sukabumiheadline.com – Keberadaan etnis Tionghoa di Sukabumi, Jawa Barat, memiliki catatan panjang. Meskipun harus berjuang stereotipe negatif dan diskriminatif selama masa perjuangan hingga pascakemerdekaan Republik Indonesia, faktanya mereka sudah benar-benar menyatu dengan warga kota ini yang mayoritas dari etnis Sunda hingga kini.
Bahkan, banyak dari mereka yang kemudian turut mengharumkan nama daerah dan negara. Salah satu yang diabadikan namanya dalam banyak catatan, adalah Aristide William Lauw-Zecha atau populer sebagai William Lauw-Zecha.
Informasi dihimpun sukabumiheadline.com, Aristide William Lauw-Zecha lahir pada 1899 di Sukabumi, Hindia Belanda (Indonesia). Ia meninggal di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 1983.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Semasa hidupnya di Sukabumi, William Zecha dikenal sebagai seorang pemilik kebun dan pebisnis asal Indonesia.
Berita Terkait: Intip kehidupan mewah artis Michelle Saram, menantu konglomerat asal Sukabumi
Kuliah di Amerika Serikat
Pada usia 24, Aristide William Lauw-Zecha menamatkan pendidikannya dari Iowa State University, Amerika Serikat (AS), tepatnya pada 1923. Alhasil, ia menjadi orang Sukabumi dan Indonesia pertama yang lulus dari universitas terkemuka di AS.
Selama kuliah, ia aktif di Himpunan Mahasiswa Tionghoa di Amerika Serikat Bagian Timur, dan bahkan terpilih sebagai konselor eksekutif dari himpunan tersebut.
Setelah kembali ke Hindia Belanda, Aristide William Lauw-Zecha membantu keluarganya dalam mengelola tanah partikelir dan bisnis, serta menggantikan ayahnya sebagai distributor resmi dari Parker Pen.
Berita Terkait:
- Profil Tunku Tan Sri Abdullah, putra Raja Malaysia yang menikahi Wanita Sukabumi
- Kisah Wanita Sukabumi, Che Engku Chesterina, sepupu miliarder jadi bangsawan Malaysia

William Zecha kemudian menikahi wanita Tionghoa asal Malaysia, Lim Kim See, dan memiliki lima orang anak, yakni Andrew Lauw-Zecha, Allen Lauw-Zecha, Adrian Willem Lauw-Zecha, Alwin Lauw-Zecha, dan Austen Lauw-Zecha.
Lima orang putra tersebut kemudian dikuliahkan di Amerika Serikat. Salah satunya adalah Alwin yang akhirnya lulus dari Universitas Tufts pada 1956.
Dengan demikian, William Zecha merupakan kakek dari Ajai Lauw-Zecha, bos Hotel Regent International Singapura. Baca selengkapnya: Mengenal Ajai Lauw, bos Hotel Regent International Singapura berdarah Sukabumi
Asal-usul William Zecha

Dari namanya, bisa ditelusuri jika ia berasal dari keluarga Lauw-Sim-Zecha, bagian dari ‘Cabang Atas’ di Hindia Belanda, dan merupakan ayah dari Adrian Lauw-Zecha, pendiri Aman Resorts. Baca selengkapnya: Mengenal ortu, istri, anak dan sepupu Adrian Zecha, raja hotel dunia asal Sukabumi
Berita Terkait:
- Rp50 juta per malam, Intip interior hotel di Jawa Tengah milik pengusaha asal Sukabumi
- Intip kemewahan Aman Dubai di tepi Pantai Jumeirah 2, properti ke-35 miliarder asal Sukabumi
Dengan demikian, ia merupakan anak dari Louis Tjeng Bie Lauw-Zecha yang berkerabat dengan Lauw Tek Lok, Letnan Cina (kakek dari pihak ayah) dan
Louisa Zecha (nenek dari pihak ayah). Louisa kemudian menikah dengan tokoh Tionghoa berpengaruh di Sukabumi, Sim Keng Koen. Baca selengkapnya: Leluhur Adrian Zecha, Karena Sim Keng Koen Perayaan Cap Go Meh di Sukabumi Dimundurkan
Baca Juga: Mengenal Kapitan Sim Keng Koen, Cabang Atas Kakek Buyut Miliarder asal Sukabumi
Bisnis keluarga William Zecha
Keluarga Lauw-Sim-Zecha memiliki sejumlah tanah partikelir dan kebun di sekitar Batavia dan Sukabumi, serta hidup dengan mewah sebagai keluarga Cina teratas di Sukabumi.
Ayah kandung Lauw-Sim-Zecha, Louis Lauw-Zecha, adalah pemilik tunggal dari Soekaboemische Snelpersdrukkery, sebuah perusahaan percetakan dan peralatan kantor. Louis juga berbisnis di bidang budidaya teh dan padi, serta ekspor dan impor, termasuk mobil.
Mulai 1911, Louis Lauw-Zecha juga menjadi distributor resmi dari Parker Pen di Hindia Belanda. Hingga pada 1920, Louis menunjuk seorang profesional asal Amerika, Edwin F. Lee, untuk bertindak sebagai manajer bagi semua bisnisnya di Hindia Belanda.
Baca Juga: Beda dengan Ahmad Sahroni, pria asal Sukabumi ini terusir ke Singapura dan jadi miliarder
Ketika masa pendudukan Jepang, tanah partikelir dan bisnis milik keluarga Lauw-Zecha berhasil selamat dari rampasan tentara Nippon Hindia Belanda selama Perang Dunia II, dan revolusi Indonesia mulai 1945 hingga 1950.
Namun, pada 1956, presiden pertama Indonesia, Sukarno, menasionalisasi sejumlah aset milik swasta di Indonesia, sehingga memaksa Aristide William Lauw-Zecha bersama anak istri, dan sejumlah kerabatnya untuk keluar dari Sukabumi dan Indonesia. Baca selengkapnya: Roda Hidup Berputar, Pria Sukabumi Ini Diusir dari Indonesia Tapi Malah Jadi Konglomerat
Lauw-Zecha akhirnya tinggal di Malaysia, negara asal istrinya, dan meninggal pada 6 Juli 1983 di Kuala Lumpur.
_______________________









