24 C
Sukabumi
Sabtu, Juli 27, 2024

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

Honda dan Suzuki Ketar-ketir, Yamaha Vinoora 125 Dirilis, Desain Retro dan Lampu Unik

sukabumiheadline.com l Yamaha resmi memperkenalkan skutik baru...

Tadashi Yanai, CEO Uniqlo berharta Rp585 triliun tapi cuma punya 2 baju dan peduli Palestina

EkonomiTadashi Yanai, CEO Uniqlo berharta Rp585 triliun tapi cuma punya 2 baju dan peduli Palestina

sukabumiheadline.com – Ini adalah kisah Tadashi Yanai, orang terkaya Jepang yang memiliki harta Rp585 triliun. Meski punya harta triliunan, kehidupannya jauh dari kesombongan. Bahkan, dia hanya punya 2 baju saja di lemari pakaian.

Perlu diketahui, Tadashi Yanai adalah konglomerat pemilik jaringan toko baju, Uniqlo. Sebenarnya, sejak kecil dia memang sudah hidup lebih dari cukup. Bapaknya memiliki toko pakaian pria bernama Ogori Shoji, di Ube, Yamaguchi Jepang. Berkat itu pula dia bisa bersekolah sampai jenjang universitas.

Meski menjadi pewaris bisnis keluarga, pria kelahiran 7 Februari 1949 itu tidak langsung mengurusi toko Ogori Shoji. Dia malah menjadi sales di Supermarket Jusco selama setahun sebelum akhirnya keluar atas desakan bapaknya. Barulah selanjutnya dia turun gunung membesarkan toko baju bapaknya itu tepat di tahun 1984.

Turun gunung-nya Yanai dibarengi juga oleh pembukaan toko baju bernama Unique Clothing Warehouse yang disingkat Uniclo. Uniclo khusus menjual pakaian olahraga pabrikan ternama asal Amerika Serikat (AS) seperti Nike dan Adidas. Akibat warga Jepang saat itu sedang gandrung terhadap produk AS, praktis Uniclo yang menjual barang dengan harga murah pun laris-manis.

Imbasnya, di Jepang, Uniclo sudah ada diseantero negeri. Singkat cerita, gerai Uniclo pun berubah nama menjadi Uniqlo akibat kesalahan staf menulis nama toko di Hong Kong.

Tak disangka, perubahan nama itu justru menjadi berkah. Gerai Uniqlo ibarat virus. Ini menyebar sangat cepat dalam waktu cukup singkat. Sampai tahun 1998 saja, Uniqlo sudah memiliki 300-an toko.

Kendati demikian, Yanai tak puas. Dia tak mau Uniqlo hanya menjual barang-barang produk dari perusahaan lain. Dia ingin Uniqlo seperti H&M, Marks & Spencer, Esprit dan produk Eropa lain yang memproduksi pakaian sendiri. Lantas, mengutip situs ABC, Yanai berkonsultasi dengan John Jay, pakar periklanan.

Kata Jay, Uniqlo sebaiknya membuat baju yang diperuntukkan untuk orang Asia. Apabila merek-merek Eropa yang sudah disebut sebelumnya menjual barang untuk orang Eropa, maka Uniqlo harus membuat baju sesuai karakteristik Asia. Selain itu perusahaannya juga diharuskan untuk membuat baju menggunakan teknologi yang membuat pengguna merasa cocok.

Sebagaimana dituliskan Fast Company, dari nasehat inilah Uniqlo membuat tiga jenis produk baju antara lain pakaian sangat ringan (lightweight), pakaian untuk cuaca dingin dan membuat suhu tetap panas (heat tech), dan pakaian yang adem (airism). Tak disangka seluruh ketiga jenis produk itu laku di pasar Asia.

Bagi orang Asia yang sering beraktivitas maka mereka membeli kategori lightweight. Bagi penduduk tropis seperti Indonesia maka mereka membeli produk airism. Begitu pula penduduk Asia beriklim dingin, maka mereka membeli heat tech.

Ketiga kategori inilah yang menjadi kunci sukses penjualan Uniqlo. Berkat inovasi ini pula, dalam laman resminya, Uniqlo memiliki 2.394 gerai di seluruh dunia. Di Indonesia saja ada 63 toko. Semuanya tergabung di bawah bendera Fast Retailing.Co milik Yanai.

Atas besarnya bisnis Uniqlo, kini Yanai dinobatkan Forbes sebagai orang terkaya nomor satu di Jepang. Sedangkan Bloomberg International Index menempatnya di urutan ke-35 sebagai orang terkaya di dunia. Tercatat, harta kekayaanya mencapai US$ 38,6 miliar atau setara Rp585 triliun.

Menariknya, tulis CEO Magazine, Tadashi Yanai juga mengikuti trend kesederhanaan berpakaian ala bos Facebook Mark Zuckerberg atau bos Microsoft Bill Gates. Diketahui, selama menjalani aktivitas sehari-hari, dia hanya memiliki 2 baju di lemari pakaian.

Dua baju itu adalah wol Merino berwarna biru tua senilai US$15. jumper dan setelan biru +J hasil kolaborasi Uniqlo dengan desainer Jerman Jil Sander.

Dukung perjuangan Palestina

Konflik Israel dengan Palestina yang terjadi sejak tanggal 7 Oktober 2023 seakan tiada ujungnya, jumlah korban baik dari pihak Israel dan, terutama, pihak Palestina terus menerus bertambah.

Dunia seakan-akan “terbelah” karena konflik ini, ada yang mendukung Israel dan tidak sedikit pula yang mendukung Palestina.

Baru-baru ini, seperti dikutip oleh akun Instagram @infopalembangterkini, pendiri sekaligus CEO Uniqlo, sebuah Perusahaan fashion terkenal dari Jepang, Tadashi Yanai menegaskan bahwa dia akan terus membantu kebutuhan para pengungsi di manapun.

Tentunya hal ini juga termasuk para. pengungsi Palestina, dalam hal kebutuhan pakaian dan harapan hidup yang lebih baik.

“Kami akan terus menyediakan pakaian yang dibutuhkan para pengungsi dan memberi mereka harapan untuk kehidupan yang lebih baik,” ujar Tadashi seperti dikutip oleh akun Instagram @infopalembangterkini.

Seperti dikutip oleh laman United Nations Relief and Works Agency (UNRWA), sejak September 2016, UNRWA dan Uniqlo telah menandatangani perjanjian kemitraan untuk meningkatkan kualitas hidup dari lebih 450.000 lebih pengingsi Palestina yang tinggal di Lebanon.

Bantuan yang dikirimkan oleh Uniqlo dalam perjanjian mereka dengan UNRWA, salah satunya, adalah dengan mengirimkan 42.000 potong pakaian musim dingin kepada anak-anak pengungsi yang paling rentan dan keluarga mereka.

Sekalipun dalam hal politik Uniqlo netral tapi dalam hal kemanusian Uniqlo menunjukan komitmennya.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer