Pensiun Dini PLTU Palabuhanratu Sukabumi Masih Terkendala

- Redaksi

Rabu, 19 April 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PLTU Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. l Istimewa

PLTU Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Institute for Essential Services Reform (IESR) mengatakan persoalan pengambilalihan PLTU Palabuhanratu yang akan dilakukan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dari PT PLN masih terganjal sejumlah hal, salah satunya perihal negosiasi harga jual beli tenaga listrik (PJBL) atau power purchase agreement (PPA).

Namun, Fabby menilai persoalan kurang mulusnya pengambilalihan PLTU Palabuhanratu ini masih wajar karena due diligence perlu mengalukasikan semua aspek. Namun demikian, permasalahan ini tidak akan mengancam program pemensiunan pembangkit batubara yang telah ditetapkan pemerintah.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa menjelaskan, secara umum tujuan PLN melakukan pemensiunan dini PLTU untuk mendorong transisi energi. Melalui penjualan aset pembangkit batubara, PLN bisa mendapatkan dana tambahan untuk berinvestasi ke energi hijau. Bahkan melalui upaya ini, PLN bisa mengurangi risiko terjadinya overcapacity listrik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berkaca pada persoalan pemensiunan PLTU Pelabuhan Ratu yang saat ini belum juga menemukan titik tengah, Fabby melihat masih ada sejumlah hal yang dinegosiasikan yakni perjanjian jual beli listrik (PJBL), nilai aset, dan pendanaan yang tersedia di mana hal ini berhubungan erat dengan kondisi suku bunga.

Baca Juga :  Sedang KBM, Pohon Kelapa Timpa Bangunan SDN di Ciemas Sukabumi

Diberitakan sukabumiheadline.com sebelumnya, PLTU Palabuhanratu yang berada di wilayah Pantai Selatan Kabupaten Sukabumi itu akan dibeli oleh Bukit Asam (PTBA) supaya bisa dipensiunkan sembilan tahun lebih awal, di mana seharusnya umur pembangkit 24 tahun, masa operasinya akan dipangkas menjadi 15 tahun.

Adapun terkait nilai asetnya, PLN menawarkan nilai aset PLTU Pelabuhan Ratu senilai US$ 400 juta. Adapun PTBA akan menimbang penjualan listrik untuk mendapatkan dana pengembalian investasi.

“Seharusnya kesepakatan jual beli aset sudah sepaket dengan perjanjian jual beli tenaga listrik karena kemudian valuasi dari nilai aset juga tergantung pada kontrak PPA untuk 15 tahun ke depan, berapa tarif listriknya, bagaimana kondisinya sehingga investasi PTBA bisa kembali,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Ahad (16/4/2023).

Sementara, yang bisa dinegosiasikan di dalam PPA itu adalah kapasitas listrik yang wajar di mana PLN ingin menurunkan capacity factor (CF).

Baca Juga :  Merawat Tradisi, Warga Kampung di Sukabumi Ini Selalu Pindah-pindah Tempat Tinggal

Selain itu, untuk bisa dipensiunkan dari 24 tahun menjadi 15 tahun, suku bunga juga turut menentukan bunga dari pendanaan. Hal ini tentu menjadi bagian dari kalkulasi Bukit Asam.

Fabby melihat due diligence yang dilakukan secara komprehensif dilakukan PTBA karena berhubungan dengan aset BUMN. Dia menilai perlu juga ada review dari Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan terkait aksi korporasi ini.

“Hal ini dilakukan supaya Bukit Asam tidak membeli aset yang akan kemahalan,” ujar dia.

Di sisi lain, pemensiunan PLTU Pelabuhan Ratu dan pembangkit lainnya yakni PLTU Pacitan telah ditentukan menjadi pilot project bagi program pemensiunan dini pembangkit batubara lainnya. Jika nantinya menggunakan mekanisme ETM tidak berjalan, maka pemerintah bisa menggunakan skenario pengalihan aset melalui cara lain.

“Bisa jadi aset BUMN langsung dijual ke swasta saja dan menggunakan mekanisme lain misalnya saja INA/SWF atau JETP,” tandasnya.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P Hutajulu menyatakan secara umum saat ini pemerintah masih membahas program pemensiunan dini PLTU.

“Pemerintah masih membahas program pemensiunan PLTU, dibantu oleh organisasi internasional,” ujar Jisman.

Berita Terkait

Penghubung Sukabumi senilai Rp7,7 triliun jadi jalan tol pertama diresmikan Prabowo 2026
Mau gaji Rp55 juta per bulan? Jepang butuh 40 ribu naker asal RI
Uang pensiun Jokowi Rp30,2 juta per bulan, tagihan listrik dan kesehatan ditanggung
KRL Bogor mau lanjut ke Sukabumi? Ini komentar Kemenhub terbaru
Profil Tasya Farasya, beauty influencer berdarah Sukabumi dan kehidupan pribadi
Resensi buku-buku karya motivator bisnis asal Sukabumi dan profil Dewa Eka Prayoga
Sukabumi ke berapa? Adu besar UMK 2025 se-Jawa Barat
Rencana jalur KRL Commuter Line hingga ke Sukabumi, ini penjelasan KAI

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 14:15 WIB

Penghubung Sukabumi senilai Rp7,7 triliun jadi jalan tol pertama diresmikan Prabowo 2026

Minggu, 5 Oktober 2025 - 17:20 WIB

Mau gaji Rp55 juta per bulan? Jepang butuh 40 ribu naker asal RI

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 19:04 WIB

Uang pensiun Jokowi Rp30,2 juta per bulan, tagihan listrik dan kesehatan ditanggung

Jumat, 3 Oktober 2025 - 16:53 WIB

KRL Bogor mau lanjut ke Sukabumi? Ini komentar Kemenhub terbaru

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:23 WIB

Profil Tasya Farasya, beauty influencer berdarah Sukabumi dan kehidupan pribadi

Berita Terbaru

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi - Kang Dedi Mulyadi

Jawa Barat

Kebijakan Dedi Mulyadi Rp1.000 Sapoe diragukan warga Sukabumi

Senin, 6 Okt 2025 - 19:25 WIB