Mengintip Kehidupan Kampung Kristen Cianjur, Satu-satunya di Tatar Pasundan

- Redaksi

Minggu, 3 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gereja di Kampung Palalangon, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. l Istimewa

Gereja di Kampung Palalangon, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. l Istimewa

sukabumiheadline.com – Jika Anda ingin melihat miniatur Indonesia, silakan mengunjungi Kampung Palalangon, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Menurut Kepala Desa Kertajaya Sunandar, total ada 9.561 jiwa di desa tersebut. Di mana 8.000 di antaranya pemeluk agama Islam dan 1.500 lainnya pemeluk Kristen.

“Kita di sini hidup berdampingan. Warga muslim dan nasrani tinggal bersebelahan, bahkan tidak sedikit di dalam satu keluarga juga ada pemeluk dua agama berbeda. Misalnya orang tuanya kristen dan anaknya muslim, ataupun sebaliknya,” kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut dia, masyarakat Desa Kertajaya terutama Kampung Palalangon sudah tak perlu lagi diajari terkait toleransi, sebab mereka sudah hidup toleran sejak dulu bahkan sebelum Indonesia Merdeka.

“Kita sudah bhineka tunggal ika sejak dulu, kita sudah bersatu bahkan sebelum Indonesia merdeka,” kata dia.

Kampung Toleran

Di kampung ini, toleransi tidak sekadar ungkapan kata. Tetapi budaya yang sudah terbentuk secara alami. Di sini, perbedaan, terutama terkait keimanan tak lagi menjadi perbedaan yang diperdebatkan tetapi menjadi keberagaman yang indah.

Di kampung ini, pemeluk dua agama berbeda yakni Islam dan Kristen hidup rukun berdampingan. Gereja dan masjid berdiri berdekatan, umat beragama pun menjalankan ibadahnya tanpa rasa khawatir.

Ketika lonceng pertanda panggilan ibadah umat Kristiani berbunyi beriringan dengan lantunan adzan sebagai panggilan untuk ibadah salat bagi umat Muslim di Kampung Palalangon, sudah menjadi keseharian yang biasa dialami wargannya.

IMG 20240303 170945
Pemberkatan Gereja di Kampung Palalangon, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. l Istimewa

Informasi dihimpun, komunitas Kristen di Kampung Palalangon sudah ada sejak 1902, tepatnya ketika B.M Alkema, salah seorang zendeling (penyebar Injil) dari lembaga Pekabaran Injil dari Belanda bernama Nederlandsche Zendings Vererniging (NZV) dibantu tujuh keluarga perintis yakni Miad Aliambar, Jena Aliambar, Hasan Aliambar, Akim Muhiam, Naan Muhiam, Yusuf Sairin, dan Elipas Kaiin mendirikan gereja kristen pasundan (GKP) Palalangon.

“Dari tujuh orang tersebut, mereka membawa keluarganya sehingga total ada 21 jemaat pertama di GKP Palalangon ini. Kemudian terbentuklah pemukiman dengan membuka lahan di sekitar gereja,” ungkap Pengurus GKP Palalangon Vikaris (Vik) Ricki Albett Sinaga.

Suasana masa dulu di Kampung Palalangon, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. l Arsip Indonesia
Suasana masa dulu di Kampung Palalangon, Desa Kertajaya, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur. l Arsip Indonesia

Di sekitaran Kampung Kristen, juga terdapat pemukiman muslim. Namun antar kelompok umat beragama tersebut tidak pernah terjadi gesekan ataupun konflik.

“Sejak dulu masyarakat dengan beda agama di sini hidup rukun berdampingan,” ujar dia.

Menurutnya, umat kristiani di Kampung Palalangon menjunjung tinggi toleransi dalam bermasyarakat. Bahkan kerap dilakukan ruang perjumpaan dengan umat beragama lain.

“Kalau berbicara toleransi dalam bermasyarakat, kami membuka diri ruang perjumpaan dengan umat beragama lain. Di beberapa momen kita tidak tertutup. Dalam hari raya keagamaan pun terlibat,” kata dia.

Sementara, tokoh Muslim sekaligus Pimpinan Pesantren dan Masjid Nurul Hidayah Palalangon Ustaz Ismail Soleh, mengatakan masyarakatnya telah menjadikan perbedaan sebagai suatu keindahan.

“Di sini kita tetapkan bagaimana kita hidup dengan latar belakang berbeda komunitas tetapi menjaga kerukunan dan perdamaian tanpa ekstrem kanan dan kiri. Menjadikan perbedaan sebagai rahmat dan kenikmatan,” ucapnya.

Menurutnya, umat nasrani dan muslim di Kampung Palalangon juga kerap menggelar kegiatan bersama yang semakin mempersatukan serta mendekatkan satu sama lainnya.

“Kita sering kerjabakti bersama-sama. Dalam banyak hal kita selalu bersama, berdampingan, dan toleran. Kecuali dalam urusan peribadatan, itu tetap menjalankan kepercayaan masing-masing sesuai keimanannya,” tutur dia.

Berita Terkait

Bukan di Sukabumi, Ibu Soed ciptakan lagu Tanah Airku saat ditugaskan Bung Karno ke luar negeri
Cicurug Sukabumi tempo dulu yang terlupakan, penanda navigasi penting masa lampau
Profil Mayjen TNI Kurnia Dewantara asal Sukabumi, anak Babinsa yang dermawan
Mengungkap konsesi jalur rel KA Cibadak-Pelalabuhanratu Sukabumi milik RA Eekhout
Profil dan pemikiran Luki Abdullah, profesor Fapet IPB University asal Sukabumi
Kisah Cecep Abdullah, viral bersihkan masjid di Sukabumi, kini diundang naik haji Raja Salman
5 tokoh nasional yang pernah diasingkan ke Sukabumi, dari wakil presiden hingga ulama besar
Sejarah singkat RSUD Sekarwangi Sukabumi, berdiri sejak 1932

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 10:00 WIB

Bukan di Sukabumi, Ibu Soed ciptakan lagu Tanah Airku saat ditugaskan Bung Karno ke luar negeri

Jumat, 13 Juni 2025 - 04:12 WIB

Cicurug Sukabumi tempo dulu yang terlupakan, penanda navigasi penting masa lampau

Sabtu, 7 Juni 2025 - 03:18 WIB

Profil Mayjen TNI Kurnia Dewantara asal Sukabumi, anak Babinsa yang dermawan

Jumat, 6 Juni 2025 - 02:50 WIB

Mengungkap konsesi jalur rel KA Cibadak-Pelalabuhanratu Sukabumi milik RA Eekhout

Jumat, 30 Mei 2025 - 04:14 WIB

Profil dan pemikiran Luki Abdullah, profesor Fapet IPB University asal Sukabumi

Berita Terbaru

Fujifilm X-E5 - Fujifilm

Gadget

Fujifilm X-E5 resmi dirilis, cek harga dan fitur unggulnya

Minggu, 15 Jun 2025 - 16:00 WIB

Piala Presiden - Istimewa

Olahraga

Daftar lawan dan jadwal Persib Bandung di Piala Presiden 2025

Minggu, 15 Jun 2025 - 13:00 WIB