Menlu Iran: Membela diri dari serangan biadab adalah hak kami

- Redaksi

Minggu, 22 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Luar Negeri Iran, Sayed Abbas Araghchi - Ist

Menteri Luar Negeri Iran, Sayed Abbas Araghchi - Ist

sukabumiheadline.com – Menteri Luar Negeri Iran, Sayed Abbas Araghchi, saat berbicara di hadapan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa mengatakan, negaranya saat ini menghadapi tindakan agresi terang-terangan oleh rezim yang telah melakukan genosida di Palestina selama dua tahun terakhir.

Araghchi menegaskan, serangan Israel, yang dimulai Ahad lalu, menargetkan kawasan permukiman, infrastruktur publik, rumah sakit, pusat kesehatan, termasuk Kementerian Luar Negeri.

“Ratusan rekan saya tewas dan terluka,” kata Araghchi kepada para delegasi, dikutip sukabumiheadline.com, Ahad (22/6/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menggambarkan serangan itu sebagai “kejahatan perng serius” yang berisiko menimbulkan bencana lingkungan dan kesehatan. Selain itu, serangan Israel melanggar Pasal 2(4) Piagam PBB, yang melarang penggunaan kekuatan, dan menegaskan hak Iran untuk membela diri sesuai Pasal 51.

“Iran sedang membela diri terhadap serangan biadab, dengan segala kekuatan. Ini adalah hak kami,” tegas dia.

Punya banyak opsi

Kekinian, Abbas Araghchi dalam reaksi pertamanya terhadap serangan Amerika Serikat, mengatakan negaranya “menyisakan semua opsi dalam menanggapi serangan AS.”

“Sesuai dengan Piagam PBB dan ketentuan-ketentuannya yang memungkinkan tanggapan yang sah dalam membela diri, Iran menyisihkan semua opsi untuk mempertahankan kedaulatan, kepentingan, dan rakyatnya,” kata menteri luar negeri Iran seperti dikutip oleh Iran International dan dilansir Mint News.

“Amerika Serikat, anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah melakukan pelanggaran berat terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan NPT [Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir] dengan menyerang instalasi nuklir damai Iran.”

Baca Juga :  Cuma Modal HP China, Hamas Sukses Serang Kibbutz Israel

“Peristiwa pagi ini keterlaluan dan akan memiliki konsekuensi yang kekal,” kata Araghchi. “Setiap anggota PBB harus waspada atas perilaku yang sangat berbahaya, melanggar hukum, dan kriminal ini,” tambahnya.

Pernyataan Abbas Araghchi muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan udara AS “benar-benar menghancurkan” fasilitas pengayaan nuklir utama Iran, yakni Natanz, Isfahan, dan Fordow – pada Sabtu malam (waktu setempat).

“Tujuan kami adalah penghancuran kapasitas pengayaan nuklir Iran dan menghentikan ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh negara sponsor teror nomor 1 di dunia,” klaim Trump.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengucapkan selamat kepada Trump, dengan mengatakan serangan itu akan “membantu memimpin Timur Tengah dan sekitarnya menuju masa depan yang sejahtera dan damai.”

Setelah serangan AS di Iran, kini semua mata tertuju pada bagaimana negara itu akan menanggapi serangan tersebut.

Namun, Trump telah memperingatkan Iran, “Setiap balasan Iran terhadap Amerika Serikat akan ditanggapi dengan kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang disaksikan malam ini. Terima kasih!”

Baca Juga :  Israel Marah, Menlu Rusia Sebut Adolf Hitler Keturunan Yahudi

Temui Vladimir Putin

Ahad (22/6/2025) sore, Abbas Araghchi mengatakan bakal terbang ke Rusia untuk berdiskusi dengan Presiden Vladimir Putin. Kunjungan ini terjadi usai Amerika Serikat (AS) mengebom tiga fasilitas nuklir Iran.

“Saya akan ke Moskow sore ini (untuk mengadakan) konsultasi serius dengan presiden Rusia besok,” kata Araghchi di sela-sela pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, diberitakan AFP.

Usai menyerang Iran, Presiden AS Donald Trump mengatakan Iran harus menyerah. Namun Araghchi bilang permintaan bernegosiasi sekarang sudah ‘tidak relevan’.

Dunia, kata Araghchi, mesti tahu bahwa AS, yang sedang dalam proses memaksakan hasil negosiasi, mengkhianati diplomasi dengan mendukung rezim genosida Israel meluncurkan perang ilegal ke Iran.

“Jadi kami sedang diplomasi, tetapi kami diserang … Mereka membuktikan bahwa mereka bukan orang yang berdiplomasi, dan mereka hanya mengerti bahasa ancaman dan kekerasan,” ucap Araghchi.

Menurut Araghchi, AS dan Israel telah melewati garis merah saat menyerang fasilitas nuklir Iran.

“Melalui tindakan ini, AS telah memberikan pukulan telak bagi perdamaian dan keamanan internasional,” katanya.

Dia bersumpah Iran akan mempertahankan diri ‘dengan segala cara yang diperlukan terhadap … agresi militer AS’.

Araghchi telah meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadakan sidang darurat “untuk mengutuk keras tindakan kriminal agresi oleh AS terhadap Iran dan meminta pertanggungjawaban pemerintah di Washington atas pelanggaran prinsip-prinsip dasar piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan norma-norma hukum internasional”.

Berita Terkait

Kasus ijazah palsu, Wali Kota Shizuoka Jepang Maki Takubo mundur
Kapal kargo milik perusahaan Inggris malah dibom Israel
Tak cuma Gaza, Kabinet Netanyahu desak Israel rebut Tepi Barat
Jenderal Korps Garda Revolusi Islam: Iran baru kerahkan 5% kekuatannya vs Israel
Permintaan tunda sidang kasus korupsi Benjamin Netanyahu ditolak pengadilan Israel
Menlu Iran ke Presiden AS: Kalau mau deal jangan kurang ajar pada Khamenei
Ekonomi ambruk, kini Israel hadapi puluhan ribu tuntutan ganti rugi bangunan hancur
Kemenangan politikus Muslim, Zohran Mamdani dalam pemilihan Wali Kota New York City

Berita Terkait

Senin, 14 Juli 2025 - 20:31 WIB

Kasus ijazah palsu, Wali Kota Shizuoka Jepang Maki Takubo mundur

Jumat, 11 Juli 2025 - 06:25 WIB

Kapal kargo milik perusahaan Inggris malah dibom Israel

Kamis, 3 Juli 2025 - 14:40 WIB

Tak cuma Gaza, Kabinet Netanyahu desak Israel rebut Tepi Barat

Senin, 30 Juni 2025 - 00:22 WIB

Jenderal Korps Garda Revolusi Islam: Iran baru kerahkan 5% kekuatannya vs Israel

Minggu, 29 Juni 2025 - 01:00 WIB

Permintaan tunda sidang kasus korupsi Benjamin Netanyahu ditolak pengadilan Israel

Berita Terbaru

Kasus ijazah palsu, Wali Kota Shizuoka Jepang Maki Takubo mundur - Ist

Internasional

Kasus ijazah palsu, Wali Kota Shizuoka Jepang Maki Takubo mundur

Senin, 14 Jul 2025 - 20:31 WIB