Mudah ditemui di Sukabumi, mengenal konsep bisnis dan asal-usul Warung Madura

- Redaksi

Rabu, 3 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mudah ditemui di Sukabumi, mengenal konsep bisnis dan asal-usul Warung Madura - sukabumiheadline.com

Mudah ditemui di Sukabumi, mengenal konsep bisnis dan asal-usul Warung Madura - sukabumiheadline.com

sukabumiheadline.com – Warung Madura adalah toko kelontong yang dikelola oleh warga dari Madura. Gerai Warung Madura menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari seperti sembako, jajanan, pulsa, dan bensin eceran.

Selain punya gerai yang bersih dengan penataan ruangan yang efektif, keberadaan Warung Madura juga dikenal karena jam operasional 24 jam dan ketersediaan produk yang lengkap dengan harga terjangkau.

Meskipun tidak tersedia data resminya, namun jumlah Warung Madura di Sukabumi, Jawa Barat, mungkin sudah menyaingi jumlah minimarket modern seperti Indomaret, Alfamart, dan lainnya. Baca selengkapnya: Menghitung jumlah pasar, kios, minimarket dan mal di Kabupaten Sukabumi

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lantas, bagaimana konsep bisnis Warung Madura?

Berita Terkait: Membanding jumlah minimarket, supermarket dan kios pasar di Kota Sukabumi

Edi Purwanto (40), pria asal Sumenep, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa semua Warung Madura punya bos. Ia bersama istrinya, Dini (31) hanya bekerja dengan sistem bagi hasil.

“Bosnya di Madura. Kami hanya kerja, tapi sistem bagi hasil. Makanya setiap bulannya gaji yang kami terima tidak sama. Turun naik gitu,” kata Edi Purwanto kepada sukabumiheadline.com, Rabu (3/9/2025).

“Kadang dua juta, kadang 2,2 juta Rupiah. Tergantung penghasil juga,” imbuhnya.

Minimarket - sukabumiheadline.com
Minimarket – sukabumiheadline.com

Ditambahkan Dini, ia dan suaminya cuma menempati toko dua lantai di Kampung Leuwiorok, Desa Sundawenang, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. Sedangkan, semua barang yang ada di tokonya disediakan oleh bosnya.

Baca Juga :  Duh, Alfamart tutup 400 gerai

“Ya kami dari Madura, asal mau kerja aja. Nanti juga digilir, aplusan gitu. Jadi kami pulang kalau ongkos untuk pulang sudah cukup. Ya kalau mau, nanti bisa kembali lagi jaga toko, tapi mungkin gak selalu di sini, karena aplusan dengan yang lain,” papar Dini.

“Jadi honor dua juta, itu yang satu juta dikirim ke kampung karena anak pertama kan di Sumenep sama neneknya,” tambah Dini.

Namun berbeda dengan minimarket di mana semua barang disuplai dari pusat, Warung Madura justru menerapkan pola berbeda. Dijelaskannya, meskipun semua barang pada awalnya disediakan bos, namun mereka dibolehkan berbelanja ke grosir lokal terdekat.

“Barang gak disuplai lagi sama bos. Kita yah belanja. Boleh di mana aja, kalau kami di grosir di Cibadak,” jelas Dini.

“Kalau misalnya nanti kami aplusan pulang kampung, barang yang tersedia harus sama jumlahnya dengan saat pertama kami kerja. Nanti ada audit dulu sebelum aplus,” pungkas Dini.

Berita Terkait: Menghitung jumlah pasar, kios, minimarket dan mal di Kabupaten Sukabumi

Mengenal Warung Madura

Warung Madura didirikan oleh para perantau dari Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, yang pertama kali muncul di Jakarta pada era 1990-an hingga awal 2000-an. Awalnya, para perantau ini berdagang alat-alat bangunan dan bubur kacang hijau, namun kemudian mengembangkan usaha menjadi toko kelontong yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga.

Baca Juga :  Minyak Goreng Langka dan Mahal, Jeritan 5 Pedagang Gorengan Sukabumi

Kehadiran Warung Madura berakar dari semangat perantau Madura yang membuka usaha kelontong di berbagai kota di Indonesia, termasuk di Kota dan Kabupaten Sukabumi.

Pemilik atau pengelola warung umumnya berasal dari Madura, Jawa Timur.

Ciri paling menonjol adalah buka 24 jam penuh atau tanpa terputus, melayani kebutuhan konsumen kapan saja. Hal ini didorong oleh etos kerja masyarakat Madura yang dikenal gigih dan berorientasi pada kerja sebagai perantau.

Mereka menjual berbagai barang kebutuhan sehari-hari, mulai dari makanan, minuman, perlengkapan mandi, pulsa, token listrik, hingga bensin eceran.

Selain dikenal lengkap, Warung Madura juga menawarkan harga yang relatif murah dibandingkan dengan minimarket atau supermarket.

Berita Terkait: Dibagi A dan B, ini tipe, luas dan jumlah pedagang pasar se-Kabupaten Sukabumi

Asal-usul dan perkembangan

Bisnis Warung Madura berkembang karena kesuksesan para perantau Madura yang memulai toko kelontong di kota-kota besar. Jiwa perantau mendorong masyarakat Madura lainnya untuk mengikuti jejak mereka membuka usaha sejenis.

Karenanya, Warung Madura bukan hanya bisnis, tetapi juga bagian dari fenomena sosial budaya. Keberadaannya membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan sehari-hari dengan mudah dan praktis.

Meskipun ada yang menentang, seperti larangan operasi 24 jam di beberapa daerah karena alasan keamanan, model bisnis warung ini terus berkembang pesat.

Berita Terkait

Waspada! Ini 5 sesar aktif berdampak langsung ke wilayah Sukabumi
5 pejabat pusat komentari kematian balita Sukabumi, dari menteri hingga Ketua DPR RI
Sukabumi ditampar kasus balita meninggal digerogoti cacing, bak tikus mati di lumbung padi
Profil dan karier Brigjen Pol. Ade Ary Syam Indradi asal Sukabumi, resmi sandang bintang satu
Warga Sukabumi lebih banyak habiskan uang untuk rokok dari pada nasi
Pembangunan kilang minyak Sukabumi masuk Proyek Prioritas HKEN 1 juta barel
Menghitung produksi daging dan telur menurut jenis ternak di Sukabumi
Berlaku besok, begini suara pelajar Sukabumi soal jam masuk 06.30 dan 5 hari sekolah

Berita Terkait

Rabu, 3 September 2025 - 13:49 WIB

Mudah ditemui di Sukabumi, mengenal konsep bisnis dan asal-usul Warung Madura

Senin, 25 Agustus 2025 - 15:06 WIB

Waspada! Ini 5 sesar aktif berdampak langsung ke wilayah Sukabumi

Senin, 25 Agustus 2025 - 01:14 WIB

5 pejabat pusat komentari kematian balita Sukabumi, dari menteri hingga Ketua DPR RI

Rabu, 20 Agustus 2025 - 01:07 WIB

Sukabumi ditampar kasus balita meninggal digerogoti cacing, bak tikus mati di lumbung padi

Kamis, 7 Agustus 2025 - 02:30 WIB

Profil dan karier Brigjen Pol. Ade Ary Syam Indradi asal Sukabumi, resmi sandang bintang satu

Berita Terbaru

Berujung ricuh, ini 11 tuntutan, demo mahasiswa Sukabumi - Ist

Ekonomi

CSIS: Ekonomi sulit dan rakyat terluka picu demonstrasi

Rabu, 3 Sep 2025 - 10:00 WIB

Anggota polisi mengamankan aksi demonstrasi - Shutterstock

Nasional

Sri Mulyani naikan anggaran Polri jadi Rp145,7 triliun

Rabu, 3 Sep 2025 - 00:52 WIB