Berkat Kasur Lantai, Pasutri Asal Cicurug Sukabumi Bisa Kuliahkan Anak

- Redaksi

Rabu, 7 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kasur lantai produksi rumahan dari Benda, Cicurug, Sukabumi. | Foto: Eva Siti Nurkholifah

Kasur lantai produksi rumahan dari Benda, Cicurug, Sukabumi. | Foto: Eva Siti Nurkholifah

SUKABUMIHEADLINES.com – Kurang lebih sudah 16 tahun, Ahmad Sahuri (59 tahun) dan Tita Rosita (52 tahun) memproduksi kasur lantai. Ahmad dan Tita adalah pasangan suami istri (pasutri) asal Kampung Benda RT 01/01 Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Dari usaha rumahan ini, Ahmad dan Tita bisa menyekolahkan empat orang anak. Tiga anak tertua sudah berkeluarga, dan satu anak bungsu baru saja lulus sarjana.

Kasur-kasur lantai ini biasa dipasarkan ke toko-toko di Pasar Cicurug, Cibadak, bahkan hingga ke Bogor. Selebihnya, mereka jarang memproduksi kasur lantai secara rutin kecuali bila ada pesanan khusus.

“Biasanya terima pesanan dari pesantren, atau perorangan. Kalau masukin barang ke pasar itu dulu sesuai pesanan. Tapi sejak pandemi pesanan dari pasar kurang,” kata Ahmad saat diwawancarai sukabumiheadlines.com, Selasa, 6 Juli 2021.

Kasur lantai dijual dengan harga bervariatif. Ukuran panjang 2 meter dan lebar 100 centimeter dibanderol Rp 110.000 per unit. Sementara ukuran panjang 2 meter dan lebar 180 centimeter dibanderol Rp 200.000 per unit.

“Semenjak pandemi Covid-19 penghasilan terus menurun. Sebelum pandemi penghasilan bisa Rp 2 juta per bulan. Sekarang kurang lebih Rp 700.000 per bulan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Hati-hati, Jembatan di Cikakak Sukabumi Rawan Ambruk

Untung yang didapat dari produksi kasur lantai ini sekarang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Alhamdulillah meskipun penghasilan tidak sebanyak dulu, yang penting ada buat sehari-hari. Disyukuri saja,” pungkas Ahmad.

Sementara sang istri, Tita Rosita menyebut ada banyak suka duka yang dirasakan selama 16 tahun mendampingi suaminya menjalankan usaha produksi kasur lantai.

“Kalau sukanya itu lebih santai, karena kan ini bekerja di rumah. Lebih mudah juga membagi waktu antara bekerja dan berkumpul bersama keluarga. Dan juga bisa bergantian menjahit sama suami,” kata Tita.

“Sedangkan kalau dukanya, pada saat produksi kasur lantai sepi dan tidak ramai seperti biasanya. Apalagi sekarang ini lagi pandemi Covid-19, sangat menurun sekali produksi kasur lantainya. Harus pandai atur keuangan,” pungkas Tita.

Berita Terkait

UMKM Sukabumi, ini trend bisnis kuliner 2026: Dari cloud kitchen, jenis dan strategi sukses
Kajian kritis mahasiswa Sukabumi soal pajak warisan Leony: Antara keadilan dan realitas
Potensi hilirisasi kelapa RI Rp4.800 triliun, dari Sukabumi berapa?
Warga Sukabumi, yuk pahami pengertian Jalan Desa dan kewenangan menurut UU 38/2024
Yuk liburan ke Sukabumi! Menteri PU: Ada diskon tarif tol libur Natal & Tahun Baru
5 jaringan supermarket dan ritel milik pengusaha sukses asal Sukabumi
Jadi segini UMP Jawa Barat dan UMK Sukabumi 2026 jika naik 8,5 persen
Turis ke Sukabumi akan dilayani kereta wisata KA Jaka Lalana

Berita Terkait

Kamis, 20 November 2025 - 09:32 WIB

Kajian kritis mahasiswa Sukabumi soal pajak warisan Leony: Antara keadilan dan realitas

Rabu, 19 November 2025 - 18:32 WIB

Potensi hilirisasi kelapa RI Rp4.800 triliun, dari Sukabumi berapa?

Rabu, 19 November 2025 - 09:17 WIB

Warga Sukabumi, yuk pahami pengertian Jalan Desa dan kewenangan menurut UU 38/2024

Senin, 17 November 2025 - 17:26 WIB

Yuk liburan ke Sukabumi! Menteri PU: Ada diskon tarif tol libur Natal & Tahun Baru

Jumat, 14 November 2025 - 16:49 WIB

5 jaringan supermarket dan ritel milik pengusaha sukses asal Sukabumi

Berita Terbaru