sukabumiheadline.com – Tidak ada bisnis atau usaha apapun yang berjalan mulus, tanpa rintangan dan hambatan. Namun, pada akhirnya yang akan sukses adalah orang-orang yang tekun dan konsisten menjalankan serta merawat usahanya.
Anda tentu mengenal brand mobil listrik Tesla. Perusahaan milik pengusaha nyentrik, Elon Musk, itu baru bisa meraih untung besar setelah 16 tahun berdiri. Ya, konsisten adalah kuncinya.
Sementara di belahan dunia yang lain, seorang santri yang baru dua tahun merintis usaha skala kecil dan tengah berkembang harus menghadapi pengalaman tertipu senilai ratusan juta Rupiah.
Andri Aririn, pria berusia 26 tahun warga Kampung Leuwiorok RT 012/005, Desa Sundawenang, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hampir saja menutup usahanya yang ia rintis dengan modal awal Rp18 juta. Baca selengkapnya: Hobi mendaki gunung, santri asal Parungkuda Sukabumi ini punya usaha beromzet Rp2,5 miliar
Kepada sukabumiheadline.com, Andri mengaku hanya menamatkan sekolahnya hingga tingkat menengah pertama. Usai tamat SMP ia melanjutkan 8 tahun masa remajanya di Pondok Pesantren (ponpes) Al Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Baca Juga:
Usai mondok, Andri lalu mulai berbisnis jualan minyak goreng kemasan dengan modal awal Rp18 juta. Karena usahanya terus berkembang, ia kemudian menambah modalnya menjadi total Rp150 juta.
“Awalnya modal saya 18 juta Rupiah, saya ambil lagi ke orang. Waktu itu belum ngambil langsung ke distributor,” kata Andri, Sabtu (31/8/2024) lalu di Sukakopi Kedai 24 Jam Parungkuda.
Kena tipu sopir ekspedisiÂ
Namun, belum lama menikmati peningkatan usahanya, Andri harus dibuat pening akibat ulah seorang sopir truk ekspedisi yang membawa kabur ratusan karton minyak goreng kemasan yang baru dibelinya.
“Waktu itu memang kondisinya darurat ya, sekitar tahun 2022. Jadi sopir truk ekspedisi langganan saya sedang sakit. Karena barang harus segera di angkut, akhirnya saya cari sopir lain,” kenang dia.
Imam Masjid Jami Al Mukmin Sundawenang itu kemudian meminta informasi ke teman-temannya. Lalu salah seorang temannya merekomendasikan pemilik truk ekspedisi pengganti.
“Tapi ternyata temannya teman saya itu merekomendasikan truk lain yang bukan punya dia juga. Tapi karena dikejar pelanggan, akhirnya jadi,” jelasnya.
“Setelah ditunggu berjam-jam, kok truk enggak datang-datang. Setelah lima jam, lalu saya coba video live streaming. Nah, anehnya, saat live streaming itu, ternyata dia baru sampai di Ciutara (Desa Mekarsari, Kecamatan Cicurug – red),” tambah Andri.
Namun sialnya, setelah dua jam kemudian, truk belum juga sampai di gudang miliknya. Ia pun mulai was-was dan kembali menghubungi sopir truk.
“Waktu saya hubungi lagi, ternyata nomor hape saya sudah diblokir. Lemas saya waktu itu,” kata Andri.
“Akhirnya saya share di grup ekspedisi langganan. Dari situ, saya makin lemas karena mendapatkan informasi jika posisi truk bukan di Ciutara, tapi di Kabupaten Subang, Jawa Barat,” ungkapnya.
Tanpa pikir panjang, Andri kemudian mengejar ke Subang. Namun sial, ia hanya mendapati sopir dengan truk yang sudah kosong.
“Jadi pas tiba di Subang, udah ganti truk. Katanya perintah dari bos di wilayah Jawa Timur. Sopir truk juga enggak tahu karena hanya diperintah untuk dipindahkan ke truk lain,” papar Andri.
Baca Juga:Â
Pelaku nyaris tertangkap, namun gagal
Pada hari kedua setelah barangnya dibawa kabur, Andri kemudian berusaha menghubungi semua temannya, sesama pengusaha minyak goreng kemasan, hingga ke wilayah Jawa Tengah.
“Sayangnya, teman saya yang di Jawa keburu menolak membeli minyak goreng punya saya itu. Karena memang belum tahu kalau itu barang milik saya yang dicuri. Jadi dia menolak karena curiga,” paparnya.
“Setelah diberi tahu, dia kembali menghubungi sopir truk tersebut. Tapi mungkin karena sopirnya udah curiga ya. Mungkin sopirnya curiga karena sebelumnya teman saya menolak, kok kenapa tiba-tiba jadi mau. Akhirnya gagal tertangkap. Padahal, waktu itu saya sudah langsung meluncur ke daerah Semarang,” jelas Andri.
Baca Juga:
Andri kemudian berusaha menghubungi sopir truk tersebut, dan beruntungnya langsung tersambung. Ia kemudian meyakinkan sopir truk bahwa minyak goreng kemasan tersebut merupakan hasil curian.
“Saya minta dia menepi dulu. Kalau takut, saya persilakan dia untuk berhenti di kantor polisi terdekat, biar diselesaikan di kantor polisi. Takutnya dia mungkin takut juga, khawatir saya mau ngapain, karena kan dia tidak tahu asal-usul barang itu,” kata Andri lagi.
Beruntung, si sopir mau menuruti permintaan Andri, menepi di kantor polisi. Sehingga, Andri bisa kembali mendapatkan barang berharga ratusan juta Rupiah miliknya yang nyaris hilang.
“Alhamdulillah, pada hari ketiga pencarian saya, minyak goreng milik saya itu masih menjadi rezeki saya. Sedih, terharu, segala macam lah. Campur aduk perasaan saya,” kenangnya.
“Ada cukup banyak biaya saya keluarkan. Tapi bersyukur, barang saya yang nyaris hilang itu bisa kembali saya dapatkan,” uangkap ayah satu anak dan suami dari Sakinah Qurrota A’yun itu.
Menjawab pertanyaan sukabumiheadline.com, apakah ia akan berganti usaha atau bisnis lain seandainya minyak goreng kemasan yang dicuri itu akhirnya harus hilang, Andri menjawab, tidak.
“Enggak. Saya akan tetap menjalankan bisnis itu karena sudah ketemu jalannya di situ,” pungkas pria yang hobi mendaki gunung itu.
Kini, dua tahun setelah peristiwa tersebut, Andri masih konsisten berbisnis minyak goreng kemasan. Berkat ketekunannya, kini omzet usahanya itu sudah mencapai Rp2,5 miliar hingga Rp2,7 miliar per bulan. Baca selengkapnya: Hobi mendaki gunung, santri asal Parungkuda Sukabumi ini punya usaha beromzet Rp2,5 miliar
Sebagai penutup, ada nasihat dari pendiri perusahaan ternama asal Tiongkok, Alibaba, Jack Ma. Ia mengaku, selama berbisnis, pernah ditipu sebanyak empat kali oleh pengusaha lainnya.
“Jangan menipu. Saya pernah ditipu empat kali oleh pesaing yang sekarang semuanya sudah bangkrut,” kata taipan pemilik harta kekayaan sebesar US$37 miliar atau setara Rp525 triliun itu.