Silicon Valley-nya Indonesia Bertahun-tahun Lalu, Bukit Algoritma Sukabumi Gagal

- Redaksi

Rabu, 23 Maret 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bukit Algoritma, Silicon Valley Indonesia di Cikidang. l Istimewa

Bukit Algoritma, Silicon Valley Indonesia di Cikidang. l Istimewa

sukabumiheadline.com l CIBADAK – Pertengahan 2021 lalu ramai pemberitaan terkait rencana pembangunan Silicon Valley-nya Indonesia yang diberi nama Bukit Algoritma. Penelusuran sukabumiheadline.com, ramai pemberitaan terkait Bukit Algoritma sejak April hingga Juni 2021 lalu.

Bukit Algoritma direncanakan akan dibangun di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dan diharapkan akan menjadi salah satu tempat pengembangan teknologi dan industri 4.0.

Seperti diketahui, Bukit Algoritma ini akan memanfaatkan lahan seluas 888 hektar di wilayah Kecamatan Cibadak dan Cikidang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bukit Algoritma sendiri merupakan perusahaan kerjasama PT Kiniku Bintang Raya (KSO) dan BUMN Konstruksi PT Amarta Karya (Persero) Pengembangan Rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0. Kedua perusahaan juga telah melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) Pengembangan Rencana KEK Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 sejak pertengahan tahun 2021 lalu.

Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sujatmiko menyatakan, Bukit Algoritma akan menjadikan Indonesia salah satu negara terdepan dalam bidang teknologi.

Bahkan, dalam pidatonya, Budiman Sujatmiko menyebut pihaknya telah menyiapkan teknologi rekayasa pengolahan nikel. Sehingga, Bukit Algoritma Sukabumi akan menentukan pasar batere dunia.

“Kita lagi ngejar risetnya di sini juga kalau berhasil perusahaan batere dunia akan menginduk ke Sukabumi,” ujar Budiman seperti dilansir dari akun twitter @denismalhotra, pada Kanis (30/12/2021) lalu.

Ditambahkannya, Bukit Algoritma juga akan membuat drone kargo yang bisa terbang sejauh 500 km untuk mengangkut barang seberat 300 kg. Selain itu, akan dibuat drone pasanger untuk para penumpang, serta drone laut untuk nelayan.

“Di bagian mana ikan berkumpul nanti drone yang akan menuntun nelayan, jadi kapal tidak perlu ke mana mana,” jelas Budiman.

Baca Juga :  Gunakan Ambulans, Kades Selingkuhi Istri Orang di Cisolok Sukabumi

Cikidang Gagal Jadi KEK

Maret 2022, atau nyaris satu tahun berlalu, tapi belum terlihat geliat pembangunan apapun di lokasi Bukit Algoritma alias jalan di tempat. Kabar beredar, Bukit Algoritma gagal terwujud karena Cikidang gagal menjadi KEK.

Koran Tempo pada edisi 15 April 2021, memberitakan jika lokasi rencana pembangunan Bukit Algoritma gagal menyandang KEK, setelah Dewan Nasional KEK menyatakan bahwa usulan PT Bintang Raya Lokalestari belum memenuhi persyaratan.

Belakangan, bukan Cikidang, tapi wilayah Lido di perbatasan Sukabumi dan Bogor ditetapkan sebagai KEK Pariwisata. Mengutip kek.go.id, KEK Lido ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah nomor 69 tahun 2021 dengan kegiatan utama pariwisata yang diusulkan oleh PT MNC Land Lido yang telah berpengalaman dalam bidang industrj kreatif, entertainment dan pariwisata.

Lahan seluas 1040 Ha telah disiapkan untuk dibangun menjadi lokasi KEK wisata dengan berbagai daya tarik, mulai dari theme park kelas dunia, golf course, studio film, music & arts center, hingga retail and dining.

Bukit Algoritma Terkendala Investor

Sejak Juni 2021, Budiman Sudjatmiko sesumbar pada di sesi pertama nilai investasi pembangunan mencapai Rp18 triliun. Pembangunan Bukit Algoritma sendiri, kata Budiman, terdiri dari tiga tahap.

Tahap pertama, masa pembangunan tahun 2021-2024. Tahap kedua (2024-2027), dan tahap ketiga (2027-2031). Untuk tahap pertama, nilai investasi pembangunan mencapai Rp18 triliun.

“Komitmen pertama itu Rp18 tirilun, tapi sudah ada komitmen yang lain kemungkinan juga lebih yang jelas ada Rp1,7 triliun khusus untuk riset sensor nelayan, sensor perikanan. Membangun teknologi perkapalan untuk 1,5 juta nelayan di Indonesia tapi kita buat alat sensor ikan di sini Rp1,7 triliun. Itu di luar Rp18 triliun tadi,” kata dia.

Namun, kabar beredar Bukit Algoritma jalan di tempat karena terkendala investor. Namun, tudingan tersebut dibantah Chief Operating Officer Kiniku Bintang Raya KSO Tedy Tricahyono.

Baca Juga :  Guru Honorer Usia 61 di Cidolog Sukabumi, Bingung Jika Tak Ada Uang untuk Bensin

Tedy membantah jika progres Bukit Algoritma tidak jalan di tempat. Senada Budiman, ia menyebut ada tiga tahapan yang dilalui hingga ke tahap pembangunan fisik.

“Kalau bicara pengembangan Bukit Algoritma kita bicara tiga hal. Pertama Investasi, kedua tenant dan terakhir kontraktor atau pembangunan itu sendiri. Jadi tiga hal itu kita bangun bersamaan jadi progres di Bukit Algoritma berhubungan dengan tiga hal itu. Investasinya bagaimana, tenant bagaimana dan kontraktor atau konstruksi bagaimana,” kata Tedy seperti diberitakan detikcom, Ahad (17/10/2021).

Tedy menambahkan, proses pembangunan Bukit Algoritma sendiri sebenarnya sudah berjalan sejak Agustus 2021, meski baru cut and fill di beberapa titik.

“Untuk konstruksi itu sendiri kita sudah selesai membuat masterplan. Sudah membuat trase jalannya lalu videografi 3D mapping kawasan ini, sehingga kita bisa tahu ketika kita mau bangun konstruksi sebesar apa pembangunannya. Bulan Agustus sudah kita mulai cut and fill di beberapa titik dan rencananya setelah masterplan jadi mulai tahun depan progres peningkatan kualitas jalan kawasan dan pengembangan terase jalan baru akan kita mulai,” beber dia.

Tedy juga membantah saat ditanya soal ketidaksiapan pembiayaan. Menurutnya pembiayaan sudah siap untuk fase pertama yang akan dilakukan selama 3 tahun ke depan. Menurutnya pengembangan kawasan diidentikkan dengan pembangunan konstruksi saja.

“Biaya ada tinggal action, fase pertama 3 tahun. Kalau orang melihat biasanya pengembangan kawasan di fokuskan di konstruksi saja, namun kita tidak lepas dari aktivitas atau progres dari tenant. Nah akses untuk mengundang tenant itu kifa sudah bicara dengan sejumlah industri, ada yang berhubungan dengan industri IT kita akan bicara membangun kawasan di sini,” ungkapnya.

Hingga tulisan ini terbit, tidak ada informasi terbaru terkait progres pembangunan Bukit Algoritma pada tahun 2022.

Berita Terkait

Membanding volume panen tanaman perkebunan di Sukabumi, teh tak lagi juara dunia
Membanding jumlah Wanita Sukabumi menurut jenis pekerjaan
Ini lho daftar kecamatan juara nyampah di Kabupaten Sukabumi
Kasepuhan Adat Banten Kidul: Dari Lebak ke Sukabumi, Aki Buyut Bao Rosa hingga Abah Asep Nugraha
Profil Lauw Lanny Farida dan PT GPI: Tambang emas di Sukabumi picu banjir lumpur dan gagal panen
Kecamatan mana terbanyak? Membanding penderita kusta dengan jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi
Membanding jumlah investor asing dan dalam negeri menurut jenis usaha di Kabupaten Sukabumi
5 kota/kabupaten berpenduduk terbanyak 2025 dibanding 2024, Sukabumi nambah berapa?

Berita Terkait

Rabu, 23 April 2025 - 16:47 WIB

Membanding volume panen tanaman perkebunan di Sukabumi, teh tak lagi juara dunia

Selasa, 22 April 2025 - 00:33 WIB

Membanding jumlah Wanita Sukabumi menurut jenis pekerjaan

Senin, 21 April 2025 - 03:02 WIB

Ini lho daftar kecamatan juara nyampah di Kabupaten Sukabumi

Kamis, 17 April 2025 - 00:49 WIB

Kasepuhan Adat Banten Kidul: Dari Lebak ke Sukabumi, Aki Buyut Bao Rosa hingga Abah Asep Nugraha

Jumat, 11 April 2025 - 15:08 WIB

Profil Lauw Lanny Farida dan PT GPI: Tambang emas di Sukabumi picu banjir lumpur dan gagal panen

Berita Terbaru