24 C
Sukabumi
Selasa, April 30, 2024

Cek Harga Vivo V30 Pro, Mirip iPhone Versi Murah dengan Fitur Menarik

sukabumiheadline.com l Pemberitaan tentang kehadiran Vivo V30...

5 Fakta Pengusaha asal Cibadak Sukabumi Dikubur Hidup-hidup oleh Dukun Pengganda Uang

LIPSUS5 Fakta Pengusaha asal Cibadak Sukabumi Dikubur Hidup-hidup oleh Dukun Pengganda Uang

sukabumiheadline.com l CIBADAK – Kabar menghebohkan datang dari Banjarnegara, Jawa Tengah, terkait pengungkapan pembunuhan berantai oleh seorang dukun pengganda uang, Mbah Slamet Tohari (46).

Diketahui, dari hasil autopsi menyebutkan salah seorang korbannya adalah Paryanto (53), seorang warga Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Adapun, modus pelaku menghabisi Paryanto adalah penipuan (Pasal 378 KUHP). Diketahui, korban menagih janji dukun tersebut terkait uang yang dijanjikan, tapi akhirnya dibunuh.

Berikut 5 fakta Paryanto, seorang pengusaha asal Cibadak yang dibunuh hidup-hidup oleh Mbah Slamet.

1. Pebisnis Barang Antik dan Tinggal di Cisaat

Diperoleh informasi jika Paryanto selama ini dikenal sebagai pebisnis barang antik dan batu akik. Sebelum terjun ke bisnis itu, Paryanto merupakan kontraktor. Hal itu diungkapkan anak Paryanto, GE.

“Ayah saya bisnis di bidang kaya semacam perbatuan, terus barang-barang antik,” kata remaja berusia 15 tahun itu.

2. Warga Cibadak Tinggal di Cisaat

Paryanto disebut sudah tidak memiliki keluarga. Kedua orang tuanya sudah meninggal dunia, sedangkan mantan istri dan anaknya tinggal di Subang Jaya, Kota Sukabumi.

Paryanto lahir di Jakarta, 24 Januari 1970, dan beralamat sesuai KTP di Kampung Pasar RT 01/03, Desa Karang Tengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Mobil milik Paryanto dibiarkan rusak. l Istimewa
Mobil milik Paryanto dibiarkan rusak. l Istimewa

Meskipun demikian, Paryanto memilih tinggal seorang diri di sebuah kontrakan di wilayah Kampung Rambay, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.

Sementara, rumah Paryanto di Karang Tengah dibiarkan dalam keadaan kosong dan rusak serta tidak berpenghuni.

3. Sudah Diingatkan Anak Agar Tidak Ikut Penggandaan Uang

Sementara, GE sendiri mengaku terakhir bertemu dengan ayahnya tersebut pada awal Januari 2023. GE mengantar ayahnya ke Banjarnegara sekira November-Desember 2022.

Diakui GE, dirinya pernah mengingatkan ayahnya agar tidak ikut-ikutan dalam kegiatan penggandaan uang.

“Saya sempat mengingatkan ayah untuk berhenti ikut-ikutan uka-uka (penggandaan uang), karena dengan bisnis yang dijalaninya, penghasilan ayah sudah cukup,” kata GE.

4. Diracun dan Dikubur Hidup-hidup 

Informasi dihimpun, Paryanto dibunuh pelaku dengan cara dikubur hidup-hidup setelah sebelumnya dipaksa menenggak minuman ringan yang dicampur obat tidur dan potasium saat ritual.

Pelaku nekad membunuh Paryanto lantaran kesal karena terus menerus ditagih setelah sebelumnya korban PO dijanjikan akan melipatgandakan uang korban yang telah disetorkan, dari Rp70 juta menjadi Rp5 miliar.

Fakta tersebut disampaikan Heri Purnama Tanjung, kuasa hukum keluarga korban di Sukabumi. Menurut Heri, untuk mendatangkan uang hasil penggandaan dari yang disetorkan Paryanto kepada Mbah Slamet, harus dilakukan ritual dengan bertapa tanpa tidur.

Korban kemudian diberi minuman ringan dalam kemasan yang sudah dicampur racun. Saat korban melakukan ritual dan sudah meminum racun tersebut, pelaku mempersiapkan kuburan dengan menggali lubang sambil menunggu reaksi racun dalam tubuh korban.

“Setelah lemas tidak berdaya tapi masih dalam hidup, korban dimasukkan ke lubang yang sudah dipersiapkan tersebut,” kata Heri.

Keterangan tersebut, ujar Heri, didapatkan dari petugas medis yang melakukan autopsi terhadap jasad korban Paryanto. Korban masih sempat bertahan beberapa waktu sebelum akhirnya meninggal dunia di dalam timbunan tanah.

Heri menyatakan, saat dievakuasi dari lubang yang dibuat pelaku, hanya jasad Paryanto yang masih utuh. Mungkin karena baru dikubur selama dua pekan.

“Tetapi korban yang lain ada yang masih utuh setengah dan ada juga sudah jadi tengkorak. Saya pikir pelaku ini sangat sadis dalam melakukan pembunuhan ini,” ujar dia.

Setelah jenazah korban selesai diautopsi pada Senin (3/4/2023), pihak keluarga dari Sukabumi langsung menjemput ke Banjarnegara membawa jenazah.

Tiba pada Selasa (4/4/2023) sekira pukul 08.00 WIB, korban langsung dimakamkan di TPU Selamanjah, Karang Tengah, sekira pukul 09.00 WIB.

5. Korban Sudah Menyerahkan Uang Rp90 Juta

Heri  juga mengungkapkan total kerugian materi dari Paryanto mencapai lebih dari Rp90 juta. Hal tersebut terlihat dari mutasi rekening milik korban. Jumlah tersebut belum termasuk barang-barang korban yang menjadi barang bukti diduga dibuang ke beberapa daerah oleh pelaku.

“Kalau dari orang tua GE sekitar Rp90 juta lebih. Itu dari mutasi rekening Rp90 juta mungkin lebih dari itu karena uang tunainya kita nggak tahu. Handphone dibuang di kali di Cirebon, kalau mobil (rental) di Wonosobo,” kata Heri.

Heri menyatakan, kuasa hukum akan terus mengawal kasus pembunuhan berencana dengan cara diracun terkait penipuan penggandaan uang itu.

Proses hukum masih berjalan karena belum semua jasad ditemukan. Kemungkinan jumlah korban masih banyak. Saat ini baru 12 jasad korban yang ditemukan. Baca lengkap: Warga Sukabumi dan 11 Korban Dibunuh Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer