Nasib Atep di dunia politik, tak semoncer saat jadi pemain Persib Bandung

- Redaksi

Selasa, 26 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

sukabumiheadline.com – Legenda Persib, Atep Rizal, atau lebih dikenal dengan julukan ‘Lord’ Atep. Semakin tenar saat ia kembali ke Persib Bandung, setelah empat musim (2004-2008) bermain untuk Persija.

Pada 2008 silam, kedatangan pemain kelahiran Cianjur, Jawa Barat, ini disambut hangat oleh petinggi Persib. Terutama Manajer Persib saat itu, Umuh Muchtar.

Meskipun disambut baik, Atep saat itu tak menjadi pilihan utama pelatih Jaya Hartono. Butuh waktu dan kerja keras untuk Atep bisa mendapatkan tempat utama dan masuk line up kesebelasan Maung Bandung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Atep bertahan dan akhirnya mulai mendapatkan kesempatan bermain, walaupun hanya sebagai pemain cadangan. Ia mulai membuktikan kualitasnya ketika mendapat kepercayaan di tim utama.

Gol demi gol dibukukan pemain yang identik dengan nomor punggung 7 tersebut. Atep juga masih tetap setia kala Persib berganti pelatih, dinakhodai Djajang Nurjaman. Tahun 2013, ia kemudian ditunjuk menjadi kapten Persib.

Atep berkontribusi signifikan saat Persib menjadi juara liga, saat itu berlabel Indonesian Super League (ISL), 2014. Tercatat, dia tampil dalam 28 pertandingan sampai laga final di Stadion Jaka­baring Palembang 7 November 2014. Saat itu, Persib menang dramatis atas Persipura Jayapura lewat adu penalti setelah imbang 2-2 di waktu normal.

Baca Juga :  Tiket Persib vs Madura United ludes, Bojan Hodak singgung Bobotoh

Setelah itu, satu trofi lain dipersembahkan Atep untuk Persib, yakni menjadi juara Piala Presiden 2015. Memang sejak awal Atep mendapat sambutan baik, permainannya begitu apik, dan kesetiaannya pada Persib tak perlu ditampik.

Tak heran jika namanya selalu disanjung para fans fanatik. Selama bermain untuk Persib, Atep menjadi ikon bagi Bobotoh. Ia diberi julukan ‘Lord’ (raja) Atep. Ia dikenal karena kemampuan menggiring bola dan banyak momen emas diciptakannya, sebelum akhirnya estafet kapten diserahkan ke Supardi Nasir pada 201.

Namun siapa sangka, pertandingan melawan Persela Lamongan pada 1 Desember 2018, menjadi permainan terakhir Atep bersama Persib. Saat itu Persib imbang 1-1 dengan Persela.

Kebersamaan sepuluh tahun itu sirna hanya melalui sambungan telepon salah seorang petinggi Maung Bandung. Atep kecewa dengan cara perpisahan itu.

“Pada intinya keputusan saya menerima, tapi mungkin caranya tidak diterima, seperti tidak menghargai. Karena saya bukan pemain yang bergabung satu musim, sudah cukup lama 10 musim,” tutur dia dalam arsip detik, 2018 lalu.

Baca Juga :  Hari Jadi Ditetapkan 5 Januari 1919, Ini Penampakan Logo Persib Waktu Pertama Kali Didirikan

Atep berlapang dada dengan perpisahan itu, meskipun sulit menerima caranya. Pemutusan kontrak dari Persib sudah cukup membuat Atep terkejut. Emosinya naik tatkala kabar itu disampaikan lewat telepon, bukan diajak duduk bersama.

Atep kemudian serius menekuni Sekolah Sepak Bola (SSB) Atep 7 atau A7 yang dibangunnya sejak tahun 2008. Namun di tengah karier barunya, Atep juga tertarik untuk merambah ke dunia politik.

Pada tahun 2019, Atep mengumumkan maju Pilkada Bandung 2020. Dia menjadi cawabup mendampingi Yena Iskandar Masoem dengan mendapat nomor urut dua. Namun nasib berkata lain, kontes Pilkada Bandung 2020 dimenangkan oleh pasangan Dadang-Sahrul.

Di akhir tahun 2022, ia sempat kembali ke dunia sepakbola. Atep kemudian gabung ke Persika Karawang, kesebelasan Liga 3. Ia diminta membina para pemain Persika 1951 pada Liga III Seri 1 Jawa Barat.

Belum lama sejak kabar tersebut berhembus, Atep dikabarkan kembali mencoba peruntungan di dunia politik. Tahun ini, Atep nyaleg di tingkat DPRD Provinsi Jabar, dari daerah pemilihan (Dapil) Jabar 4 meliputi Cianjur.

Atep maju di Dapil 4 Jabar melalui PAN. Ia berhasil meraih 19.344 suara. Namun sayang, ia belum mampu lolos jadi wakil rakyat. PAN tidak mendapatkan jatah kursi, setelah 83.306 suaranya kalah oleh NasDem dengan 92.434 suara.

Berita Terkait

Isyarat dari Gubernur Jawa Barat, lupakan Kabupaten Sukabumi Utara
Respons PP soal larangan seragam ormas mirip TNI-Polri: Mana ada tentara oranye
Wagub Erwan jengkel Sekda Jabar tak pernah ngantor, minta DPRD turun tangan
Singgung Sukabumi, alasan KDM cuek bencana di Purwakarta: Bupatina geus alus
Warga Pajampangan dimanja KDM, ini program 2026 di selatan Sukabumi
Agar tak sok jago, Komisi III DPR RI: Seragam ormas tak boleh loreng
Bupati Subang ngamuk ke sopir tronton yang melintas pada jam dilarang, kok Sukabumi tidak?
Dilarang ada titipan, Dedi Mulyadi ancam pelaku curang SPMB Jawa Barat

Berita Terkait

Jumat, 20 Juni 2025 - 19:29 WIB

Respons PP soal larangan seragam ormas mirip TNI-Polri: Mana ada tentara oranye

Kamis, 19 Juni 2025 - 16:56 WIB

Wagub Erwan jengkel Sekda Jabar tak pernah ngantor, minta DPRD turun tangan

Kamis, 19 Juni 2025 - 12:47 WIB

Singgung Sukabumi, alasan KDM cuek bencana di Purwakarta: Bupatina geus alus

Rabu, 18 Juni 2025 - 20:39 WIB

Warga Pajampangan dimanja KDM, ini program 2026 di selatan Sukabumi

Selasa, 17 Juni 2025 - 09:04 WIB

Agar tak sok jago, Komisi III DPR RI: Seragam ormas tak boleh loreng

Berita Terbaru