Di depan profesor asal Sukabumi ini, Dedi Mulyadi sempat menitikkan air mata, kenapa?

- Redaksi

Rabu, 28 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi - Kang Dedi Mulyadi

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi - Kang Dedi Mulyadi

sukabumiheadline.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan Kuliah Umum di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Selasa (27/5/2025).

Dedi Mulyadi memaparkan pandangannya sebagai kepala pemerintahan di Jawa Barat dalam konteks budaya Sunda, dihadapan Rektor, Dekan dan sejumlah Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU.

Kepada Dedi Mulyadi, moderator memberi pertanyaan cara menerapkan tata budaya sunda dalam tata kelola pemerintahan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Sebenarnya kuliah budaya saya sudah tadi sama puisi itu, saya nangis dengar itu. Nangisnya ada dua hal, yang pertama menyampaikan nyambat, nyambat, kata orang sunda, nyambat karuhun,” papar Dedi Mulyadi.

“Ini karuhun menjadi problem sendiri dalam 30 tahun ke belakang,” ungkapnya.

Ketika bicara karuhun, Dedi Mulyadi menjabarkan, selalu digantikan dengan kemusyrikan, kekafiran, keterbelakangan, ketertinggalan.

Nah, kalau sudah meninggalkan karuhunnya, saya meyakini bangsa tidak akan punya masa depan,” pungkasnya,

Baca Juga :  Dedi Mulyadi janji kawal kasus Satpam asal Palabuhanratu Sukabumi dibunuh anak bos

Berita Terkait:

Padahal, menurut Dedi, karuhun merupakan nilai masa lalu.

“Manusia itu tidak akan terpisah dengan masa lalu. Maka dia akan memiliki hubungan sampai kapan pun bagi mereka yang ingin meletakkan itu ke dalam kerangka hidupnya,” bebernya.

Indonesia, Dedi Mulyadi menuturkan, adalah nusantara, daerah-daerah wilayah kebudayaan yang berasal dari kerajaan.

“Meletakkan leluhur itu fundamental utama dalam seluruh aktifitas kehidupan,” ungkapnya.

Maka, Dedi Mulyadi mengatakan, memulai dengan kalimat sederhana.

Mipit kudu amit ngala kudu menta,” tambahnya.

Proses hubungannya, Dedi Mulyadi menilai, perlawanan terhadap filsafat barat.

“Seluruh kebudayaan nusantara mengajarkan bahwa manusia dengan alamnya adalah satu kesatuan sistem, satu kesatuan nilai bagian yang tidak terpisahkan,” jabarnya.

Baca Juga :  Pelajar Sukabumi, ini alasan Dedi Mulyadi wacanakan wajib militer untuk siswa SMA

Lebih lanjut Gubernur Jawa Barat menerangkan, seluruh aktifitas hidup ketika berhubungan dengan kepentingan mengambil bagian dari alam, maka meminta dulu.

“Maka, tradisi minta itu membangun tradisi silahturahmi, yaitu tradisi saling mendekatkan,” tandas pria yang populer dipanggil Kang Dedi Mulyadi atau KDM itu.

Profil Rektor Universitas Indonesia, profesor asal Sukabumi

Heri Hermansyah ketika menyelesaikan Studi S2 di Tohoku University, Jepang dengan Beasiswa Panasonic - Istimewa
Heri Hermansyah ketika menyelesaikan Studi S2 di Tohoku University, Jepang dengan Beasiswa Panasonic – Istimewa

Diberitakan sukabumiheadline.com sebelumnya, Heri Hermansyah menempuh pendidikan pendidikan di Universitas Indonesia (S.T., Prof.) dan Universitas Tohoku, Jepang (M.Eng., Dr.).

Heri Hermansyah lahir pada 18 Januari 1976 di Sukabumi. Usai menyelesaikan pendidikan SMA pada 1994, ia menjalani pendidikan tinggi dalam bidang Teknik Gas dan Petrokimia di UI.

Heri memulai kariernya sebagai staf di sebuah perusahaan perdagangan internasional sebelum kembali ke almamaternya sebagai dosen.

Ia secara resmi menjadi dosen muda di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia per 1 Maret 1999. Baca selengkapnya: Mini biografi Heri Hermansyah: Peneliti BRIN dan Dekan FT UI asal Sukabumi lulusan Tohoku University

Berita Terkait

Polda Jabar akan pulangkan Reni, wanita Sukabumi disekap dan dipaksa nikah di China
Resmi, Pilkades Serentak di Sukabumi gunakan e-Voting
Dedi Mulyadi minta polisi sikat penjual Reni, gadis asal Sukabumi ke China
Ajukan 10 tuntutan, gedung DPRD Jawa Barat ditimpuki sampah oleh massa emak-emak
Innalilahi, budayawan Sunda sekaligus musisi Acil Bimbo meninggal dunia
KDM: September ojol, kuli hingga petani di Jawa Barat dapat asuransi, cek caranya di sini
Serikat Pekerja tuntut makzulkan Dedi Mulyadi ke DPRD Jawa Barat
Budi G. Sadikin dan Dedi Mulyadi akan benahi pelayanan kesehatan di Sukabumi

Berita Terkait

Kamis, 25 September 2025 - 02:50 WIB

Polda Jabar akan pulangkan Reni, wanita Sukabumi disekap dan dipaksa nikah di China

Selasa, 23 September 2025 - 14:25 WIB

Resmi, Pilkades Serentak di Sukabumi gunakan e-Voting

Minggu, 21 September 2025 - 23:58 WIB

Dedi Mulyadi minta polisi sikat penjual Reni, gadis asal Sukabumi ke China

Kamis, 4 September 2025 - 17:56 WIB

Ajukan 10 tuntutan, gedung DPRD Jawa Barat ditimpuki sampah oleh massa emak-emak

Selasa, 2 September 2025 - 04:39 WIB

Innalilahi, budayawan Sunda sekaligus musisi Acil Bimbo meninggal dunia

Berita Terbaru

Tawuran pelajar SMP di Surade Sukabumi - Ist

Sukabumi

Tawuran pelajar SMP di Surade Sukabumi

Kamis, 2 Okt 2025 - 19:07 WIB

Xiaomi 17 Pro Max - Xiaomi

Gadget

Xiaomi 17 Pro Max spesifikasi mantap harga tetap

Kamis, 2 Okt 2025 - 11:25 WIB