Ada Anggota NATO Ingin Perang di Ukraina Lebih Lama Supaya Rusia Melemah

- Redaksi

Jumat, 22 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. l Istimewa

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. l Istimewa

SUKABUMIHEADLINES.com l Turki menuduh beberapa sekutu NATO-nya menginginkan perang Rusia di Ukraina berlangsung lebih lama untuk melemahkan Vladimir Putin itu. Turki menuduh negara-negara itu hanya berambisi agar Rusia menjadi lemah karena perang dan sanksi internasional yang lebih lama.

“Ada negara-negara di dalam NATO yang ingin perang berlanjut. Mereka ingin Rusia menjadi lebih lemah,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu seperti diberitakan The New Arab, Kamis (21/4/2022).

Pernyataan Mevlut keluar saat pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia tampaknya terhenti setelah pertemuan tatap muka terakhir di Istanbul bulan lalu. Meskipun mereka telah dijadwalkan untuk melanjutkan pembicaraan damai selanjutnya secara daring.

Namun, Cavusoglu tidak menyebut negara mana saja yang menudukung perang lebih lama itu secara langsung. Sebelumnya juga, Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov mengatakan pada Rabu (20/4/2022) bahwa Ukraina menarik diri dari apa yang telah ada kesepakatan.

Baca Juga :  5 Jenderal Gugur, Pejabat di Sekeliling Putin Dikabarkan Terpecah

Turki merupakan Anggota NATO yang dituduh telah memasok Ukraina dengan pesawat tak berawak, tetapi telah menghindar dari menjatuhkan sanksi terhadap Rusia bersama sekutu Barat.

Seperti diberitakan sebelumnya, Turki memiliki hubungan baik dengan Ukraina dan Rusia, dan telah menengahi untuk mengakhiri konflik dan menawarkan untuk menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin.

Turki telah dua kali menjadi tuan rumah negosiasi langsung antara Rusia dengan Ukraina, pada 10 Maret antara. Dalam pertemuan tersebut, hadir Menteri Luar Negeri Ukraina dan Rusia di kota Selatan Antalya. Kemudian, pada 29 Maret antara negosiator kedua belah pihak di Istanbul

Berita Terkait

Pangeran MbS tegaskan sikap Arab Saudi: Gaza milik Palestina!
Demo Gen Z di Nepal: Flexing anak pejabat, larangan medsos hingga sulitnya pekerjaan
Diplomat RI di Peru tewas setelah ditembak tiga kali dari jarak dekat
Beda dengan Indonesia, anggota DPR Swedia: Kami warga biasa, tak dapat tunjangan
Bukan cuma Indonesia, ini 5 negara rayakan hari kemerdekaan bulan Agustus
Intervensi saksi pengadilan, Presiden Kolombia masih berkuasa divonis 12 tahun penjara
Momen PM Inggris gelar rapat kabinet darurat untuk akui Negara Palestina
Setelah Perancis, kini Kanada akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB

Berita Terkait

Rabu, 10 September 2025 - 22:11 WIB

Demo Gen Z di Nepal: Flexing anak pejabat, larangan medsos hingga sulitnya pekerjaan

Selasa, 2 September 2025 - 22:03 WIB

Diplomat RI di Peru tewas setelah ditembak tiga kali dari jarak dekat

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 23:22 WIB

Beda dengan Indonesia, anggota DPR Swedia: Kami warga biasa, tak dapat tunjangan

Minggu, 10 Agustus 2025 - 02:52 WIB

Bukan cuma Indonesia, ini 5 negara rayakan hari kemerdekaan bulan Agustus

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 22:08 WIB

Intervensi saksi pengadilan, Presiden Kolombia masih berkuasa divonis 12 tahun penjara

Berita Terbaru