Agar tak dikuasai swasta, Kang Dedi Mulyadi akan beli semua mata air di Jawa Barat

- Redaksi

Rabu, 12 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi - Kang Dedi Mulyadi

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi - Kang Dedi Mulyadi

sukabumiheadline.com – Agar tidak dikuasai swasta, Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi menyatakan akan membeli seluruh sumber mata air di Jawa Barat. Pernyataan itu disampaikan Dedi saat menggelar pertemuan dengan sejumlah anggota DPRD Jawa Barat di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang.

Dedi mengatakan, pihaknya akan membeli sumbe mata air tersebut karena suatu saat harganya akan sangat mahal.

“Kenapa? Karena suatu saat itu akan menjadi barang yang sangat mahal,” kata Dedi dalam akun TikTok @dedimulyadiofficial dikutip sukabumiheadline.com, Rabu (12/2/2025).

Ketika sumber mata air sudah dikuasai oleh swasta dan diperjualbelikan, lanjut Dedi, rakyat tidak punya lagi akses. Imbasnya harga air akan lebih mahal dibandingkan BBM. “Sekarang pun (harga) sudah sama sih,” kata Dedi.

Dia menginginkan, aspirasi anggota DPRD Jabar dipakai mengusulkan itu. Nanti diusulkan membeli mata air di daerah mana, dan gunungnya.

“Pak ini mata air di sini beli dong, ini gunungnya, daripada gunung ini sudah menjadi milik publik,” kata Dedi.

Baca Juga :  Mulai hari ini Dedi Mulyadi basmi aksi premanisme di Jawa Barat, begini caranya

Dia mengaku, salah seorang yang dulu rewel dalam permasalahan perhutanan sosial saat dirinya menjadi wakil ketua Komisi IV DPR RI. Dia mewanti-wanti Menteri Lingkungan Hidup tentang perhutanan sosial yang di dalamnya ada sumber mata air.

Menurut Dedi, antisipasi harus dilakukan karena areal pinggiran hutan nanti akan berubah menjadi perkebunan. Setelah berubah jadi perkebunan lalu akan menjelma menjadi perumahan yang dimiliki pihak swasta.

“Laut ada sertifikatnya sekarang mah, gunung juga sama, belum langit aja yang belum ada sertifikatnya,” ujar Dedi.

Berita Terkait

UMKM Sukabumi, ini 18 ide usaha daur ulang sampah bakal tren di 2026
Bukan karena bosnya mualaf, sebab ini JNE Indonesia dipuji Menteri Haji Arab Saudi
UMKM Sukabumi, ini 10 saran Menko Perekonomian, BI, dan pakar di 2026: KUR hingga go digital
Menteri UMKM: Miris, batik hingga jilbab murah dari China kuasai pasar RI
8 tren bisnis UMKM 2026: Conversational commerce hingga dukungan pemerintah
Harga tiket Kereta Wisata Jaka Lalana: Jadwal dan stasiun di Sukabumi yang disinggahi
4 tren isu utama 2026 warga Sukabumi harus aware: Ekbis, teknologi, sospol, ekonomi hijau
11 tren bisnis 2026: Niche lokal, ramah lingkungan dan serba digital, cek ulasan spesifiknya

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 00:01 WIB

UMKM Sukabumi, ini 18 ide usaha daur ulang sampah bakal tren di 2026

Rabu, 3 Desember 2025 - 15:37 WIB

Bukan karena bosnya mualaf, sebab ini JNE Indonesia dipuji Menteri Haji Arab Saudi

Rabu, 3 Desember 2025 - 08:00 WIB

UMKM Sukabumi, ini 10 saran Menko Perekonomian, BI, dan pakar di 2026: KUR hingga go digital

Rabu, 3 Desember 2025 - 00:58 WIB

Menteri UMKM: Miris, batik hingga jilbab murah dari China kuasai pasar RI

Rabu, 3 Desember 2025 - 00:27 WIB

8 tren bisnis UMKM 2026: Conversational commerce hingga dukungan pemerintah

Berita Terbaru

Kemenkum Jawa Barat bahas perlindungan merek di Sukabumi - Ist

Regulasi

Kemenkum Jawa Barat bahas perlindungan merek di Sukabumi

Kamis, 4 Des 2025 - 21:55 WIB

Ilustrasi mantan pacar - sukabumiheadline.com

Konten

Heboh 4 Desember Hari Mantan Sedunia, benarkah?

Kamis, 4 Des 2025 - 19:35 WIB