Mei kelabu 13 tahun lalu, 45 penumpang pesawat SSJ-100 tewas di perbatasan Sukabumi-Bogor

- Redaksi

Minggu, 11 Mei 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Serpihan Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak Sukabumi, 45 orang tewas - Istimewa

Serpihan Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak Sukabumi, 45 orang tewas - Istimewa

sukabumiheadline.com – Kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak terjadi pada 9 Mei 2012 ketika sebuah pesawat Sukhoi Superjet 100 menghilang dalam penerbangan demonstrasi yang berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Indonesia.

Pada 10 Mei 2012, reruntuhan Superjet Sukhoi terlihat di tebing di Gunung Salak, sebuah gunung berapi di perbatasan Kabupaten Sukabumi dan Bogor, Jawa Barat.

Karena bidang yang luas di mana puing-puing pesawat menabrak gunung, penyelamat menyimpulkan bahwa pesawat langsung menabrak sisi berbatu gunung dan bahwa “tidak ada peluang untuk hidup.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Alhasil, sebanyak 45 orang tewas pada peristiwa Mei kelabu tersebut, terdiri dari 37 penumpang dan 8 awak pesawat SSJ-100-95 dengan Nomor Registrasi RA-97004, msn 95004 itu.

Untuk informasi, Superjet 100 adalah pesawat penumpang produksi pertama yang diproduksi di Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet.

Informasi dihimpun sukabumiheadline.com, pesawat mengudara dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pesawat ini diproduksi pada tahun 2009 dan telah mengumpulkan lebih dari 800 jam terbang pada saat hilang.

Pesawat yang jatuh telah melakukan perjalanan demonstrasi dijuluki “Welcome Asia!” di seluruh Asia Tengah dan Asia Tenggara, setelah sebelumnya mengunjungi Kazakhstan, Pakistan, dan Myanmar; pesawat ini juga akan melanjutkan perjalanan ke Laos dan Vietnam.

Pada saat kecelakaan ini terjaadi, Sukhoi telah menerima 42 pesanan untuk jenis ini dari Indonesia, 170 secara keseluruhan, dan berencana untuk memproduksi hingga 1.000 pesawat. Namun, Kartika Airlines, sebuah maskapai penerbangan Indonesia, akhirnya menunda pengiriman 30 Sukhoi Superjet 100 setelah kecelakaan pesawat ini.

Joy flight

Kedatangan pesawat tersebut adalah melalukan demo flight untuk memperkenalkan produk pesawat baru itu ke Indonesia. PT Tri Marga Rekatama adalah perwakilan atau agen Sukhoi Company di Indonesia.

Dalam demo penerbangan untuk kepentingan promosi itu pihaknya menyebar 100 undangan untuk mengikuti joy flight di Bandara Halim Perdanakusuma.

Baca Juga :  5 pelajar Cidahu Sukabumi tersesat di Gunung Salak akhirnya ditemukan

Yang diundang di antaranya pebisnis Indonesia yang bergerak di bidang penerbangan, wartawan, dan pihak-pihak lainnya. Joy flight dibagi dalam beberapa kloter dengan tujuan Bandara Halim Perdanakusumah-Pelabuhan Ratu-Bandara Halim Perdanakusuma. Kloter pertama berlangsung lancar dan selamat. Setelah melakukan penerbangan sekitar 30-35 menit, pesawat mendarat sempurna di Bandara Halim Perdanakusuma.

Pada saat giliran kloter kedua take off, kloter kedua Superjet 100 diisi 50 orang. Sebanyak 42 orang merupakan para undangan, sedangkan delapan orang lainnya adalah awak pesawat yang di antaranya merupakan warga negara Rusia. Penerbangan kedua inilah yang bermasalah.

Mengenang Mei kelabu, Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak Sukabumi, 45 orang tewas - Istimewa
Kru pesawat Sukhoi Superjet 100 berpose sebelum jatuh di Gunung Salak Sukabumi, 45 orang tewas – Istimewa

Pada pukul 14:00 WIB (07:00 UTC), SSJ-100 lepas landas dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma untuk sebuah penerbangan demonstrasi lokal yang dijadwalkan mendarat kembali ke titik awal keberangkatan.

Penerbangan tersebut adalah demonstrasi yang kedua pada hari itu. Dalam pesawat terdapat 6 orang awak kabin, 2 orang perwakilan dari Sukhoi, dan 37 orang penumpang.

Di antara penumpang adalah perwakilan dari Aviastar Mandiri, Batavia Air, Pelita Air Service, dan Sriwijaya Air. Pada pukul 15:30 (08:30 UTC), Pilot Alexander Yablonstev, yang belakangan diketahui baru pertama kali menerbangkan pesawat di Indonesia meminta izin untuk menurunkan ketinggian dari 10.000 kaki (3.000 m) ke 6.000 kaki (1.800 m).

Otoritas Pemandu Lalu Lintas Udara memberikan izin dan komunikasi tersebut merupakan kontak terakhir dengan pesawat yang saat itu sekitar 75 mil laut (139 km) selatan Jakarta, di sekitar Gunung Salak, dan pada pukul 14.33 WIB petugas bandara tidak lagi bisa berkomunikasi dengan para awak, begitu juga dengan para penumpang.

Sebuah pencarian di darat dan udara untuk pencarian pesawat ini dimulai, tetapi dibatalkan karena malam tiba. Pada tanggal 10 Mei pukul 09:00 WIB (02:00 UTC), reruntuhan Superjet Sukhoi ditemukan di Gunung Salak (6°42′35″S 106°44′03″E), pada ketinggian 1.500 meter.

Baca Juga :  Catatan 2 periode Marwan Hamami: IPM Kabupaten Sukabumi turun ranking 24 dari 27

Hal yang diketahui hanya bahwa pesawat terbang searah jarum jam menuju Jakarta sebelum menabrak Gunung Salak.

Laporan awal menunjukkan bahwa pesawat menabrak tepi tebing di ketinggian 6.250 kaki (1.900 m), meluncur menuruni lereng dan berhenti di ketinggian 5.300 kaki (1.600 m). Pesawat ini muncul relatif utuh dari udara, bagaimanapun, telah mengalami kerusakan besar, dan tidak ada tanda korban selamat.

Lokasi kecelakaan itu tidak dapat diakses oleh udara dan belum terjangkau oleh tim penyelamat pada malam hari pada tanggal 10 Mei. Beberapa kelompok dari personel penyelamat berusaha mencapai reruntuhan dengan berjalan kaki.

Korban tewas

Dari 45 penumpang tewas, 33 orang di antranya berkewarganegaraan Indonesia. Sedangkan sisanya, 8 awak pesawat asal Rusia, 1 orang warga Italia, 1 asal Amerika Serikat, 1 dari Perancis, dan seorang warga Vietnam.

Ada 45 orang di dalam pesawat tersebut termasuk 14 penumpang dari maskapai penerbangan Sky Aviation, tiga orang jurnalis asal Indonesia, Ismiati Soenarto dan Aditya Sukardi dari Trans TV dan Femi Adi dari saluran berita Amerika Serikat Bloomberg News.

Kemudian, Peter Adler dari Sriwijaya Air memiliki paspor Amerika Serikat. Salah satu penumpang, Maria Marcela, adalah warga negara Italia dan Nam Tran dari Vietnam, Esnecma memegang paspor Prancis. Ditambah Susan Famela Rompas yang pernah mengikuti Puteri Indonesia 2006 dan Putri Pariwisata Indonesia 2008.

Hasil investigasi KNKT

Mengenang Mei kelabu, Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak Sukabumi, 45 orang tewas - Istimewa
Sukhoi Superjet 100 – Istimewa

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merupakan lembaga di Indonesia yang akan melakukan penyelidikan terhadap kecelakaan pesawat sipil tersebut.

Satu hari setelah kecelakaan, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mendirikan sebuah komisi untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. Komisi ini dipimpin oleh Menteri Industri dan Perdagangan, Slyusar Yury.

Pada hari Sabtu tanggal 12 Mei, dua pesawat Rusia Ilyushin 76 tiba di Bandara Halim Perdanakusuma untuk ikut membantu pencarian jenazah.[16] Hasil investigasi diumumkan pada tanggal 18 Desember 2012, jam 11 siang.

Kesimpulan tim investigasi mengungkap kecelakaan disebabkan kesalahan manusia atau human error, yakni pilot disebut tidak mengetahui medan serta mengabaikan peringatan.

Berita Terkait

Perpisahan sekolah murah dan seru berhadiah Rp165 juta dari KDM, ini syarat dan cara daftar
PDIP Jabar kritik pendidikan karakter ala Dedi Mulyadi habiskan Rp6 miliar
Selain siswa nakal, Pemkab Cianjur akan kirim pelajar yang melambai
Daftar nama 27 kota/kabupaten di Jawa Barat dan julukannya, Sukabumi bukan Kota Santri
Sakit hati diputus pacar, gadis asal Bogor ini rayakan ultah dihibur petugas damkar
KDM kirim remaja nakal ke barak militer: Pemda, Panglima TNI dukung, ditolak P2G dan Komnas HAM
Peringatkan Dedi Mulyadi, Hercules GRIB Jaya: Saya punya anak buah 500 ribu di Jabar
Iuran terus tapi sampah numpuk di pasar, Dedi Mulyadi: Audit dan laporkan ke polisi

Berita Terkait

Minggu, 11 Mei 2025 - 02:04 WIB

Mei kelabu 13 tahun lalu, 45 penumpang pesawat SSJ-100 tewas di perbatasan Sukabumi-Bogor

Kamis, 8 Mei 2025 - 15:03 WIB

Perpisahan sekolah murah dan seru berhadiah Rp165 juta dari KDM, ini syarat dan cara daftar

Rabu, 7 Mei 2025 - 09:12 WIB

PDIP Jabar kritik pendidikan karakter ala Dedi Mulyadi habiskan Rp6 miliar

Selasa, 6 Mei 2025 - 23:29 WIB

Selain siswa nakal, Pemkab Cianjur akan kirim pelajar yang melambai

Minggu, 4 Mei 2025 - 18:16 WIB

Daftar nama 27 kota/kabupaten di Jawa Barat dan julukannya, Sukabumi bukan Kota Santri

Berita Terbaru