29.3 C
Sukabumi
Minggu, Mei 5, 2024

Thrust Defender 125, Motor Matic Maxi Bikin Yamaha XMAX Ketar-ketir, Cek Harganya

sukabumiheadline.com l Thrust Defender 125, diprediksi bakal...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Karya Tirta Kerey Bambu, Melestarikan Usaha Turun Temurun di Citamiang Sukabumi

EkonomiKarya Tirta Kerey Bambu, Melestarikan Usaha Turun Temurun di Citamiang Sukabumi

SUKABUMIHEADLINE.com l KADUDAMPIT – Kerey bambu seakan tak lekang oleh waktu. Meskipun kini banyak produk Kerey dari bahan plastik, tapi keberadaannya seakan memiliki pasar fanatik yang membuat para perajin gorden alami ini tetap bertahan.

Di Sukabumi, Jawa Barat, ada banyak sentra industri kecil yang memproduksi kerey dari bambu. Bahkan, beberapa di antaranya sudah turun temurun hingga generasi ketiga.

Salah satu sentra industri kecil tersebut, adalah kelompok usaha Karya Tirta Kerey Bambu di Kampung/Desa Citamiang RT 09/02, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.

Menurut Ketua Karya Tirta Kerey Bambu Mohammad Ridho, usaha tersebut belum lama ini kembali beroperasi setelah vakum akibat pandemi Covid-19.

“Baru jalan lagi setelah pandemi Covid-19. Usaha ini sudah turun temurun di sini, jadi relatif banyak yang memiliki keahlian membuat Kerey bambu,” kata Ridho.

Kerey bambu produk Citamiang ini, kata Ridho dijual dengan harga bervariasi, tergantung model dan bahan yang digunakan. Untuk bahan dari daging bambu, dijual Rp120 ribu per lembar.

“Kalau untuk bahan hinis (kulit bambu-red) dengan daging yang relatif tebal, dijual 250 ribu per lembar,” jelas Ridho.

Ridho menambahkan, untuk pemasaran sejauh ini baru menjangkau sekitar wilayah Sukabumi dan Bogor.

“Pemasarannya secara online aja, melalui media sosial. Sejauh ini pesanan masih seputar wilayah Sukabumi, seperti Surade, Sukaraja, sampai Bogor,” ungkapnya.

Sementara, terkait kendala, Ridho menyebut kelompok usahanya yang terdiri dari delapan orang tersebut, saat ini terkendala soal permodalan.

“Kami membutuhkan tambahan modal usaha sekitar 15 jutaan karena sudah lumayan lama vakum, baru sekarang mulai produksi lagi,” pungkas Ridho.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer