Polair Polres Sukabumi Minta Nelayan Tak Memaksakan Diri

- Redaksi

Minggu, 6 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana di Pantai Citepus, Sabtu (5/2/2022) sore hari sekitar pukul 17.00 WIB. l Dok. sukabumiheadlines.com

Suasana di Pantai Citepus, Sabtu (5/2/2022) sore hari sekitar pukul 17.00 WIB. l Dok. sukabumiheadlines.com

SUKABUMIHEDLINES.com l PALABUHANRATU – Cuaca ekstrem melanda wilayah kawasan objek wisata Pantai Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (5/2/2022).

Kasatpolair Polres Sukabumi AKP Tri Andri Affandi mengungkapkan, sejak pagi hari hingga menjelang malam cuaca ekstrem dengan kondisi angin kencang ditambah hujan mengguyur wilayah Palabuhanratu.

Untuk itu, Tri Andri Afandi mengimbau masyarakat yang berada di pesisir pantai, terutama nelayan yang sedang menangkap ikan di perairan Palabuhanratu untuk berhati-hati dan waspada. “Ya terutama yang sedang melaut untuk selalu memperhatikan alat keselamatannya,” ujarnya kepada sukabumiheadlines.com.

Tidak hanya itu Tri Andri, juga meminta kepada para nelayan yang belum turun melaut untuk sementara, saat kondisi cuaca angin kencang terjadi, tidak memaksakan diri untuk melaut. “Untuk nelayan tadi sudah diimbau untuk hati-hati saat melaut, alat keselamatan jangan sampai tertinggal dan tidak memaksakan melaut,” jelasnya.

Dijelaskan Tri Andri Afandi, nelayan di Palabuhanratu terjadi dua waktu keberangkatan, yakni subuh menjelang siang sekira pukul 04.00 WIB dan sore hari menjelang malam sekitar pukul 16.00 WIB.

Baca Juga :  5 Daerah Berhawa Paling Dingin di Jawa Barat, Sukabumi Urutan Kedua

“Ya nelayan yang sudah berangkat pagi diharap waspada, yang berangkat sore hari sebaiknya memerhatikan alat keselamatan dan selalu pantau prakiraan cuaca dari BMKG. Kalau dirasa membahayakan sebaiknya menunda keberangkatan,” bebernya.

Lanjut Tri Andri, berdasarkan pantauan di lapangan saat ini kondisi gelombang laut memang tidak begitu tinggi, hanya kondisi angin kencang menurutnya sangat berbahaya bagi nelayan yang melaut. “Angin ini kan menjadi salah satu faktor terjadinya gelombang tinggi,” terangnya.

“Justru yang bahaya itu angin, kan bisa mempengaruhi gelombang tinggi, kepada nelayan diimbau untuk menjaga keselamatan dan tidak memaksakan diri melaut bila cuacanya tidak memungkinkan,” tandasnya.

Berita Terkait

Tile cs asal Sukabumi curi motor santri di Majalengka
Ii, pria asal Pandeglang akhirnya ditangkap polisi di Kadudampit Sukabumi
DPRD Kabupaten Sukabumi: Hak Asasi Manusia adalah kebutuhan
Kali pertama di era Bupati Sukabumi Asep Japar, ini alasan Hari Juang Siliwangi 2025 ditunda
Peringatan Hari Juang Siliwangi 2025 di Sukabumi ditunda, PP: Penyimpangan sejarah, cacat administrasi
Pesan DPRD Kabupaten Sukabumi pada Hakordia 2025: Satukan Aksi Basmi Korupsi
Setelah bertahun-tahun akhirnya jembatan gantung 80 meter di Sukabumi dibangun TNI
Kisah gadis belia asal Sukabumi ditipu bos RM sup kaki kambing, dipaksa prostitusi online

Berita Terkait

Senin, 15 Desember 2025 - 20:58 WIB

Tile cs asal Sukabumi curi motor santri di Majalengka

Sabtu, 13 Desember 2025 - 17:48 WIB

Ii, pria asal Pandeglang akhirnya ditangkap polisi di Kadudampit Sukabumi

Rabu, 10 Desember 2025 - 22:48 WIB

DPRD Kabupaten Sukabumi: Hak Asasi Manusia adalah kebutuhan

Rabu, 10 Desember 2025 - 19:10 WIB

Kali pertama di era Bupati Sukabumi Asep Japar, ini alasan Hari Juang Siliwangi 2025 ditunda

Rabu, 10 Desember 2025 - 16:06 WIB

Peringatan Hari Juang Siliwangi 2025 di Sukabumi ditunda, PP: Penyimpangan sejarah, cacat administrasi

Berita Terbaru