Perajin Lis Gipsum di Parungkuda Sukabumi: Berapapun Saya Bersyukur

- Redaksi

Selasa, 30 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lis gipsum produksi Parungkuda, Sukabumi. l Fery Heryadi

Lis gipsum produksi Parungkuda, Sukabumi. l Fery Heryadi

SUKABUMIHEADLINE.com l PARUNGKUDA – Ratusan kilometer ditempuh Zainal Abidin untuk mengadu nasib, mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama istri dan dua anaknya.

Ya, Zainal yang berasal dari Pulau Madura, atau tepatnya Pamekasan, Jawa Timur, sudah sejak 2012 lalu merantau ke Kampung Suweng, Desa Sundawenang, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Saat pertama kali tiba di Parungkuda, Zainal membuka usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bidang kuliner dengan berjualan sate. Namun, karena kedai satenya digusur proyek Jalan Tol Bocimi Seksi 2, Cigombong-Cibadak, akhirnya ia banting usaha Lis gipsum.

“Saya pertama ke sini jualan sate, tapi kegusur jalan tol kedainya. Sekarang nyoba usaha Lis gipsum ini,” jelas pria berusia 38 tahun itu kepada sukabumiheadline.com, Selasa (30/8/2022).

Selain lis gipsum, Zainal juga menjual batu nisan. Namun diakuinya, penjualan nisan tidak sebagus lis gipsum dan sejenisnya.

“Nisan juga saya bikin sendiri sama kakak, tapi penjualannya masih rendah. Waktu pandemi Covid-19 juga tetap gak bagus, mungkin karena uangnya juga susah. Padahal, banyak yang meninggal ya,” jelas Zainal.

Omzet Usaha Lis Gipsum

Diakui Zainal, ia menjual lis gipsum paling murah Rp12 ribu per batang. Sedangkan, untuk kap lampu, dijualnya seharga Rp45 ribu

Baca Juga :  Kurangi takaran BBM untung Rp1,4 miliar, SPBU nakal di Sukabumi ditutup

“Paling murah kalau lis 12 ribu Rupiah, ya tergantung mirip juga, kalau kap lampu yang ukuran kecil 45 ribu Rupiah, yang besar 90 ribu Rupiah,” jelasnya.

Sementara, untuk nisan model standar ia menjualnya seharga Rp1,5 juta. Sedangkan, nisan model AlQuran terbuka dijualnya seharga Rp2 juta.

Menjawab pertanyaan omzet usahanya perbulan, Zainal mengaku rata-rata Rp5 juta per bulan.

Omzet penjualan itu, diakuinya, harus ia bagi lagi untuk membayar dua pekerjanya, sewa tempat usaha dan membeli bahan-bahan baku usahanya.

“Ya dagang kadang kecil, kadang besar. Rata-rata sekira lima juta Rupiah, kalau paling besar delapan jutaan Rupiah per bulan,” akunya.

“Tapi berapaun penjualannya, yang penting saya selalu bersyukur. Yang penting saya, istri dan anak-anak sehat,” pungkas Zainal.

Berita Terkait

Petani Sukabumi wajib tahu, bambu asal Indonesia mengandung harta karun diincar AS dan India
Setelah bikin mobil kenegaraan, PT Pindad gandeng perusahaan otomotif Korea garap mobnas
Dibagi A dan B, ini tipe, luas dan jumlah pedagang pasar se-Kabupaten Sukabumi
UMKM anyaman bambu di Sukabumi dan gempuran produk berbahan plastik
Menghitung jumlah pasar, kios, minimarket dan mal di Kabupaten Sukabumi
Jika KDM setuju, mulai Juni 2025 jalanan Sukabumi bebas ODOL
Minum kopi di Sukabumi bakal dipajaki 5 persen
Kecamatan terbanyak minimarket di Kabupaten Sukabumi, 12 bangkrut

Berita Terkait

Rabu, 14 Mei 2025 - 10:00 WIB

Petani Sukabumi wajib tahu, bambu asal Indonesia mengandung harta karun diincar AS dan India

Rabu, 14 Mei 2025 - 04:25 WIB

Dibagi A dan B, ini tipe, luas dan jumlah pedagang pasar se-Kabupaten Sukabumi

Rabu, 14 Mei 2025 - 02:12 WIB

UMKM anyaman bambu di Sukabumi dan gempuran produk berbahan plastik

Selasa, 13 Mei 2025 - 00:05 WIB

Menghitung jumlah pasar, kios, minimarket dan mal di Kabupaten Sukabumi

Jumat, 9 Mei 2025 - 06:39 WIB

Jika KDM setuju, mulai Juni 2025 jalanan Sukabumi bebas ODOL

Berita Terbaru

Gaza hancur dibombardir pasukan Israel - Istimewa

Internasional

PM Israel perintahkan tentaranya masuki Gaza dengan kekuatan penuh

Rabu, 14 Mei 2025 - 18:38 WIB

Gadget

Kenalkan, HP murah Realme C75 5G/128 GB baterai 6.000 mAh

Rabu, 14 Mei 2025 - 13:00 WIB