sukabumiheadline.com – Usia hanyalah soal angka?
Bicara usia tentunya tidak selalu linear dengan produktivitas seseorang. Bisa jadi seorang yang tergolong tua secara usia, namun masih tetap aktif dan produktif bekerja dan berkarya.
Jika dalam agama Islam diajarkan agar fokus ke urusan dunia, setelah berusia di atas 40 tahun, namun tidak berarti harus berhenti berkarya. Keduanya tentu bisa dijalani dengan seimbang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karenanya, banyak kepala daerah yang sebelumnya merupakan birokrat. Usai pensiun, kemudian banyak di antaranya memilih berkarier di dunia politik dan maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), mencalonkan bupati/wakil bupati, atau gubernur/wakil gubernur.
Demikian dengan 5 bupati tertua di Jawa Barat ini, setelah pensiun kelimanya memilih terus berada di lingkungan pemerintahan dengan menjadi kepala daerah.
Terkait kinerja masing-masing bupati, warga di lima kabupaten di bawah ini tentunya memiliki penilaian tersendiri yang tidak kami ulas di sini.
Berikut adalah 5 bupati tertua di Jawa Barat, lengkap dengan profil singkat dan riwayat pendidikan.
5. Bupati Majalengka, 56 tahun

Drs. H. Eman Suherman, MM, lahir 15 Maret 1969. Sebelum menjabat Bupati Majalengka, ia adalah seorang mantan birokrat pegawai negeri sipil (PNS).
Eman lahir dan besar di Majalengka. Ia mengenyam pendidikan sarjana di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa dan melanjutkannya ke Universitas Surapati (S2).
Ia kemudian menjadi seorang pegawai negeri sipil pada tahun 1994 di Pemerintah Kabupaten Majalengka. Selama menjadi birokrat, ia memegang beberapa jabatan seperti Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi, Kepala Dinas Bina Marga Cipta dan Karya, serta Sekretaris Daerah Kabupaten Majalengka.
Eman Suherman merupakan Bupati Majalengka ke-24 yang mulai menjabat sejak 20 Februari 2025. Pada Pilkada Serentak 2024, ia mencalonkan diri sebagai Bupati Majalengka, didampingi oleh Dena Muhamad Ramdhan sebagai calon wakil bupati.
Mereka didukung oleh Koalisi Indonesia Maju Plus. Pada pemilu bupati tersebut, ia unggul atas bupati petahana Karna Sobahi dengan memperoleh 441.570 suara, menjadikannya Bupati Majalengka terpilih.
4. Bupati Kuningan, 57 tahun

Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si. lahir pada 20 Januari 1968. Ia meraih S3 (Program Doctoral) Manajemen Administrasi Pemerintahan, Konsentrasi Pengembangan Kinerja Sumber Daya Manusia di Universitas Pasundan Bandung.
Sebelumnya, Dian berhasil meraih S2 Administrasi Pemerintahan, Universitas Tujuh Belas Agustus Cirebon, setelah menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu Sosial, STKS Bandung.
Dian merupakan birokrat karier di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan. Ia pernah menjabat Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (2009-2011), lalu Kepala BAPPEDA (2011-2013), dan Kepala Dinas Pendapatan Daerah (2013-2016). Kemudian, Dian mendapatkan jabatan baru sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (2016-2018).
Sebelum terpilih sebagai Bupati Kuningan, Dian terakhir menjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan (2018-2024).
Baca Juga: Catatan kritis 100 Hari Kerja Bupati/Wabup Sukabumi, LKK beri nilai 2 dari 10
3. Bupati Sukabumi, 62 tahun

Drs. H. Asep Japar, MM, lahir 10 November 1963 di Garut. Saat ini ia memilih menjadi politikus Partai Golongan Karya. Baca selengkapnya: Profil Asep Japar: Bupati Sukabumi ke-19, termiskin di Jawa Barat
Asep Japar, merupakan Bupati Sukabumi ke-19, melanjutkan estafet Marwan Hamami, yang juga merupakan kader Partai Golkar. Baca selengkapnya: Asep Japar ke-19, ini daftar Bupati Sukabumi dari masa ke masa
Dalam bidang pendidikan, Asep menempuh bangku sekolah dasar hingga menengah di Kabupaten Garut. Ia mengenyam pendidikan di SD Negeri 1 Cangkuang (1969–1975), SMP Negeri Leles (1977–1980) dan SMA Negeri Leles (1980–1983).
Tiga tahun setelah menamatkan pendidikan SMA, ia melanjutkan pendidikan sarjana di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Garut dan mendapatkan gelar Doktorandus pada 1989. Pada 2002, Asep meraih gelar Magister Manajemen setelah mengenyam pendidikan S2 di Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta.
4. Bupati Cirebon, 64 tahun

Drs. H. Imron Rosyadi, M.Ag. lahir 17 Desember 1961. Ia merupakan Bupati Cirebon ke-28. Sebelum menjadi Bupati Cirebon, Imron Rosyadi adalah seorang birokrat dan politikus PDI Perjuangan.
Ia menjabat Bupati Cirebon untuk periode 2025-2030 bersama wakilnya Agus Kurniawan Budiman. Sebelumnya, Imron menjabat Wakil Bupati Cirebon berpasangan dengan Sunjaya Purwadi (2019-2024).
Sebelum terjun ke dunia politik, Imron adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cirebon.
Imron menamatkan pendidikan di SDN Batembat Cirebon, lalu melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon. Di Pondok Pesantren tersebut, Imron menjadi santri selama kurang lebih 9 tahun, mulai dari tahun 1974 hingga 1983 dari tingkat MTs (setara SMP) dan MA (setara SMA).
Selepas menyelesaikan pendidikannya di ponpes, Imron melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi Islam, yakni ke Institut Agama Islam Negeri (kini Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati) jurusan Perdata Agama Islam. Imron menyelesaikan S2 Magister Manajemen di STIE Jakarta pada 1988 dan S2 Magister Agama.
Untuk informasi, sebelum Imron dilantik menjadi Bupati Cirebon, Penjabat Bupati Cirebon diduduki oleh birokrat asal Sukabumi, Wahyu Mijaya. Baca selengkapnya: Jabatan baru Wahyu Mijaya, birokrat asal Sukabumi di bawah komando Dedi Mulyadi
1. Bupati Ciamis, 65 tahun

Dr. H. Herdiat Sunarya, adalah Bupati Ciamis ke-42. Ia lahir di Kuningan, pada 10 Oktober 1960. Pria yang akrab dipanggil Kang Herdiat ini adalah politikus dan birokrat Indonesia yang menjabat Bupati Ciamis 2 periode yakni 2019—2024 dan 2025—2030, bersama wakilnya, Yana Diana Putra.
Sebagai mantan PNS, Herdiat pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis.
Kader Partai Gerindra ini menamatkan pendidikannya di SDN 1 Kawali (1973), SMPN 1 Kawali (1976), dan SMAN 1 Ciamis (1979). Ia kemudian menamatkan pendidikan S1 di Universitas Pasundan (1990), S2 di STIE Widya Jayakarta (2002), dan S3 di Universitas Pasundan (2017).
Sebagai perbandingan, usia Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, lahir 10 Desember 1965, atau 70 tahun.