21.6 C
Sukabumi
Jumat, April 26, 2024

Lakalantas di Parungkuda Sukabumi, Avanza tabrak pagar lalu terguling

sukabumiheadline.com - Insiden kecelakaan lalu lintas (lakalantas)...

Vespa 300 GTV special edition cuma 140 meluncur, cek harga dan spesifikasinya

sukabumiheadline.com - Dalam rangka merayakan 140 tahun...

NASA dan Esa Berhasil Memotret Matahari dari Dekat

InternasionalNASA dan Esa Berhasil Memotret Matahari dari Dekat

SUKABUMIHEADLINES.com l Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) dan Badan Penerbangan dan Antariksa (National Aeronautics and Space Administration/NASA) berhasil memotret Matahari dengan resolusi tertinggi berupa cakram penuh, atmosfer luar dan korona yang pernah diambil dari Extreme Ultraviolet Imager (EUI).

Ahad, 3 April 2022, gambar lain, yang diambil oleh instrumen Spectral Imaging of the Coronal Environment (SPICE) mewakili gambar Matahari penuh pertama dari jenisnya dalam 50 tahun, dan sejauh ini yang terbaik, diambil pada panjang gelombang Lyman-beta dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh gas hidrogen.

Gambar diambil ketika Solar Orbiter berada pada jarak sekitar 75 juta kilometer, setengah jalan antara dunia kita dan bintang induknya. Solar Orbiter sendiri merupakan misi luar angkasa kerja sama internasional antara ESA dan NASA. Demikian diberitakan Universe Today.

Teleskop resolusi tinggi EUI mengambil gambar dengan resolusi spasial yang begitu tinggi, sehingga pada jarak sedekat itu diperlukan sebuah mosaik 25 gambar individu untuk menutupi seluruh Matahari. Gambar diambil satu demi satu, gambar penuh diambil selama lebih dari empat jam karena setiap mosaik membutuhkan waktu sekitar 10 menit.

Gambar akhir berisi lebih dari 83 juta piksel dalam petak 9148 x 9112 piksel. Sebagai perbandingan, gambar ini memiliki resolusi sepuluh kali lebih baik daripada yang dapat ditampilkan oleh layar TV 4K.

Matahari. l Istimewa

EUI mencitrakan matahari pada panjang gelombang 17 nanometer, di wilayah ultraviolet ekstrem dari spektrum elektromagnetik. Ini mengungkapkan atmosfer bagian atas Matahari, korona, yang memiliki suhu sekitar 1 juta derajat Celcius.

Pada posisi pukul 2 (dekat gambar Bumi untuk skala) dan posisi pukul 8 di tepi Matahari, filamen gelap dapat terlihat menonjol dari permukaan. ‘Tonjolan’ ini cenderung meletus, melemparkan sejumlah besar gas korona ke luar angkasa dan menciptakan badai ‘cuaca antariksa’. Selain EUI, instrumen SPICE juga merekam data selama penyeberangan. Ini juga perlu disatukan sebagai mozaik.

SPICE dirancang untuk melacak lapisan di atmosfer matahari dari korona, ke lapisan yang dikenal sebagai kromosfer, semakin dekat ke permukaan. Instrumen melakukan ini dengan melihat panjang gelombang yang berbeda dari sinar ultraviolet ekstrim yang berasal dari atom yang berbeda.

Dalam rangkaian gambar SPICE, ungu sesuai dengan gas hidrogen pada suhu 10 ribu derajat Celcius, biru menjadi karbon pada 32 ribu derajat Celcius, hijau menjadi oksigen pada 32 ribu derajat Celcius, kuning menjadi neon pada 630 ribu derajat Celcius.

Foto ini juga akan memungkinkan mereka untuk mempelajari salah satu pengamatan paling membingungkan tentang Matahari, yakni bagaimana suhu naik melalui lapisan atmosfer yang naik. Biasanya suhu akan urun saat Anda menjauh dari benda panas. Namun, di atas Matahari, korona mencapai satu juta derajat Celcius, sedangkan permukaannya hanya sekitar lima ribu derajat Celcius.

Menyelidiki misteri ini adalah salah satu tujuan ilmiah utama dari Solar Orbiter. Gambar ini diambil pada tanggal 7 Maret 2022, tepatnya saat Solar Orbiter melintasi garis Matahari-Bumi, sehingga gambar tersebut dapat dibandingkan dengan instrumen surya yang terikat Bumi dan dikalibrasi silang.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer