PDIP Sebut Demokrat Gunakan Bansos untuk Menangi Pemilu 2009

- Redaksi

Jumat, 5 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. l Ilustrasi: Fery Heryadi

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. l Ilustrasi: Fery Heryadi

SUKABUMIHEADLINE.com l JAKARTA – Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto kembali menyinggung kepemimpinan Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Hasto menyebut kebijakan pemberian bantuan sosial (bansos) era SBY jelang Pemilu 2009.

Dikutip dari viva.co.id, Hasto menyampaikan itu saat webinar yang digelar CSIS Indonesia, Senin, 1 November 2021.

Hasto semula berbicara mengenai pelaksanaan pemilu di Indonesia yang menjadi beban keuangan negara. Dalam pernyataannya, Hasto menyebut mengenai adanya kebijakan penguasa yang diambil untuk merebut hati rakyat dengan tujuan mengambil keuntungan agar memenangkan pemilu.

“Coba CSIS menghitung berapa pemilu kita dari pusat sampai daerah dan itu adalah beban bagi APBN. Beban bagi keuangan negara, belum lagi dampak dari politik populism akibat bansos yang kemudian menjadi model setelah itu diterapkan pada 2009 dalam politik bansos,” kata Sekretaris Jenderal PDIP itu, dalam webinar bertema ‘Menimbang Sistem Pemilu 2024’.

Baca Juga :  Soal Kecurangan Pemilu, Ganjar Pranowo: Tak Boleh Ragu, Tabrak!

“Peneliti Australia Dr. Marcus Mietzner dari Low Institute for Internasional Policy yang menyebut pemerintahan SBY, dalam waktu satu tahun yakni dari 2008 sampai 2009 membelanjakan 2 miliar dolar AS untuk Bansos,” kutip dia.

Kebijakan ini, sambung Hasto, tentu sangat membebani negara dan bisa menyebabkan sebuah negara mengalami krisis.

“Apa yang saya sampaikan ini berdasarkan data penelitian. Dia tak asal bicara dan juga tidak memiliki tujuan untuk politisasi,” kata Hasto.

Berita Terkait

KPU bikin aturan rahasiakan data Capres-Cawapres, termasuk ijazah
Kisah hidup, harta dan kontoversi Budi Arie, loyalis Jokowi dipecat Prabowo dari Menkop
Prabowo reshuffle kabinet, ini daftar 5 menteri dipecat
Beda dengan PAN dan Nasdem, PDIP hanya minta maaf ulah Deddy Sitorus-Sadarestuwati
Matematikanya ngawur, Golkar nonaktifkan Adies Kadir dari DPR RI
Eko Patrio dan Uya Kuya dinonaktifkan dari DPR RI
Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dipecat dari DPR RI
Ahmad Sahroni dipecat usai viral respons kritik bubarkan DPR

Berita Terkait

Senin, 15 September 2025 - 19:42 WIB

KPU bikin aturan rahasiakan data Capres-Cawapres, termasuk ijazah

Rabu, 10 September 2025 - 00:49 WIB

Kisah hidup, harta dan kontoversi Budi Arie, loyalis Jokowi dipecat Prabowo dari Menkop

Senin, 8 September 2025 - 20:13 WIB

Prabowo reshuffle kabinet, ini daftar 5 menteri dipecat

Senin, 1 September 2025 - 15:07 WIB

Beda dengan PAN dan Nasdem, PDIP hanya minta maaf ulah Deddy Sitorus-Sadarestuwati

Minggu, 31 Agustus 2025 - 18:41 WIB

Matematikanya ngawur, Golkar nonaktifkan Adies Kadir dari DPR RI

Berita Terbaru