sukabumiheadline.com l Setiap akhir bulan September banyak warga negara Indonesia langsung teringat pada peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S), di mana ada enam Jenderal TNI AD dan satu orang Perwira Menengah TNI AD tewas dibunuh pada subuh tanggal 1 Oktober 1965 di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Menurut Putra keempat Dipa Nusantara Aidit (DN Aidit), Ilham Aidit, dampak dari peristiwa G30S sangat sedikit dibicarakan di banyak literatur dan buku-buku sejarah. Karenanya, banyak orang kata dia sibuk dan hanya fokus dengan peristiwa G30S.
“Padahal dampaknya luar biasa, ada penjarahan, penangkapan, pemenjaraan ada yang mengakibatkan terbunuhnya satu juta orang lebih. Kemudian ada peristiwa hampir 12 ribu orang dibuang ke pulau Buru,” kata Ilham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ilham menyampaikan hal itu di berbagai kesempatan. Dari mulai wawancara langsung hingga acara debat di berbagai stasiun televisi nasional.
“Ada sekira 800 orang yang sampai sekarang itu masih ada di luar negeri akibat kebijakan pemerintah yang tidak memperbolehkan mereka kembali,” kata Ilham lagi.
Ilham juga menyebut Peraturan Mendagri tahun 1981 yang melarang mereka yang terkait langsung atau tidak langsung dengan PKI atau komunisme sebagai biang kerok sulitnya menjadi pegawai negeri sipil (PNS), guru, tentara atau aktif di lembaga tinggi negara.
Diakuinya, ia harus gagal menjadi seorang PNS sebanyak dua kali lantaran menjadi keturunan dari DN Aidit.
“Nah rangkaian dari peristiwa itu ada lima fragmen. Dan menurut saya itu harus menjadi bagian dari sejarah bangsa ini,” ujarnya.
“Ada keterlibatan negara secara intens secara sengaja terstruktur dan masif dan untuk kemudian mendiskriminasikan keturunan PKI ataupun pendukung Soekarno dan itu sebetulnya sangat-sangat kejam. Peluang hidup orang dipersempit gara-gara itu,” ujarnya.
Karena itu, Ilham meminta masyarakat harus melakukan kajian ulang sejarah bangsa ini dengan jujur dan berani kemudian dituliskan di buku-buku sejarah agar generasi mendatang mewarisi sejarah yang benar.
Profil Ilham Aidit
Ir. Ilham Aidit (lahir 18 Mei 1959) adalah seorang pegawai sipil dan arsitek asal Indonesia yang dikenal sebagai putra keempat dari pasangan Dipa Nusantara Aidit dan dr. Soetanti. Ia adalah saudara kembar dari Irfan dan memiliki empat anak, dua perempuan dan dua laki-laki.
Ilham Aidit lahir 18 Mei 1959 di Moskwa, Rusia. Ia memiliki saudara kandung, yakni Ibarruri Putri Alam (kakak), Ilya Aidit (kakak), Iwan Aidit (kakak), Irfan Aidit (saudara kembar).
Keponakan Sobron Aidit ini adalah alumnus Teknik Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
Ia merupakan salah satu Pemrakarsa, Pendiri dan Pendukung Forum Silaturrahmi Anak Bangsa (FSAB) yang didirikan oleh generasi kedua dan ketiga dari mereka yang di masa lalu terlibat dalam berbagai konflik politik kekerasan dan kekerasan dalam politik di Indonesia. Saat ini, Ilham Aidit adalah Ketua Wilayah III Partai Buruh dan pernah terlibat dalam proyek rekonstruksi Aceh.