Suka Duka Supardi Mengajar 3 Kelas, Bertaruh Nyawa ke Sekolah di Pedalaman Sukabumi

- Redaksi

Senin, 24 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sepeda motor Supardi digotong melintasi sungai. I Dok. Pribadi

Sepeda motor Supardi digotong melintasi sungai. I Dok. Pribadi

SUKABUMIHEADLINE.com I CIBITUNG – Cerita Supardi sebagai guru honorer di pedalaman Kabupaten Sukabumi bisa jadi inspirasi bagi banyak guru di Indonesia. Pardi panggilan akrabnya, adalah guru honorer di pedalaman yang setiap hari akrab dengan jalanan berlumpur.

“Saya mengajar sejak 2012 di SDN Cikawung, tepatnya di Kampung Cikawung, Desa Cidahu, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi, sebuah perkampungan di pedalaman,” ungkap pria 29 tahun itu kepada sukabumiheadline.com. Ahad (23/1/22) malam.

Supardi mengaku hatinya terketuk untuk mengabdikan diri serta keinginannya mengamalkan ilmu yang dimiliki agar anak-anak di pedalaman Sukabumi mendapatkan pendidikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Saya ingin mengabdikan diri untuk bangsa di bidang pendidikan, ditambah saya ingin mengamalkan ilmu yang saya, agar kelak anak-anak di sini bisa berguna bagi nusa dan bangsa,” tambah dia.

Sepuluh tahun Pardi mengabdi di SDN Cikawung. Meskipun, permintaan bantuan guru tidak pernah terkabulkan, ia mengaku ikhlas dan tetap semangat agar anak-anak Cikawung mendapatkan pendidikan.

2 5
Supardi guru honorer di SDN Cikawung. I Dok. Pribadi

“Tekad saya kuat yang tertanam di dalam hati untuk ikut mencerdaskan anak bangsa, apalagi dengan kondisi sekolah tempat saya mengajar, jauh dari pusat kota. Jadi, kalau bukan kita siapa lagi yang peduli terhadap pendidikan mereka,” terangnya.

Baca Juga :  Curug Larangan, Rekomendasi Destinasi Wisata Alam yang Sejuk di Sukabumi

Meskipun jika membanding honor dengan kebutuhan bak jauh panggang dari api, namun Pardi ikhlas melakukan tugasnya.

“Untuk gaji, perbulannya, alhamdulillah menerima sebesar Rp750 ribu. Pasti semua guru honorer mengatakan itu jauh dari harapan, tapi saya terima dengan ikhlas, ridha, yang penting anak-anak di pedalaman Sukabumi mendapat pendidikan layak,” kata guru yang sudah menempuh SQ itu.

Untuk menutupi kekurangan penghasilan sebagai guru honorer, Pardi memilih beternak dan bercocok tanam di ladang.

“Pekerjaan tetap lainnya tidak ada, namun saya memelihara domba, serta bercocok tanam seperti menanam bawang, cabe, dan yang lainnya untuk saya jual, itu saya lakukan demi menutupi kebutuhan. Alhamdulillah walaupun modalnya kecil hasilnya ada, walaupun tidak banyak,” jelasnya.

Suka Duka

Supardi mengajar di tiga kelas berjumlah 29 siswa. Perjuangan Supardi bukan hanya mengajar, tetapi juga harus menempuh waktu berjam-jam untuk sampai di sekolah tempatnya mengajar.

“Jarak dari rumah ke tempat saya mengajar butuh waktu kurang lebih satu jam setengah kalau kondisi kemarau, tapi kalau musim hujan bisa dua jam lebih. Dengan kondisi medan yang berat, tanah berdebu kalau kemarau, dan tanah becek jika hujan,” ungkap Pardi.

Baca Juga :  7 Korban Kebakaran Pabrik Garmen PT HJ Busana Indah Cicurug Sukabumi
3 4
Kondisi jalan yang selalu dilewati Supardi menuju tempat ia mengajar. I Dok. Pribadi

Karenanya, lanjut dia, ada dua alternatif jalan yang bisa ditempuh agar bisa ke sekolah, yaitu menempuh jalur pantai dengan melintasi sungai atau muara. Namun, jika air laut sedang pasang bisa membahayakan jika nekad menyebarang tanpa perhitungan matang.

Walaupun duka yang ia rasakan sangat berat, namun dibalik itu semua terbayar oleh anak didiknya yang penuh keceriaan dan semangat untuk mendapatkan ilmu yang ia berikan.

“Mungkin selain memikirkan anak didik saya, di sekolah juga suka memikirkan kebutuhan lain, terutama untuk kebutuhan di rumah karena menjadi guru honorer itu jauh dari kata sejahtera, tapi alhamdulillah rasa itu terobati ketika saya melihat anak-anak di sekolah dengan penuh semangat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan saya,” tambah guru satu anak itu.

Supardi berharap agar ia bersama guru honorer lainnya diperhatikan kesejahteraannya, serta diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN).

“Ini pasti harapan dari semua guru honorer, adalah kesejahteraan guru honorer dan segera diangkat menjadi ASN,” pungkasnya.

Berita Terkait

Baru nikah 10 hari, pria asal Sukabumi malah bacok kepala istri
Keracunan MBG: Pemilik SPPG di Sukabumi ungkap dugaan mengejutkan, sabotase?
Bocah 6 tahun di Kabandungan Sukabumi dianiaya kakek temannya
Polisi selidiki motif dan identitas pria asal Sukabumi ditemukan tewas di Garut
Ini dia Ali Saepudin, pria 33 tahun pemotor ugal-ugalan di Cicurug Sukabumi
Pesan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi dalam peringatan Hari Santri Nasional 2025
Pelaku bacok pelajar SMK Teknika Cisaat Sukabumi dibekuk di Cicantayan
Nasib tragis Eem Suhaemi, wanita asal Sukabumi ditemukan tewas dalam sumur

Berita Terkait

Rabu, 29 Oktober 2025 - 02:03 WIB

Baru nikah 10 hari, pria asal Sukabumi malah bacok kepala istri

Minggu, 26 Oktober 2025 - 23:26 WIB

Keracunan MBG: Pemilik SPPG di Sukabumi ungkap dugaan mengejutkan, sabotase?

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 02:07 WIB

Bocah 6 tahun di Kabandungan Sukabumi dianiaya kakek temannya

Jumat, 24 Oktober 2025 - 16:27 WIB

Polisi selidiki motif dan identitas pria asal Sukabumi ditemukan tewas di Garut

Rabu, 22 Oktober 2025 - 20:35 WIB

Ini dia Ali Saepudin, pria 33 tahun pemotor ugal-ugalan di Cicurug Sukabumi

Berita Terbaru

Dampak banjir di Cisolok Kabupaten Sukabumi - Sukabumi Sehati

Jawa Barat

Banjir kepung Jawa Barat, dari Sukabumi, Bogor hingga Karawang

Selasa, 28 Okt 2025 - 17:42 WIB