Nelayan Ciemas Sukabumi rugi Rp62 juta, iming-iming bantuan perahu oleh kades dan anggota DPRD

- Redaksi

Jumat, 6 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Satreskrim Polres Sukabumi - Istimewa

Satreskrim Polres Sukabumi - Istimewa

sukabumiheadline.com – Dua nelayan warga Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Nuryaman dan Dihan, melaporkan Kepala Desa (kades) Mandrajaya berinisial A ke Satreskrim Polres Sukabumi, Rabu (4/6/2025).

Nuryaman dan Dihan mendatangi Satreskrim didampingi Kuasa Hukumnya, Efri Darlin M Dachi, Ratna Mustikasari dan Rolan Benyamin P Hutabarat.

Kedua nelayan itu diduga ditipu oleh kades. Kasusnya berawal ketika mereka ditawari kades mendapat bantuan perahu. Namun, Nuryaman dan Dihan diminta membayar puluhan juta Rupiah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, dijelaskan Nuryaman, sampai saat ini bantuan perahu yang dijanjikan kades tersebut tidak kunjung datang, padahal ia sudah membayarkan uang yang diminta hingga Rp29 juta. Sedangkan, Dihan mengeluarkan uang Rp33 juta.

“Saya dari nelayan Desa Mandrajaya datang ke sini untuk melaporkan sodara Ajat selaku kepala desa, saya melaporkan dugaan penipuan dan penggelapan bantuan perahu,” kata Nuryaman.

“Saya merasa ditipu, tapi tidak ditepati. Janji pertama sekira pertengahan puasa (Ramadhan), tapi sampai sekarang belum ada, padahal uangnya 29 juta Rupiah sudah sama dia,” ungkap Nuryaman.

Lebatkan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi

Ditambahkannya, selain dirinya dan Dihan, masih ada nelayan lain yang juga dimintai uang kades tersebut dengan janji mendapatkan bantuan perahu dari anggaran Pokok Pikiran (Pokir) salah seorang anggota DPRD Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga :  Ada Unsur Sengaja, Satu Hektare Lahan di Nagrak Sukabumi Terbakar

“Melaporkan berdua, sama pak. Masih ada lagi korban yang lain. Mintanya 33 juta Rupiah per unit, katanya dari Pokir anggota dewan, pak Andri,” ungkap Nuryaman.

“Udah (pernah) ketemu sama pak Andrinya, dan dijanjikan sampai bulai Mei, tapi sampai sekarang belum ada,” kata Nuryaman.

Sementara itu, kuasa hukum Nuryaman dan Dihan Efri Darlin M Dachi mengatakan, pihaknya melaporkan kades tersebut dengan Pasal 378 Jo 372 KUHP tentang Tindak Pidana Penggelapan dan Penipuan.

Diungkapkan Dachi, sekira Januari 2025, kades meminta stafnya mendatangi Nuryaman dan Dihan untuk menawarkan bantuan perahu.

“Setelah itu mereka (nelayan) menemui kades. Lalu kades menyampaikan kepada klien kami bahwa bantuan itu ada tapi harus ditebus. Namanya orang awam dan kepingin sesuatu itu kan pasti berusaha,” ujar Dachi.

Kedua nelayan itu, lanjut Dachi, lalu membayar uang yang diminta kades, di mana Dihan membayar secara bertahap selama tiga kali hingga total Rp33 juta. Sedangkan, Nuryaman membayar empat kali, total sebesar Rp29 juta.

Baca Juga :  BPS: Sukabumi Cukup Rp1 Juta/Bulan, 5 Kota dengan Biaya Hidup Termurah di Jawa Barat

“Pada Maret dijanjikan bahwa unit bantuan akan diserahkan kepada klien kami, tapi kenyataannya nihil, tidak ada realisasinya. Uangnya kemana? Perahu tidak ada,” papar dia.

“Saking penasaran, setelah Lebaran Idul Fitri, klien kami ketemu dengan kepala desa untuk menagih atas janji kades tersebut,” ucap Dachi.

Selanjutnya,  Kades Mandrajaya pun membawa kedua nelayan tersebut dengan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi tersebut.

“Katanya, kalau tidak percaya, ya sudah kita ketemu dengan Dewan Andri Fraksi PPP. Lalu klien kami diajak ke rumah pak Andri. Saat bertemu, dewan Andri menyampaikan perahu akan diserahkan pada Mei 2025, tapi sampai hari ini sudah 4 Juni 2025 tak ada realisasinya,” urai Dachi.

Sejak itulah Nuryaman dan Dihan mulai tidak percaya dan memilih melaporkan kasus itu ke polisi.

“Kasihan, mereka kan nelayan, tulang punggung keluarga. Kami meminta kepada pihak Polres Sukabumi agar serius menangani laporan yang kami sampaikan. Jangan sampai ada lagi oknum-oknum pejabat publik menyalahgunakan wewenang,” kata Dachi.

“Bahkan, kwitansi ditandatangani pak Ajat dan memakai stempel Kepala Desa Mandrajaya, ini yang disayangkan, apakah ini pribadi atau mengatasnamakan jabatan selaku kepala desa, biarkan nanti penegakkan kasus ini seperti apa,” ujar dia.

Sementara itu, upaya konfirmasi ke anggota DPRD Kabupaten Sukabumi sebagaimana disebutkan Dachi, Jumat (6/6/2025), belum membuahkan hasil.

Berita Terkait

Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi: Raperda PPT PKSDA dan evaluasi APBD 2026
Pesan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi di Hari Pahlawan 2025
Nahas, siasat pelaku kejahatan di Sukaraja Sukabumi tetap terungkap
Usia mau setengah abad, 3 pria Sukabumi masih bisnis haram
Pria Cianjur diduga bundir, ternyata lagi nongkrong di Sukabumi usai tulis wasiat
Truk terjun ke jurang di Cisolok Sukabumi
Tabung gas bocor, 20 ribu ekor ayam hangus terbakar di Cikembar Sukabumi
Warudoyong tertinggi, ratusan bencana terjang Kota Sukabumi selama 2025

Berita Terkait

Rabu, 12 November 2025 - 17:56 WIB

Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Sukabumi: Raperda PPT PKSDA dan evaluasi APBD 2026

Senin, 10 November 2025 - 19:56 WIB

Pesan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi di Hari Pahlawan 2025

Senin, 10 November 2025 - 11:23 WIB

Nahas, siasat pelaku kejahatan di Sukaraja Sukabumi tetap terungkap

Sabtu, 8 November 2025 - 19:15 WIB

Usia mau setengah abad, 3 pria Sukabumi masih bisnis haram

Sabtu, 8 November 2025 - 03:29 WIB

Pria Cianjur diduga bundir, ternyata lagi nongkrong di Sukabumi usai tulis wasiat

Berita Terbaru