26.5 C
Sukabumi
Jumat, April 26, 2024

Desain Ala Skuter Retro, Intip Spesifikasi dan Harga Suzuki Saluto 125

sukabumiheadline.com l Di belahan dunia lain, Suzuki...

Thrust Defender 125, Motor Matic Maxi Bikin Yamaha XMAX Ketar-ketir, Cek Harganya

sukabumiheadline.com l Thrust Defender 125, diprediksi bakal...

Yamaha Zuma 125 meluncur, intip harga dan penampakan detail motor matic trail

sukabumiheadline.com - Yamaha resmi memperkenalkan Zuma 125...

Galih Gunawan, Pemuda Nagrak Sukabumi Raup Dolar dari Gang Sempit

EkonomiGalih Gunawan, Pemuda Nagrak Sukabumi Raup Dolar dari Gang Sempit

SUKABUMIHEADLINE.com l NAGRAK – Galih Gunawan, seorang pemuda berusia 25 tahun mampu keluar dari persoalan yang membelitnya, kesulitan mencari pekerjaan.

Ketika banyak orang membuat surat lamaran pekerjaan dan mengirimnya ke banyak perusahan, Galih memilih berjualan batu akik hias di rumahnya. Sebuah rumah berukuran sekira 6 x 9 meter yang kemudian ia ubah menjadi galeri berbagai macam batu hias.

Bermodal keyakinan yang kuat bahwa usahanya tersebut terbilang masih sepi pelaku, pemuda Kampung Jelegong RT 01/03, Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berhasil meraup untung dalam bentuk dolar meskipun hanya bermodalkan begadang.

Di sebuah gang sempit, Galih bersama bersama sekira 10 orang temannya yang bekerja sebagai marketing batu akik hias, setiap malam menghabiskan waktunya hingga menjelang pagi buta.

Nampak di lokasi, beberapa di antara marketingnya yang masih kerabat dekatnya, asyik memotret satu per satu batu batu hias yang akan diunggah di media sosial (medsos). Baca lengkap: Mengintip Cara Pemuda Nagrak Sukabumi Raup Dolar Modal Begadang

Sementara, sebagian lainnya asyik memainkan gadget-nya, menjawab berbagai komentar dan pertanyaan dari pembeli di kolom komentar.

Batu akik Sukabumi
Batu hias di Galeri Crystals Shop. l Feryawi Heryadi

Galih mengaku, usahanya tersebut terbilang tanpa modal karena sebelumnya ia hanya memasarkan batu-batu hias milik temannya.

“Tadinya menjual batu hias punya teman, lama-lama tertarik mengembangkan karena pasarnya terbilang bagus,” ungkap owner Crystals Shop itu kepada sukabumiheadline.com, Ahad (25/12/2022) dinihari pukul 02.00 WIB.

“Galeri ini bahkan tadinya rumah kumuh. Saya bangun seperti ini dari hasil menjual batu,” imbuh suami dari Seliani (22) itu.

Bermodalkan begadang ditemani handphone dan akun media sosial, Facebook dan Instagram, setiap malam Galih dan teman-teman marketingnya mengunggah foto-foto batu hias jualannya di medsos.

Kesulitan berkomunikasi dengan pembeli dari luar negeri, mereka siasati dengan menggunakan aplikasi penterjemah bahasa.

Batu akik Sukabumi
Batu hias di Galeri Crystals Shop. l Feryawi Heryadi

Omzet Penjualan per Bulan

Diungkapkan ayah dari Muhammad Arsa Algunawan itu, berbagai jenis batu hias di Crystals Shop milik Galih, dijual mulai dari 3,5 dolar hingga 200 dolar. Sementara, tim marketing menjual suka-suka mereka karena tidak mendapatkan gaji, sehingga marketing dituntut untuk mencari selisih dari penjualan.

“Saya menjual batu dari mulai harga 50 ribu Rupiah sampai 2,5 juta Rupiah, tapi kalau ke orang luar negeri kan kita menawarkan dalam dolar,” jelas Galih.

Diakuinya, dalam sebulan, ia bisa meraup omzet hingga Rp20 juta. Namun demikian, ada bulan-bulan tertentu di mana penjualan terbilang sepi atau drop.

“Gak tentu sih, tapi sebulan nyampai 20 juta Rupiah. Cuma memang ada bulan-bulan tertentu drop, seperti Desember ini karena mungkin orang-orang pada berlibur,” papar Galih.

Adapun, rencananya ke depan, Galih mengaku ingin mendirikan galeri di lokasi yang representatif agar mudah dijangkau oleh pembeli lokal.

“Target ke depan sih ingin memiliki galeri di pinggir jalan, gak di gang sempit seperti sekarang,” kata Galih.

Selain itu, ia mengaku selama ini batu mentah yang ia beli dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Rose Quartz, Bumblebee Jasper, Moss Agate, Palmroot, Carnelian, Lace Agate, Ocean Jasper, Purple Chalcedony, dan Zebra Druzy, ia kirim ke perajin batu hias di Kecamatan Purabaya.

Setelah menjadi bentuk yang menarik, Galih kemudian membawanya ke galeri untuk dijual.

“Sama satu lagi, ingin punya bengkel sendiri yang khusus mengasah batu-batu menjadi hiasan. Kalau sekarang, batu saya kirim dulu ke daerah Purabaya karena perajin batu hias banyaknya di sana. Jadi prosesnya dua kali,” pungkasnya.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer