumi.
Jenis bencana alam utama di Sukabumi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Tanah Longsor: Ini adalah bencana yang paling sering terjadi, disebabkan oleh topografi perbukitan dan pegunungan, serta curah hujan yang tinggi. Kejadian signifikan termasuk longsor di Cisolok pada 2018 dan terakhir 2025.
2. Banjir dan Banjir Bandang: Bencana ini sering terjadi akibat hujan deras berjam-jam, sedimentasi sungai, dan alih fungsi lahan dari area resapan menjadi kawasan terbangun. Beberapa kejadian banjir besar terjadi di Kecamatan Cisolok dan di sepanjang Sungai Citarik dan Cimunjul.

3. Pergerakan Tanah: Mirip dengan longsor, pergerakan tanah juga sering terjadi di daerah dengan kontur tanah yang tidak stabil, terutama saat musim hujan. Bencana ini terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, seperti Purabaya, Nyalindung, dan Palabuhanratu.
Peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Dr Ir Amien Widodo MSi menjelaskan bahwa fenomena tanah bergerak di Sukabumi ini disebabkan oleh berbagai faktor.
Salah satunya adalah perubahan penggunaan lahan di kawasan pegunungan. Perubahan tersebut tidak terjadi secara mendadak, melainkan melalui proses panjang yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Baca selengkapnya: 4 masalah lingkungan di Sukabumi yang tidak pernah selesai
“Curah hujan yang tinggi seperti ini menjadi pemicu utama terjadinya tanah bergerak,” papar Amien dalam jurnalnya.
4. Angin Kencang: Bencana hidrometeorologi ini juga kerap melanda, merusak rumah dan infrastruktur.
5. Gempa Bumi dan Tsunami: Karena lokasinya yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia dan adanya sesar aktif, Sukabumi juga rawan gempa bumi dan potensi tsunami, meskipun kejadiannya tidak sesering longsor atau banjir.
Meskipun belum terjadi tsunami, namun mengutip bnpb.go.id, dan sejumlah pernyataan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tsunami berpotensi terjadi di wialayah Sukabumi. Baca selengkapnya: Sukabumi, Pangandaran, Tasikmalaya, Garut dan Cianjur berpotensi terdampak megathrust

Dijelaskan di penelitian oleh Wahyu Kurniawan, Daryono, IDK Kerta, dan Triwinugroho dalam tulisan di PENDIPA Journal of Science Education, Untuk wilayah Jawa Barat, satu desa di Kabupaten Sukabumi juga terancam dilanda tsunami, yakni Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap.
Baca lengkap: Waspada Warga Sukabumi, Jabar dan 6 Provinsi Ini Terancam Tsunami Setinggi 34 Meter
Penyebab umum
1. Faktor alam: Curah hujan yang tinggi, kondisi geografis berupa perbukitan, dan posisi di zona rawan gempa.
2. Faktor manusia: Perubahan tata ruang, alih fungsi lahan hijau menjadi permukiman atau perkebunan, dan perusakan hutan menyebabkan berkurangnya area resapan air.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berkesimpulan bahwa alih fungsi lahan menjadi salah satu penyebab bencana, seperti banjir dan longsor. Hal itu diungkapkannya kepada media ketika diminta pendapatnya soal bencana banjir bandang yang melanda wilayah Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, beberapa waktu lalu. Baca selengkapnya: 4 masalah lingkungan di Sukabumi yang tidak pernah selesai
Pemerintah daerah dan masyarakat terus diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya mitigasi mengingat kerentanan wilayah ini terhadap bencana alam.









