22.8 C
Sukabumi
Jumat, April 19, 2024

Hancur, mobil terperosok longsor Jalan Tol Bocimi Longsor di Ciambar Sukabumi, Cek foto-fotonya

sukabumiheadline.com - Petugas gabungan berhasil mengevakuasi mobil...

Sah, masa jabatan kades kini jadi 8 tahun per periode, Dana Desa ditambah

sukabumiheadline.com - DPR RI secara resmi telah...

Paman Anwar Usman langgar etik lagi, MKMK kembali beri sanksi

sukabumiheadline.com - Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK)...

Nuri, Wanita Indonesia Sukses Jadi Petani di Amerika, Keuntungannya Disumbangkan

InternasionalNuri, Wanita Indonesia Sukses Jadi Petani di Amerika, Keuntungannya Disumbangkan

SUKABUMIHEADLINES.com I Profesi sebagai petani, jika ditekuni dengan cerdas dan serius, bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah yang tidak sedikit.

Nuri Auger, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) sukses sebagai petani di Amerika Serikat (AS), tepatnya di negara bagian Massachusetts.

Awalnya, Nuri gemar merawat tanaman. Namun, kini ia mampu mengelola lahan pertanian seluas 39 hektare. Bermodalkan lahan yang disewanya itu, ia menanam beragam buah-buahan seperti plum, apel, hingga buah persik. Nuri menjua hasil panennya ke berbagai supermarket.

Dilansir dari kanal YouTube VOA Indonesia, Selasa (4/1/2022), Nuri mengisahkan perjuangannya menjadi petani sukses di negeri orang.

Sejak kecil, Nuri mengaku memang bercita-cita untuk menjadi petani. Saat masih tinggal di Indonesia, ia selalu merasa senang melihat ketika tanaman segar di daerah Bogor, Jawa Barat.

“Bertani itu salah satu impian saya waktu masih di Indonesia. Saya besar di Indonesia, kalau jalan-jalan ke Puncak, Bogor, nikmat sekali melihat sayuran segar. Saya pernah mimpi kapan bisa nanam itu,” kata Nuri.

Impiannya perlahan mulai terwujud saat ia memutuskan pindah ke Amerika. Ia lalu menyewa lahan seluas 39 hektare di Littleton, Massachusetts. Di lahan tersebut ia menanam dan merawat sendiri beragam jenis buah dan tanaman lain.

Ia pun tampak menguasai banyak hal, termasuk cara untuk membuat tanaman tetap sehat dan menghasilkan buah berkualitas baik.

“Tangan saya kasar semua. Waktu di Indonesia pasti saya selalu perawatan, suami pasti bayarin semua,” kata Nuri.

Walaupun tangannya menjadi kasar, Nuri sama sekali tidak merasa menyesal. Ia mengaku bahwa kegiatan bertaninya ini sudah cukup membuatnya merasa bahagia.

“Tapi sampai di sini nggak mulus lagi nggak apa-apa, asal saya bisa main sama tanah sama cacing,” ujarnya.

Pekerjaannya ini juga mendapat dukungan penuh oleh sang suami, Mark Auger. Pria itu mengaku jika istrinya memang sejak lama hobi memelihara tanaman, bahkan hingga apartemen mereka dipenuhi pot.

Meski begitu, menggeluti bidang ini bukannya tak memerlukan biaya besar. Nuri mengaku harus berkorban biaya sekitar 400 ribu dolar AS atau sekitar Rp5,9 miliar per tahun. Namun, dari hasil panennya yang berkualitas, ia memperoleh keuntungan jauh lebih besar.

Hebatnya, keuntungannya dari bertani itu disumbangkan ke Yayasan Cempaka untuk pendidikan bagi anak-anak dan perempuan di Indonesia.

“Jangan remehkan profesi petani, karena apa yang ada di meja rumah kita itu dari hasil kerja petani juga,” pesan Nuri.

Konten Lainnya

Content TAGS

Konten Populer