23.2 C
Sukabumi
Minggu, April 28, 2024

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Thrust Defender 125, Motor Matic Maxi Bikin Yamaha XMAX Ketar-ketir, Cek Harganya

sukabumiheadline.com l Thrust Defender 125, diprediksi bakal...

Ternyata Ini Penyebab Ledakan Tabung CNG di Cibadak Sukabumi, Kepsek SD Korban Tewas

sukabumiheadline.com l Peristiwa pilu meledaknya tabung gas...

Bukan Aphelion, Ini Sebab Malam hingga Pagi di Sukabumi Terasa Sangat Dingin

SukabumiBukan Aphelion, Ini Sebab Malam hingga Pagi di Sukabumi Terasa Sangat Dingin

sukabumiheadline.com l Dalam satu pekan terakhir, cuaca pada malam dan pagi hari wilayah Sukabumi, Jawa Barat terasa lebih dingin ketimbang pada awal tahun hingga Juni 2023.

Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyebut hal itu disebabkan adanya fenomena Aphelion, yakni peristiwa astronomis jarak terjauh bumi dengan matahari yang terjadi setiap satu tahun sekali, pada kisaran Juli.

Namun demikian, kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Sukabumi dan Indonesia pada periode Juli ini tidak terkait dengan fenomena tersebut.

“Fenomena suhu dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di puncak musim kemarau (Juli-September),” jelas BMKG di laman resminya, dikutip Jumat (21/7/2023).

Diketahui, saat ini di wilayah Pulau Jawa hingga NTT berada pada musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur-tenggara, dari Benua Australia.

Kemudian pada Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.

“Tekanan udara yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) terasa lebih dingin,” lanjutnya.

“Dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara, turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari,” tambah BMKG.

Hal itu, dikarenakan tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih dan cerah menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari.

“Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari,” jelas BMKG.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer