sukabumiheadline.com – Cabai gerombol adalah sebutan untuk varietas cabai rawit unggul yang buahnya tumbuh bergerombol atau berkerumun dalam jumlah banyak (5-10 buah atau lebih) dari satu titik tangkai, bukan satu-satu seperti cabai rawit biasa, sehingga menghasilkan panen yang melimpah, pedas, dan sering kali lebih tahan penyakit.
Varietas populer termasuk Mahkota, Bestop, dan Bigtop.
Ciri-ciri utama cabai herombol
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pertumbuhan Buah: Buahnya muncul banyak sekaligus di satu buku tangkai, membentuk “gerombol” atau “dompolan”.
Produktivitas Tinggi: Menghasilkan jumlah cabai jauh lebih banyak per pohon, menjadikannya favorit petani.
Bentuk & Rasa: Umumnya kecil, ramping (mirip cabai rawit), tumbuh tegak, dan sangat pedas.
Ketahanan: Seringkali merupakan benih hibrida (F1) yang lebih tahan terhadap virus (seperti virus kuning) dan layu bakteri.
Varietas: Nama dagang seperti Mahkota, Bestop, Bigtop, atau Prentul sering mengindikasikan jenis gerombol.
Singkatnya, cabe gerombol adalah cabai rawit modern yang diformulasikan untuk panen maksimal karena buahnya yang melimpah dalam setiap kelompok tangkai.
Cara menanam
Untuk menanam cabai gerombol (atau cabai rawit), mulai dengan menyemai benih berkualitas, pindahkan bibit sehat ke polybag atau pot berisi media tanam campuran tanah, kompos atau pupuk kandang, dan sekam; lalu rawat dengan penyiraman teratur, pemupukan (NPK atau organik), pemangkasan tunas muda, penyangga, dan pengendalian hama agar tumbuh lebat dan berbuah banyak.
1. Persiapan Benih & Penyemaian
- Pilih Benih: Gunakan biji cabai berkualitas baik (tua, sehat).
- Rendam: Rendam biji dalam air hangat selama 6 jam untuk merangsang tumbuh.
- Semai: Tanam di polybag kecil berisi media semai (tanah:kompos:sekam 2:1:1 atau 1:1:1) sedalam 1,5 cm, tutup tipis, dan letakkan di tempat teduh.
- Rawat Semai: Siram pagi-sore, beri naungan, jangan kena matahari langsung. Pindahkan bibit (tinggi 5-10 cm, 4-5 daun) ke media tanam utama setelah sebulan.
2. Media Tanam & Penanaman
- Media Tanam:Campur tanah, pupuk kandang/kompos, dan sekam padi (perbandingan bisa bervariasi, misal 2:1:1).
- Pot/Polybag: Gunakan pot/polybag yang punya lubang drainase. Lapisi bagian bawah dengan pecahan genteng/sabut kelapa.
- Tanam Bibit: Pindahkan bibit yang sudah jadi ke media tanam baru.
3. Perawatan rutin
- Sinar Matahari: Butuh sinar matahari minimal 6 jam sehari, tempatkan di lokasi yang cerah.
- Penyiraman: Siram teratur, pagi dan sore, secukupnya (jangan berlebihan).
- Pemupukan:
Gunakan pupuk organik (kompos/pupuk kandang) atau NPK (misal 1 sendok makan per pot/bulan). Pupuk cair organik bisa disemprotkan..Bisa gunakan larutan micin (1-2 sdm per 10L air) disiram ke tanah setiap 2-3 minggu. - Pemangkasan (Pruning): Pangkas tunas muda di ketiak daun agar tanaman lebih kokoh dan bercabang banyak.
- Penyangga: Saat tanaman tinggi (20 cm), beri penyangga bambu/kayu agar tegak.
- Pengendalian Hama: Bersihkan gulma, gunakan pestisida organik (ekstrak bawang putih, cengkeh) jika ada hama.
4. Panen
- Panen saat buah mulai besar, warna mulai berubah (hijau-merah), atau sudah merah penuh.
- Panen berikutnya bisa dilakukan 1-2 minggu sekali.









