sukabumiheadline,com – Institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali diserang issu miring dari Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gator Nurmantyo.
Gatot mengatakan, saat ini institusi TNI telah disusupi oleh gerakan kiri, PKI. Menurut dia, indikasi kebangkitan gerakan PKI di tubuh TNI ditandai dengan pembongkaran sejumlah patung atau Diorama Pangkostad ketika itu Mayjen TNI (Purn) Soeharto, Komandan RPKAD/Kopassus ketika itu Kolonel (Purn) Sarwo Edhie, dan Jenderal TNI (Purn) AH. Nasution yang berada di Museum Dharma Bhakti yang berada di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Gambir, Jakarta Pusat.
Menurut Jenderal Gatot, diorama atau patung-patung itu merupakan salah satu bukti sejarah perlawanan TNI terhadap gerakan PKI puluhan tahun silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini menunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus mengakui dalam menghadapi pemberontakan G30S PKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus (dulu RPKAD), peran Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO, jelas akan dihapuskan, dan fakta itu sekarang sudah tidak ada, sudah bersih,” kata Gatot Nurmantyo, dikutip dari viva.co.id.
Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman membantah tudingan Mantan Panglima TNI tersebut. Menurutnya, pembongkaran sejumlah patung atau diorama yang sebelumnya dibuat di bekas ruang kantor Pangkostrad pertama, Mayjen TNI (Purn) Soeharto itu merupakan permintaan dari Pangkostrad ke-34, Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution.
“Tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad,” kata Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman, Senin, 27 September 2021.
Lebih jauh dijelaskan, pada 30 Agustus 2021 lalu, Panglima Kostrad ke-34 Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution datang bersilaturahmi bertemu dengan Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman. Dalam pertemuan tersebut turut hadir sejumlah pejabat Kostrad, di antaranya Kaskostrad dan Irkostrad. Dan di pertemuan itu, Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution meminta izin untuk membongkar patung-patung yang dulu dia bangun ketika masih menjabat sebagai Pangkostrad pada periode 9 Agustus 2011 sampai 13 Maret 2012.
“Jadi Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah (penumpasan G30S/PKI) Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad, tapi pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin,” ujarnya.