Jual batu akik ke Eropa dan Amerika, pemuda Cikembar Sukabumi raup puluhan juta Rupiah per bulan

- Redaksi

Rabu, 3 Juli 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Cincin dengan moos agate - Istimewa

Cincin dengan moos agate - Istimewa

sukabumiheadline.com – Demam batu akik atau gemstone masih layak digarap serius para pelaku UMKM di Sukabumi, Jawa Barat. Meskipun sempat begitu booming, namun kembali meredup dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, sejumlah pelaku UMKM di Sukabumi masih serius berbisnis batu akik. Bahkan, mereka masih bisa meraup uang puluhan juta Rupiah di tengah tren penjualan batu akik yang yang tengah menurun. Salah satunya, Faisal Fajar, pemuda asal Kampung/Desa/Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.

Hingga kini, ia mengaku masih konsisten menjalankan usaha batu akik miliknya. Sebagai pengrajin sekaligus penjual, ia sudah menjalankan usahanya selama bertahun-tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

” Saya sudah bertahun-tahun menekuni usaha ini. Dari usaha berjualan batu akik ini saya sudah mencapai omset yang cukup fantastis dalam setiap bulannya, untuk ukuran UMKM,” kata Fajar.

Baca Juga:

Fajar yang mulai merintis usaha tersebut sejak 2015, dan diberi nama Sell Natural Gemstone Indonesia. Hingga kini, ia sudah delapan tahun menjalankan usahanya itu.

“Awalnya saya sering ikut-ikutan sama teman. Setelah tahu omzetnya menjanjikan, saya mulai memberanikan diri untuk terjun sendiri. Alhamdulillah, awalnya modal hanya 100 ribu Rupiah untuk membeli batu mentah seberat lima kilogram,” ungkap Fajar.

Dari modal awal hasil 5 kg batu mentah itu, ia menghasilkan sekira Rp1,2 juta. Dari usaha yang ia tekuni selama delapan tahun, ia kini sudah memiliki rumah sendiri dan aset lainnya dari hasil usahanya tersebut.

Baca Juga :  Jualan Sambal, Omzet Usaha Wanita Cicurug Sukabumi Rp30 Juta per Bulan

Baca Juga:

“Kalau dulu dari mulai 2015 sampai 2021 penjualannya alhamdulillah bagus. Bahkan, dalam satu bulan bisa mencapai keuntungan bersih sekira 20 jutaan Rupiah,” papar dia.

Diakuinya, ia menjual batu akiknya mulai harga 4 Dolar AS, atau setara Rp60 ribu per buahnya. Namun demikian, harga tersebut tergantung jenis dan ukuran batu. “Kalau di sini, saya ngejual itu minimalnya harus 20 pcs, jadi enggak bisa satuan karena tanggung di ongkos kirimnya,” kata Fajar.

Meski omzetnya usai pandemi Covid-19 mengalami penurunan, namun ia tak patah semangat. Pasalnya, ia masih bisa menjual batu akiknya merambah pasar luar negeri dengan harga dan kuantitas yang lebih baik.

Alhamdulillah pemasaran kita sejak booming sudah diminati di luar negeri, seperti negara-negara di Asia, Eropa dan Amerika,” ungkap Fajar.

Baca Juga:

Baca Juga :  Jual Tembakau Raup Rp1 Juta per Hari, Wanita Parakansalak Sukabumi Bisa Kuliahkan Anak

“Kalau pasar utama kita ke Amerika, Polandia, Rusia, Perancis dan Italia. Bahkan, saya pernah kirim ke Panama. Meskipun untuk beberapa bulan terakhir omzetnya menyusut hanya sekira lima jutaan Rupiah,” jelasnya.

moos agate
Batu akik jenis moos agate – Istimewa

Fajar menyadari bahwa setiap usaha mengalami pasang surut. Namun, dari omzetnya yang menurun itu, ia masih meyakini bahwa pasar batu akik masih bisa tumbuh lagi, seiring kondisi ekonomi yang mulai membaik pascapandemi Covid-19, terutama untuk jenis moos agate.

Moss Agate sedang tren di luar negeri 

Moss Agate adalah batu akik yang memiliki pola alami yang menyerupai lumut atau tanaman, dan yang paling banyak diminati pasar saat ini, adalah moos agate Trenggalek.

“Varian Trenggalek memiliki karakter yang unik dengan varian warna yang multi warna, tidak hanya hijau atau kuning saja. Bahkan, beberapa seperti melukiskan pemandangan alam,” jelas pemuda 31 tahun itu.

“Berbagai macam corak hingga warna di moss agate menyimpan keindahan tersendiri bagi penikmat batu akik. Dari yang terkecil hinga ukuran besar untuk liontin, pungkasnya.

Baca Juga:

Proses pengiriman ke luar negeri 

Untuk pengiriman ke luar negeri, lanjut Fajar, ia memilih menggunakan jasa Express Mail Service (EMS) milik PT Pos Indonesia.

“Bisa juga dengan pengiriman paket melalui layanan DHL, karena menawarkan jasa pengiriman dengan harga terjangkau serta akses pengiriman secara online,” paparnya.

Berita Terkait

Mengenal pesona green stone Sukabumi yang mendunia
Petani Cidadap Sukabumi keluhkan harga pupuk subsidi dijual lebih mahal
Selain Maruarar Sirait, anaknya juga ngebet investasi di Persib Bandung, ternyata ini alasannya
Rencana Persib listing di Bursa Efek Indonesia, ini ulasan tujuan dan proses IPO
Rajin kritik Dedi Mulyadi, ternyata gaji Komisioner KPAI capai Rp26 juta per bulan
Hanipa, pesepakbola Timnas Putri asal Sukabumi ini minta bantuan Dedi Mulyadi
Pendiri Microsoft, Bill Gates tak ingin mati dalam keadaan kaya: Memalukan
Persib masuk bursa efek, Menteri PKP akan investasi Rp100 M, berharta Rp1,5 T ini rinciannya

Berita Terkait

Selasa, 3 Juni 2025 - 13:00 WIB

Petani Cidadap Sukabumi keluhkan harga pupuk subsidi dijual lebih mahal

Senin, 2 Juni 2025 - 19:36 WIB

Selain Maruarar Sirait, anaknya juga ngebet investasi di Persib Bandung, ternyata ini alasannya

Kamis, 29 Mei 2025 - 08:40 WIB

Rencana Persib listing di Bursa Efek Indonesia, ini ulasan tujuan dan proses IPO

Rabu, 28 Mei 2025 - 10:00 WIB

Rajin kritik Dedi Mulyadi, ternyata gaji Komisioner KPAI capai Rp26 juta per bulan

Selasa, 27 Mei 2025 - 02:15 WIB

Hanipa, pesepakbola Timnas Putri asal Sukabumi ini minta bantuan Dedi Mulyadi

Berita Terbaru