PP Muhammadiyah Minta Masyarakat Waspadai Politik ‘Ikan Lele’

- Redaksi

Jumat, 6 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Ikan Lele | news.detik.com

Ilustrasi Ikan Lele | news.detik.com

SUKABUMIHEADLINES.com – Sekertaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengingatkan perlunya mewaspadai manuver politisi ‘ikan lele’ di tengah pandemi Covid-19. Menurut dia, buruknya penanganan pandemi tidak hanya disebabkan oleh dampak ekonomi semata, tapi juga karena ulah mereka.

Pernyataan tersebut disampaikan Sekum PP Muhammadiyah pada Rabu (4/8/2021). Mu’ti mengatakan istilah politikus ikan lele itu adalah ungkapan yang dipinjamnya dari Buya Syfi’l Ma’arif.

Istilah politikus Ikan Lele merupakan ungkapan yang dipinjamnya dari Mantan Ketum PP Muhammadiyah Syafi’I Ma’arif yang menunjuk pada mereka yang senang tampil memperkeruh suasana dan mengadu domba.

“Politikus Ikan Lele itu adalah politisi yang semakin keruh airnya maka dia itu semakin menikmati kehidupannya. Sehingga sekarang ini banyak sekali orang yang berusaha memancing di air keruh dan banyak orang yang tidak sekadar memancing di air keruh tapi juga memperkeruh suasana,” kata Mu’ti dalam keterangannya yang dikutip di situs Muhammadiyah, Kamis (5/8).

Mu’ti menyatakan bahwa politikus jenis Ikan Lele itu tidak selalu berstatus sebagai pengurus partai politik. Namun, seseorang yang pikirannya selalu mengaitkan berbagai keadaan itu dengan politik, berbagai persoalan di politisasi.

Baca Juga :  Warga Sukabumi Mau Melakukan Perjalanan? Tiga Syarat Ini Harus Dipenuhi Mulai 17 Juli

“Saya menyebut politisi ini tidak selalu mereka yang menjadi pengurus partai politik, tetapi orang yang pikirannya selalu mengaitkan berbagai keadaan itu dengan politik, berbagai persoalan dipolitisasi,” kata Mu’ti dikutip dari news.detik.com.

Menurut Mu’ti, Muhammadiyah tidak ingin masyarakat terseret tindakan para politikus ikan lele tersebut. Ia juga tidak ingin pandemi Covid-19 menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang sakit, baik sakit secara jasmani maupun sakit secara sosial.

“Bangsa yang sakit secara sosial itu adalah bangsa yang masyarakatnya tidak percaya satu dengan yang lainnya. Di mana masyarakatnya saling mencurigai satu dengan yang lainnya dan itu kita juga melihat tanda-tandanya sebagian ada yang berusaha memancing-mancing dan kemudian menumbuhkan rasa saling tidak percaya,” kata Mu’ti dikutip dari cnnindonesia.com.

Berita Terkait

KPU bikin aturan rahasiakan data Capres-Cawapres, termasuk ijazah
Kisah hidup, harta dan kontoversi Budi Arie, loyalis Jokowi dipecat Prabowo dari Menkop
Prabowo reshuffle kabinet, ini daftar 5 menteri dipecat
Beda dengan PAN dan Nasdem, PDIP hanya minta maaf ulah Deddy Sitorus-Sadarestuwati
Matematikanya ngawur, Golkar nonaktifkan Adies Kadir dari DPR RI
Eko Patrio dan Uya Kuya dinonaktifkan dari DPR RI
Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dipecat dari DPR RI
Ahmad Sahroni dipecat usai viral respons kritik bubarkan DPR

Berita Terkait

Senin, 15 September 2025 - 19:42 WIB

KPU bikin aturan rahasiakan data Capres-Cawapres, termasuk ijazah

Rabu, 10 September 2025 - 00:49 WIB

Kisah hidup, harta dan kontoversi Budi Arie, loyalis Jokowi dipecat Prabowo dari Menkop

Senin, 8 September 2025 - 20:13 WIB

Prabowo reshuffle kabinet, ini daftar 5 menteri dipecat

Senin, 1 September 2025 - 15:07 WIB

Beda dengan PAN dan Nasdem, PDIP hanya minta maaf ulah Deddy Sitorus-Sadarestuwati

Minggu, 31 Agustus 2025 - 18:41 WIB

Matematikanya ngawur, Golkar nonaktifkan Adies Kadir dari DPR RI

Berita Terbaru