23 C
Sukabumi
Kamis, April 25, 2024

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Kisah perjalanan spiritual Philippe Troussier, eks pelatih Timnas Vietnam Mualaf

sukabumiheadline.com - Philippe Troussier, mantan pelatih Tim...

Garai Oleh-oleh di Parungkuda Sukabumi, Omset Tembus Jutaan per Hari

EkonomiGarai Oleh-oleh di Parungkuda Sukabumi, Omset Tembus Jutaan per Hari

SUKABUMIHEADLINES.com I PARUNGKUDA – Demi bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya, setiap orang dituntut terus berusaha. Banyak orang yang harus bekerja keras terlebih dahulu. Bahkan, tidak sedikit pula yang mengalami keterpurukan, sebelum kemudian meraih kesuksesan dalam bisnisnya.

Ketekunan dalam berbisnis menjadi salah satu kunci untuk mencapai kesuksesan. Nasib baik berpihak pada mereka yang mau bekerja keras. Ketekunan dan kegigihan pula yang menjadi kunci sukses Dadang Nugraha (37).

Bagi seorang Dadang, mengawali usaha sebagai penjual oleh-oleh berupa makanan ringan di Kampung Cipanggulaan, Desa Pondokkasolandeuh, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, tentu bukan perkara mudah.

Sebelum memulai bisnisnya saat ini, Dadang adalah pemasok hasil bumi, seperti umbi-umbian, pisang, dan hasil bumi lainnya ke gerai-gerai oleh-oleh.

“Awalnya saya hanya memasok hasil bumi ke tempat oleh-oleh, ternyata banyak peminatnya dari luar kota. Setelah itu, memberanikan diri membuka tempat berjualan oleh-oleh sendiri,” ungkapnya kepada sukabumiheadlines.com, Rabu (24/11/2021) pagi.

Sebelum membuka gerai di kampung halamannya, Pondokkasolandeuh, Dadang juga pernah membuka gerai usaha yang sama di wilayah Kampung Ongkrak, Desa Pamuruyan, Kecamatan Cibadak.

Setelah terkena gusuran di daerah Pamuruyan, Dadang akhirnya memilih pindah ke Pondokkasolandeuh. Selain itu, ia juga membuka usahanya di beberapa titik lainnya, dari mulai Cibadak hingga Cigombong, Kabupaten Bogor.

“Awalnya saya buka jualan ini di sekitaran Jalan Pamuruyan namun waktu itu ada penggusuran akhirnya saya pindah ke Pondokkasolandeuh terus buka juga di beberapa titik mulai dari exit tol Cigombong sampai ke Cibadak,” jelasnya.

Modal Rp20 Juta’

Diakui Dadang, modal awal yang ia keluarkan untuk membangun usahanya tersebut sekira Rp20 juta. “Kurang lebih Rp20 juta, saya alokasikan untuk mengontrak lahan kosong seluas 18×3 meter, membangun tempat usaha, serta belanja barang dan lainnya,” ungkapnya.

Oleh-oleh yang dijual Dadang, selain hasil bumi, juga makan ringan, seperti keripik tempe, peuyeum singkong, sale pisang, emping, kemplang, dan berbagai macam lainnya.

“Oleh-oleh yang saya jual sebagian ada yang saya buat sendiri seperti keripik tempe, tapi ada juga yang dikirim dari suplayer,” kata Dadang.

Untuk hasil penjualan dari makanan ringan hasil kreasinya, Dadang mengaku bisa menikmati keuntungannya sendiri. Hal itu berbeda dengan makanan ringan yang dipasok oleh suplayer, memakai sistem bagi hasil.

“Jadi kalau item yang saya buat sendiri itu sudah pasti keuntungannya untuk saya. Kalau yang dipasok suplayer, sistemnya bagi hasil. Konsinyasi aja, kalau sudah kadaluarsa bisa ditukar, paling lama seminggu. Begitu juga dengan jenis manisan,” tambah dia.

Omset Rp1 Juta per Hari

Semua jenis makanan ringan yang dijual Dadang terbilang murah, antara Rp15.000-Rp20.000 per kantong.

Berawal dari modal usaha sebesar Rp20 juta dan buah ketekunannya, Dadang saat ini berhasil meraup omset Rp200 ribu-Rp300 ribu per hari saat weekday, dan saat weekend atau libur nasional omsetnya bisa bisa mencapai minimal Rp1 juta per hari.

“Omset per hari Rp200 sampai Rp300 ribu kalau hari-hari biasa. Kalau hari libur atau weekend bisa mencapai jutaan,” ungkapnya.

Diakui Dadang, dagangan oleh-olehnya memang mengandalkan penjualan saat hari libur karena sebagian besar pembelinya merupakan wisatawan dari luar kota yang berkunjung ke Sukabumi. “Kebanyakan yang habis liburan, main ke Palabuhanratu dan Geopark Ciletuh,” pungkas dia.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer