Beras Langka, DPR: Pemerintah Terlalu Asik dengan Urusan Kekuasaan

- Redaksi

Rabu, 14 Februari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Toko beras. l Istimewa

Toko beras. l Istimewa

sukabumiheadline.com l Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan menilai pemerintah terlalu asik mengurus perpolitikan nasional menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 ketimbang persoalan beras.

Hal ini disampaikan Daniel menanggapi terjadinya kelangkaan beras dan melonjaknya harga komoditas pangan tersebut beberapa waktu terakhir.

“Ini tanda pemerintah tidak punya perencanaan matang, enggak fokus mikirin rakyat, terlalu asik dengan urusan politik kekuasaan,” kata Daniel kepada wartawan, Selasa (13/2/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah segera mengatasi persoalan tersebut dengan mengambil langkah cepat.

Pemerintah diminta memastikan stok beras dan pangan lainnya tercukupi, serta harga-harganya terkendali.

“Pastikan jalur distribusi tidak ada yang terhambat. Bila tidak dapat diatasi dengan segera akan menimbulkan gejolak sosial dan menurunkan kepercayaan terhadap pemerintah,” ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Baca Juga :  Survei Indopol: 5 Besar Partai Politik Pemilu 2024

Hal ini, menurut Daniel, harus dilakukan segera mungkin. Sebab, saat ini kondisi sulit juga dialami para peternak ayam dan sapi.

“Ditambah nelayan semakin dipersulit oleh peraturan-peraturan dan tingginya pajak PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) yang membuat nelayan merugi dan sulit melaut,” ujarnya.

Lebih lanjut, Daniel mendesak pemerintah melakukan perbaikan agar rawan pangan tidak melanda masyarakat.

“Sekarang banyak ibu rumah tangga sudah berteriak. Bila para istri sudah teriak, itu tandanya sudah bahaya,” katanya.

Seperti diketahui, produk beras premium di beberapa peritel modern di sejumlah daerah mulai kosong sejak beberapa hari terakhir.

Baca Juga :  Pengusaha penggilingan padi di Sukabumi kini dipelototi Bareskrim Polri, ini alasannya

Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian sudah buka suara terkait penyebab kelangkaan beras dan melonjaknya harga komoditas pangan tersebut.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan, mundurnya musim tanam dan panen menjadi salah satu penyebab utama pasokan beras menurun sehingga harganya naik.

“Jadi kenaikan harga beras sejauh informasi yang saya terima itu dipengaruhi oleh mundurnya musim tanam,” ujar Haryo, dilansir kompas.com, Selasa.

ia menyebutkan, pada periode Januari hingga Maret 2024, produksi beras diproyeksi mencapai sekitar 5,8 juta ton, turun 37 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Selain itu, pasokan beras juga menurun disebabkan oleh terganggunya pengadaan beras impor Tanah Air, yang dipicu oleh tingginya harga pupuk dunia.

Kemudian, rantai pasok pupuk dunia yang terimbas perang Rusia-Ukraina, mengakibatkan produksi beras di negara asal impor Indonesia juga terganggu.

Berita Terkait

Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur dilayani Kereta Wisata Jaka Lalana mulai 14 Desember
Menko Kumham Yusril: Saya heran warga pilih lapor Damkar dibanding polisi
Dedi Mulyadi kaji ulang Hari Jadi Jawa Barat, mengacu penobatan Prabu Siliwangi
Penampakan sebelum dan sesudah gerbang Gedung Sate senilai Rp3,9 M
Kemenhut: Ada bos besar tambang ilegal di Gunung Halimun-Salak Sukabumi
Buntut sidak KDM ke pabrik AQUA, Komisi VII DPR bentuk Panja AMDK
Soeharto satu dari 10 tokoh jadi Pahlawan Nasional 2025, tidak ada dari Sukabumi
Terbitkan SE, Dedi Mulyadi larang guru terapkan hukuman fisik

Berita Terkait

Rabu, 26 November 2025 - 03:00 WIB

Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur dilayani Kereta Wisata Jaka Lalana mulai 14 Desember

Selasa, 25 November 2025 - 19:17 WIB

Menko Kumham Yusril: Saya heran warga pilih lapor Damkar dibanding polisi

Minggu, 23 November 2025 - 21:15 WIB

Dedi Mulyadi kaji ulang Hari Jadi Jawa Barat, mengacu penobatan Prabu Siliwangi

Sabtu, 22 November 2025 - 19:28 WIB

Penampakan sebelum dan sesudah gerbang Gedung Sate senilai Rp3,9 M

Jumat, 21 November 2025 - 12:30 WIB

Kemenhut: Ada bos besar tambang ilegal di Gunung Halimun-Salak Sukabumi

Berita Terbaru