22 C
Sukabumi
Sabtu, April 20, 2024

Sah, masa jabatan kades kini jadi 8 tahun per periode, Dana Desa ditambah

sukabumiheadline.com - DPR RI secara resmi telah...

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Sarbumusi Ungkap Akar Masalah Wanita Sukabumi Pilih jadi Buruh Pabrik

LIPSUSSarbumusi Ungkap Akar Masalah Wanita Sukabumi Pilih jadi Buruh Pabrik

SUKABUMIHEADLINE.com l Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi) Kabupaten Sukabumi angkat bicara mengenai permasalahan ketenagakerjaan, di mana kondisi hari ini lebih banyak kaum wanita memilih jadi buruh pabrik.

Ketua K-Sarbumusi Kabupaten Sukabumi, Adi Saparul Ardi menilai inti permasalahan bukan karena perempuan ingin atau tidak menjadi buruh, namun kondisi ekonomi membuat mereka tak punya pilihan lain selain menjadi buruh.

“Sebetulnya persoalan buruh perempuan, bukan hanya bicara soal kemauan si perempuannya juga. Harus ditanya perusahaan kenapa lebih memilih perempuan daripada laki-laki jadi karyawannya. Karena kita lihat 90 persen perusahaan di Sukabumi lebih memilih perempuan. Sebenarnya itu bukan masalah. Yang jadi masalah itu ketika muncul dampak sosial,” kata Adi kepada sukabumiheadlines.com, Senin, 5 Juli 2021.

Adi menambahkan, sejatinya masalah ini muncul karena kondisi ekonomi yang semakin sulit, taraf pendidikan rendah, dan kurangnya keterampilan atau skill. Dan lagi-lagi, itu disebabkan kondisi Kabupaten Sukabumi di mana pemerintahnya tak mampu merespon persoalan ketenagakerjaan ini.

“Coba bandingkan dengan kabupaten/kota industri lainnya, seperti di Tangerang, Bekasi dan Jakarta. Mayoritas perempuan lebih memilih jadi ibu rumah tangga atau berwirausaha. Sebab perusahaanya lebih memilih laki-laki menjadi pekerja daripada perempuan,” imbuhnya.

Sarbumusi, kata Adi, sejak awal mengusulkan agar laki-laki lebih banyak diserap jadi tenaga kerja daripada perempuan. Sistem yang berlaku di Sukabumi, di mana perempuan lebih banyak bekerja jadi buruh, membawa dampak yang meluas ke segala bidang, salah satunya dampak sosial.

“Menurut saya, harus ada penekanan dari dinas ketenagakerjaan kepada perusahaan-perusahaan di Sukabumi terkait penyerapan tenaga kerja. Setidaknya dengan penekanan ini bisa mengurangi risiko-risiko yang timbul akibat terlalu banyak mempekerjakan perempuan daripada laki-laki,” lanjutnya.

“Kemudian, beri keterampilan yang bisa mendorong minat perempuan untuk berwirausaha, berkarya walaupun memang cukup berat dan perlu waktu lama. Intinya ini bukan karena kemauan seseorang jadi buruh, tapi kondisi Sukabumi hari ini yang mendorong perempuan jadi buruh,” tandas Adi.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer