KDM kirim remaja nakal ke barak militer: Pemda, Panglima TNI dukung, ditolak P2G dan Komnas HAM

- Redaksi

Jumat, 2 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pelajar nakal di Purwakarta dikirim ke barak militer - Istimewa

Pelajar nakal di Purwakarta dikirim ke barak militer - Istimewa

sukabumiheadline.com – Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengirim remaja dan pelajaran nakal ke barak militer, menuai pro kontra. Padahal, Dukungan terhadap program ini datang dari semua bupati dan wali kota di Jawa Barat.

Untuk informasi, Jawa Barat dengan populasi remaja usia 10-19 tahun menjadi yang terbesar di Indonesia, yaitu mencapai 8,1 juta jiwa dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bogor sebagai yang terbanyak.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi menjelaskan, meski dibawa ke barak militer, dia memastikan para siswa tetap melaksanakan proses belajar mengajar secara normal dan didampingi oleh guru dari sekolah asal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Anak-anak yang akan dibina adalah anak-anak dengan kenakalan akut yang mengarah ke kriminal,” kata Dedi Mulyadi.

Menurut Dedi Mulyadi, program tersebut sebagai langkah pembinaan karakter dan upaya mengurangi kenakalan remaja di wilayah Jawa Barat.

Seperti diketahui, tahap pertama program tersebut mulai dijalankan di Kabupaten Purwakarta. Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein untuk tahap awal mengirim 40 pelajar nakal ke Resimen Armed 2, Ciwangi, Kecamatan Bungursari.

Tak hanya yang terlibat tawuran pelajar, siswa yang kecanduan bermain game juga bakal dikirim ke barak militer.

Baca Juga :  Desy Ratnasari, Wanita Sukabumi Akan Berebut Kursi Gubernur Jawa Barat dengan 5 Tokoh Ini

Bupati Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian, Jumat (2/5/2025), mengatakan siswa nakal dan kecanduan game akan mendapatkan pembinaan dan pendidikan bela negara.

Program pembinaan terhadap para siswa nakal tersebut, sambung dia, merupakan tindak lanjut dari arahan Dedi Mulyadi, dengan tujuan dapat mewujudkan dampak yang baik bagi dunia pendidikan.

“Iya kami tadi sudah MoU dengan Kodim 0608/Cianjur dan Raider Cianjur, untuk menjalankan program pembinaan bagi siswa yang nakal,” ujarnya kepada wartawan.

Didukung Panglima TNI ditolak Komnas HAM

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menilai program Gubernur Jawa Barat mengirim siswa bermasalah ke barak militer tidak perlu diributkan secara berlebihan.

Panglima mengingatkan negara-negara maju menerapkan kebijakan serupa bahkan diharuskan mengikuti wajib militer. Agus mengatakan pendidikan disiplin di barak militer bukan hal yang baru dan mengingatkan jika negara-negara maju juga menerapkan kebijakan serupa.

Nantinya materi pelatihan akan disesuaikan seperti melatih disiplin hingga memanfaatkan waktu secara efisien.

Sedangkan, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (Kornas P2G) Satriawan Salim mengkritik Dedi Mulyadi terkait pendekatan pendidikan militer bagi anak-anak yang melakukan tindakan kenakalan atau tindak pidana.

Baca Juga :  Gugat Cerai Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta: Kejarlah Selingkuhanmu

Menurut Satriawan, pendekatan yang diusulkan Dedi bersifat instan dan hanya menyentuh aspek hilir dari persoalan, tanpa menyentuh bahkan mengabaikan akar permasalahannya.

“Kami melihat ada indikasi bahwa Pak Dedi ingin menggunakan cara-cara instan yang sifatnya temporer. Ini hanya menyentuh persoalan di hilir, seperti anak nakal, anak melakukan tindakan pidana, kekerasan, geng motor, hingga perkelahian massal. Padahal ini sudah masuk ke ranah pidana,” ujar Satriawan, Rabu (30/4/2025).

Senada Kornas P2G, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) meminta Dedi Mulyadi meninjau kembali program mengirim anak nakal ke barak militer.

Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro, mengatakan bahwa kebijakan itu harus dievaluasi karena edukasi untuk kalangan sipil bukan kewenangan dari lembaga militer.

“Sebetulnya itu bukan kewenangan TNI untuk melakukan civil education. Mungkin perlu ditinjau kembali rencana itu,” kata Atnike, Jumat (2/5/2025).

Ia juga menyayangkan jika anak-anak nakal dibawa ke barak TNI karena bentuk penghukuman. Menurut dia, penghukuman anak nakal ke barak TNI adalah bentuk yang keliru.

“Iya dong (keliru), itu proses di luar hukum kalau tidak berdasarkan hukum pidana anak di bawah umur,” ucapnya.

Berita Terkait

Tolak usul pemekaran Jawa Barat jadi 5 provinsi, Dedi Mulyadi: Tak realistis!
Sukabumi 20, Pemprov Jawa Barat tutup 118 tambang ilegal
Wacana penambahan kecamatan di Kota Sukabumi, ini pernyataan resmi Sekda Jawa Barat
Wacana Kota/Kabupaten Sukabumi gabung Provinsi Sunda Pakuan: Hoaks
Selusin wanita terlibat prostitusi online, siap dikirim ke Sukabumi
Isyarat dari Gubernur Jawa Barat, lupakan Kabupaten Sukabumi Utara
Wagub Erwan jengkel Sekda Jabar tak pernah ngantor, minta DPRD turun tangan
Singgung Sukabumi, alasan KDM cuek bencana di Purwakarta: Bupatina geus alus
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 14:49 WIB

Tolak usul pemekaran Jawa Barat jadi 5 provinsi, Dedi Mulyadi: Tak realistis!

Sabtu, 5 Juli 2025 - 01:19 WIB

Wacana penambahan kecamatan di Kota Sukabumi, ini pernyataan resmi Sekda Jawa Barat

Minggu, 29 Juni 2025 - 15:44 WIB

Wacana Kota/Kabupaten Sukabumi gabung Provinsi Sunda Pakuan: Hoaks

Kamis, 26 Juni 2025 - 08:00 WIB

Selusin wanita terlibat prostitusi online, siap dikirim ke Sukabumi

Rabu, 25 Juni 2025 - 11:29 WIB

Isyarat dari Gubernur Jawa Barat, lupakan Kabupaten Sukabumi Utara

Berita Terbaru