Grup Sinarmas garap proyek geothermal, satu di Sukabumi nilai investasi Rp3,2 T

- Redaksi

Rabu, 10 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

sukabumiheadline.com – Bisnis energi panas bumi atau geothermal semakin ramai diminati korporasi besar di Indonesia. Terbaru, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), entitas pertambangan batubara milik Grup Sinarmas, menggandeng perusahaan energi terbarukan asal Filipina, Energy Development Corporation (EDC).

Kerja sama ini dijalankan melalui anak usaha masing-masing, yakni PT DSSR Daya Mas Sakit dari pihak DSSA dan PT FirstGen Geothermal Indonesia dari pihak EDC.

Keduanya akan fokus mengembangkan sumber daya panas bumi dengan potensi gabungan mencapai 440 megawatt (MW), yang tersebar di enam wilayah, yakni Jawa Barat, Jambi, Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, dan Flores.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masuknya DSSA menambah panjang daftar pemain besar di sektor ini. Sebelumnya sudah ada PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), dan PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN).

Baca Juga: Sukabumi ditampar kasus balita meninggal digerogoti cacing, bak tikus mati di lumbung padi

Menurut Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, Indonesia memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, sekitar 24 gigawatt (GW). Namun kapasitas terpasang baru sekitar 2,6 GW.

Baca Juga :  Digempur impor, hanya 4 kecamatan ini di Kabupaten Sukabumi penghasil kacang kedelai

“Permintaan energi bersih dan dukungan regulasi membuat sektor ini prospektif. Meski begitu, biaya eksplorasi, izin, dan risiko sosial tetap menjadi tantangan,” jelasnya, dikutip sukabumiheadline.com dari Kontan, Rabu (10/9/2025).

Sukarno menambahkan, PGEO sebagai BUMN memiliki posisi dominan dengan kapasitas terkelola 727,5 MW dari total area 1.933 MW.

Sementara BREN lewat Star Energy (salah satunya berada di Kabupaten Sukabumi, PLTP Salak) menjadi operator terbesar dengan kapasitas 886 MW ditambah ekspansi 112 MW yang sedang berjalan. Namun, ia menilai valuasi saham BREN sudah premium, sehingga lebih sensitif terhadap katalis proyek baru. Baca selengkapnya: Kapasitas, profil perusahaan dan pemilik saham Star Energy Geothermal Salak Sukabumi

Adapun untuk DSSA, kontribusi dari proyek geothermal dinilai belum akan signifikan dalam jangka pendek karena masih tahap awal.

Di sisi lain, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai langkah Grup Sinarmas masuk ke geothermal wajar, mengingat kebutuhan energi bersih terus meningkat.

Baca Juga :  Indonesia swasembada daging dan telur ayam, berapa kontribusi dari Sukabumi?

Geothermal sangat dibutuhkan ke depan seiring berkurangnya ketergantungan pada energi batu bara,” ujarnya.

Berita Terkait: Kisah Jembatan Lapuk Tetangga Star Energy Geotermal Salak Sukabumi Telan Korban Jiwa

Proyek geothermal Sinarmas di Sukabumi

Diberitakan sukabumiheadline.com sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan lelang tiga Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). Penawaran wilayah “harta karun” ini tak terlepas dari masih besarnya potensi panas bumi di Tanah Air.

Menurut Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Harris Yahya, pihaknya melelang setidaknya tiga WKP, yakni WKP Cisolok di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, WKP Guci di Jawa Tengah, dan WKP Bora-Pulu di Sulawesi Tengah. Baca selengkapnya: Lelang harta karun WKP PLTP Cisolok Sukabumi dimenangkan DSSA

Untuk menggarap proyek geothermal WKP Cisolok, Grup Sinarmas, perusahaan yang juga memproduksi buku tulis Sinar Dunia tersebut akan menginvestasikan uangnya sebesar Rp3,2 triliun di Kabupaten Sukabumi. Baca selengkapnya: Akan investasi Rp3,2 triliun di Sukabumi, sejarah dan profil Grup Sinar Mas

Berita Terkait

UMKM Sukabumi, ini 10 saran Menko Perekonomian, BI, dan pakar do 2026: KUR hingga go digital
Menteri UMKM: Miris, batik hingga jilbab murah dari China kuasai pasar RI
7 tren bisnis UMKM 2026: Conversational commerce hingga dukungan pemerintah
Harga tiket Kereta Wisata Jaka Lalana: Jadwal dan stasiun di Sukabumi yang disinggahi
4 tren isu utama 2026 warga Sukabumi harus aware: Ekbis, teknologi, sospol, ekonomi hijau
11 tren bisnis 2026: Niche lokal, ramah lingkungan dan serba digital, cek ulasan spesifiknya
Di Sukabumi berapa? Wamen ESDM: 3 juta rumah bakal dipasang Jargas gratis ganti LPG 3 kg
Mengenal 6 batu permata termahal di dunia, ada yang Rp1,1 triliun

Berita Terkait

Rabu, 3 Desember 2025 - 08:00 WIB

UMKM Sukabumi, ini 10 saran Menko Perekonomian, BI, dan pakar do 2026: KUR hingga go digital

Rabu, 3 Desember 2025 - 00:58 WIB

Menteri UMKM: Miris, batik hingga jilbab murah dari China kuasai pasar RI

Rabu, 3 Desember 2025 - 00:27 WIB

7 tren bisnis UMKM 2026: Conversational commerce hingga dukungan pemerintah

Selasa, 2 Desember 2025 - 03:00 WIB

Harga tiket Kereta Wisata Jaka Lalana: Jadwal dan stasiun di Sukabumi yang disinggahi

Minggu, 30 November 2025 - 15:11 WIB

4 tren isu utama 2026 warga Sukabumi harus aware: Ekbis, teknologi, sospol, ekonomi hijau

Berita Terbaru