Tessa Wijaya, Wanita Sukabumi Jadi Bos Fintech Terbaik ke-4 Top 100 Asia-Pacific Women-Powered

- Redaksi

Selasa, 2 Januari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tessa Wijaya, COO dan Co-Founder Xendit. l MIT Fintech

Tessa Wijaya, COO dan Co-Founder Xendit. l MIT Fintech

sukabumiheadline.com l Tessa Wijaya, Chief Operating Officer (COO) Xendit, menjadi salah satu dari dua belas perempuan Indonesia yang dinobatkan sebagai Top 100 Asia-Pacific Women-Powered, High-Growth Businesses, oleh bank swasta terbesar di dunia, J.P. Morgan Private Bank.

Capaian prestasi tersebut merupakan pengakuan terhadap Tessa dalam membesarkan Xendit sebagai startup teknologi finansial yang merevolusi infrastruktur pembayaran digital di Asia Tenggara.

Tessa juga merupakan salah satu dari sedikit co-founder perempuan di Indonesia yang berhasil membawa startup fintech-nya meraih status unicorn.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Wanita kelahiran Sukabumi ini telah memimpin Xendit sebagai COO sejak tahun 2016. Sebelumnya, ia berkarier di bidang sektor keuangan private equity. Baca lengkap: Tessa Wijaya, Wanita Sukabumi Pendiri Startup Xendit Bernilai US$1 Miliar

Setelah menghabiskan masa kecilnya di Kota Sukabumi, Tessa melanjutkan pendidikan S1 di Syracuse University, USA (1999-2003) dan S2 University of Sydney, Australia (2004-2006). Baca lengkap: Jabatan dan Pendidikan Mentereng Mojang Sukabumi Pendiri Unicorn Bernilai Rp14,2 T

Namun, ketertarikannya pada industri finansial dan teknologi mengantarnya untuk melakukan lompatan karier dan mendirikan Xendit bersama 3 co-founder yang lainnya, yakni Moses Lo, Juan Gonzalez, dan Bo Chen.

Untuk informasi, Xendit merupakan startup fintech yang menyediakan layanan pembayaran digital sebagai payment gateway dan telah berkembang pesat di Indonesia, Filipina, dan baru-baru ini berekspansi ke Malaysia.

Baca Juga :  Yuk, mengenal 5 pahlawan perempuan Sunda

Tessa memegang peran penting dalam membesarkan Xendit, terutama karena ia bertanggung jawab untuk mempertahankan efisiensi operasional, meningkatkan inovasi perusahaan, dan memperluas jangkauan layanan Xendit ke luar negeri.

Tessa Wijaya dinobatkan sebagai Top 100 Asia-Pacific Women-Powered. l Istimewa
Tessa Wijaya dinobatkan sebagai Top 100 Asia-Pacific Women-Powered. l Istimewa

“Saya merasa bangga bisa menjadi salah satu perwakilan Indonesia yang mendapatkan pengakuan prestisius dari J.P. Morgan Private Bank. Ini merupakan bukti kuat bahwa para perempuan dapat berkarya dan bersinar tanpa batas, dengan dukungan lingkungan yang tepat,” kata Tessa Wijaya.

“Saya berharap seiring dengan berjalannya waktu, akan ada lebih banyak para perempuan di Indonesia yang menuangkan talenta dan passion-nya di sektor teknologi,” imbuhnya.

Karier Tessa Wijaya 

Perjalanan karir Tessa tidak selalu mulus. Xendit pernah mengalami beberapa kegagalan di tahap awal pendiriannya. Salah satu masalah yang mengganjal saat itu adalah product fit, yaitu ketidaksesuaian produk dengan preferensi pengguna.

Setelah melakukan evaluasi, tim Xendit pun beralih dari ide lamanya dan melakukan pivot bisnis menjadi platform pembayaran digital.  Menurut Tessa, sebagai pendiri startup, sangat penting untuk bisa meninggalkan ego atau emosi, dan membuat keputusan objektif berdasarkan metrik yang ada, agar startup bisa ‘naik kelas’ ke level yang lebih tinggi.

“Penting bagi setiap perempuan untuk mempunyai sosok panutan atau role model, karena hal tersebut bisa memotivasi kita untuk terus melangkah walaupun ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Selain itu, penting juga untuk menemukan partner yang tepat dalam menjalankan bisnis bersama,” paparnya.

Baca Juga :  Dituduh dukun santet, wanita asal Sukabumi ini disiksa kakak saat mau pergi mengaji

Dengan tim yang solid, mereka siap membantu ketika kita mengalami kesulitan dan kita juga selalu terdorong untuk melakukan yang terbaik,” lanjut Tessa.

COO dan Co-Founder Xendit, Tessa Wijaya. l Istimewa
COO dan Co-Founder Xendit, Tessa Wijaya. l Istimewa

J.P. Morgan Private Bank menilai sektor bisnis high-growth yang paling banyak dipimpin oleh perempuan di kawasan Asia Pasifik adalah Teknologi (22%), Ritel & FMCG (19%), dan Kesehatan (16%).

Terbukti ketiga sektor ini berhasil menggalang Rp300 triliun ($20 milyar), yaitu 57% dari total penggalangan dana. Indonesia sendiri menjadi negara ketiga setelah Tiongkok dan Hong Kong SAR, yang berhasil meraih putaran investasi skala mega terbesar, dengan total pendanaan Rp4,5 triliun ($303 juta).

Di bawah kepemimpinan Tessa pula Xendit menjadi startup fintech asal Indonesia yang berhasil menduduki peringkat keempat dalam dengan nilai valuasi di atas US$1 miliar atau Rp14,8 triliun pada 2021.

Bahkan, dia menjadi menjadi wanita Indonesia pertama yang menjadi salah satu pendiri perusahaan B2B yang berhasil mencapai status unicorn.

Perusahaan ini pun mencapai status unicorn setelah berhasil mengamankan putaran pendanaan sebelumnya pada September 2021 dan sudah memiliki lebih dari 3.500 pelanggan dan melaporkan transaksi tahunan meningkat tiga kali lipat dari 65 juta menjadi 200 juta dari 2021 hingga 2022.

Berita Terkait

Mengenal pesona green stone Sukabumi yang mendunia
Petani Cidadap Sukabumi keluhkan harga pupuk subsidi dijual lebih mahal
Selain Maruarar Sirait, anaknya juga ngebet investasi di Persib Bandung, ternyata ini alasannya
Rencana Persib listing di Bursa Efek Indonesia, ini ulasan tujuan dan proses IPO
Rajin kritik Dedi Mulyadi, ternyata gaji Komisioner KPAI capai Rp26 juta per bulan
Hanipa, pesepakbola Timnas Putri asal Sukabumi ini minta bantuan Dedi Mulyadi
Pendiri Microsoft, Bill Gates tak ingin mati dalam keadaan kaya: Memalukan
Persib masuk bursa efek, Menteri PKP akan investasi Rp100 M, berharta Rp1,5 T ini rinciannya

Berita Terkait

Rabu, 4 Juni 2025 - 00:16 WIB

Mengenal pesona green stone Sukabumi yang mendunia

Selasa, 3 Juni 2025 - 13:00 WIB

Petani Cidadap Sukabumi keluhkan harga pupuk subsidi dijual lebih mahal

Senin, 2 Juni 2025 - 19:36 WIB

Selain Maruarar Sirait, anaknya juga ngebet investasi di Persib Bandung, ternyata ini alasannya

Kamis, 29 Mei 2025 - 08:40 WIB

Rencana Persib listing di Bursa Efek Indonesia, ini ulasan tujuan dan proses IPO

Rabu, 28 Mei 2025 - 10:00 WIB

Rajin kritik Dedi Mulyadi, ternyata gaji Komisioner KPAI capai Rp26 juta per bulan

Berita Terbaru