Ade Kumis, Pemulung Ini Bertahan Meski Rumah Terancam Abrasi Pantai Palabuhanratu Sukabumi

- Redaksi

Senin, 14 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rumah Ade Kumis terancam abrasi pantai. l sukabumiheadlines.com

Rumah Ade Kumis terancam abrasi pantai. l sukabumiheadlines.com

SUKABUMIHEADLINE.com l PALABUHANRATU – Abrasi yang terjadi di Pantai Cipatuguran, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengancam dua rumah warga ambruk.

Pantauan di lapangan kondisi salah satu dari dua bangunan rumah warga yang berdiri di sekitar Pantai Cipatuguran tepatnya di Kampung Babakananyar Cipatuguran tersebut, bagian pondasi sudah habis tergerus air laut. Sehingga, salah satu ruangan dari bangunan rumah semi permanen milik Ade Kumis (40) kondisinya saat ini nyaris ambruk.

Ade Kumis mengungkapkan sudah satu tahun lebih mendiami rumah tersebut, sebelumnya kondisi bangunan kokoh dan jauh dari bibir pantai. Namun seiring waktu, abrasi akibat gelombang pasang air laut, membuat bangunan rumahnya terancam ambruk.

“Kemarin kemarin gak separah ini, biasa biasa saja, adanya abrasi ini dampak dari Tongkang terdampar di pinggir pantai, jadi ombak tidak langsung ke pantai, malah terlebih dulu menerpa badan tongkang dan ombak jadi terlempar ke sini lebih besar,” ujarnya.

“Saya ikut istri di sini, sudah satu tahun lebih. Sebelum rumah saya terancam ambruk, di sebelah rumah saya ada rumah tetangga, karena sudah tergerus mereka pindah,” sambungnya.

Berita Terkait : Rumah Warga Babakananyar Sukabumi Nyaris Ambruk, Kapal Tongkang Dituding Jadi Penyebab

Dijelaskan Ade Kumis, dirinya dan keluarga bukan tidak ingin pindah rumah, karena terkendala biaya dan tidak memiliki tanah untuk bisa membuat rumah kembali, karenanya terpaksa masih mendiami rumah tersebut meski risiko ambruk mengancam.

Baca Juga :  Tiang Telepon Miring, Warga Caringin Sukabumi Kesal

“Saya bingung juga, tanah segini-gininya, kalau pindah gimana, ngontrak juga gimana, boro-boro buat bangun rumah atau ngontrak, buat makan sehari-hari aja sudah pas-pasan,” jelasnya.

Ade Kumis mengaku saat malam hari terjadi gelombang pasang dan ombak besar selau dihantui perasaan was-was, namun dia hanya pasrah. “Kalau malam ya takut iya, istri saya sudah ngungsi ikut tetangga dan keluarga terdekatnya di kampung sebelah, kalau saya tidur di sini,” terangnya.

Tidak sedikit, lanjut Ade Kumis, tetangga menyarankan untuk pindah rumah dan mengontrak, namun karena tidak ada biaya terpaksa masih menempati rumah tersebut. “Ada yang menyarankan untuk pindah, ngontrak lah, tapi saya gak punya biaya. Saya kerja serabutan, mulung limbah,” tandasnya.

Berita Terkait

Pandangan Umum Fraksi di DPRD Kabupaten Sukabumi soal Raperda Penanggulangan Kebakaran
Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi: Raperda PPT PKSDA dan evaluasi APBD 2026
Pesan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi di Hari Pahlawan 2025
Nahas, siasat pelaku kejahatan di Sukaraja Sukabumi tetap terungkap
Usia mau setengah abad, 3 pria Sukabumi masih bisnis haram
Pria Cianjur diduga bundir, ternyata lagi nongkrong di Sukabumi usai tulis wasiat
Truk terjun ke jurang di Cisolok Sukabumi
Tabung gas bocor, 20 ribu ekor ayam hangus terbakar di Cikembar Sukabumi

Berita Terkait

Rabu, 12 November 2025 - 17:56 WIB

Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi: Raperda PPT PKSDA dan evaluasi APBD 2026

Senin, 10 November 2025 - 19:56 WIB

Pesan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi di Hari Pahlawan 2025

Senin, 10 November 2025 - 11:23 WIB

Nahas, siasat pelaku kejahatan di Sukaraja Sukabumi tetap terungkap

Sabtu, 8 November 2025 - 19:15 WIB

Usia mau setengah abad, 3 pria Sukabumi masih bisnis haram

Sabtu, 8 November 2025 - 03:29 WIB

Pria Cianjur diduga bundir, ternyata lagi nongkrong di Sukabumi usai tulis wasiat

Berita Terbaru