Penyemprotan Disinfektan di Kota Sukabumi Hanya Hamburkan Anggaran

- Redaksi

Kamis, 8 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penyemprotan disinfektan di Kota Sukabumi. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi

Penyemprotan disinfektan di Kota Sukabumi. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi

SUKABUMIHEADINES.com – Penyemprotan disinfektan kembali digencarkan di Kota Sukabumi selama masa PPKM Darurat seiring lonjakan kasus Covid-19 di Kota Sukabumi setiap hari terpantau mengalami kenaikan.

Dari data yang dihimpun penambahan kasus Covid-19 pada Kamis, 8 Juli 2021 telah menyentuh angka 4.318 orang. Angka tersebut dijumlah dengan penambahan terbaru sebanyak 109 orang. Total kasus meninggal pun telah mencapai 105 orang.

Sejak diberlakukannya PPKM Darurat pada 3 Juli lalu oleh pemerintah, upaya penanganan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di Kota Sukabumi gencar dilakukan oleh berbagai unsur yang tergabung dalam Satgas Covid-19 Kota Sukabumi. Salah satunya yaitu dengan melakukan penyemprotan disinfektan ke kawasan permukiman, fasilitas umum, gedung pemerintah serta pusat keramaian di wilayah Kota Sukabumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penyemprotan disinfektan secara masif tersebut dilakukan dari pagi sampai malam di jam tertentu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi sejak awal PPKM Darurat hingga hari ini mencatat telah menyemprotkan sekitar 1.257 liter disinfektan.

2.250 bangunan yang tersebar disejumlah lingkungan permukiman warga, tempat ibadah, pusat perkantoran, perdagangan, tempat pendidikan, terminal, bahkan angkutan umum tidak luput dari sasaran penyemprotan disinfektan.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Wardhani mengatakan, hal ini dilakukan sebagai upaya konkret melayani masyarakat dalam rangka meminimalisir penyebaran Covid-19.

Baca Juga :  Pemuda Warudoyong Sukabumi kelewat kreatif, sembunyikan sabu di bungkus cemilan dan sedotan

Namun, apakah upaya tersebut efektif untuk meminimalisir penyebaran Covid-19?

Dikutip dari Republika.co.id, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa penyemprotan disinfektan di area publik tidak menghilangkan virus corona penyebab Covid-19. Dalam dokumen terkait penyemprotan disinfektan yang dipublikasikan pada Sabtu (16/5) tahun lalu, WHO mengatakan, penyemprotan tempat umum seperti di jalan atau area pasar, bukanlah cara efektif melawan virus corona.

Disinfektan menjadi tidak berfungsi ketika berhadapan dengan debu dan kotoran yang terdapat di area publik. Untuk membersihkan virus di permukaan, cara yang efektif adalah dengan langsung menyasar permukaan objek. Caranya, dengan mengepel atau mengelap permukaan benda. Belum ada pembaruan terkait panduan WHO soal disinfeksi ini.

Jika memang upaya ini tidak efektif seperti dikatakan oleh WHO, maka apakah upaya yang satu ini hanya membuang uang anggaran yang digelontorkan saja?

Direktur Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Jawa Barat, Abubakar Abdul Hasan menilai Pemkot Sukabumi harus membuka kepada publik berapa anggaran yang dialokasikan untuk penanganan Covid-19.

“Pandemi Covid-19 merupakan ancaman kesehatan dan berdampak pada kerentanan ekonomi sehingga selain PPKM, seharusnya Pemerintah juga memperhatikan kerentanan sosial yang diakibatkan oleh Covid-19. Alokasi anggaran untuk pengamanan, penyemprotan disinfektan sebaiknya direalokasi untuk penanganan kesehatan dan pemberian bantuan sosial,” kata pria yang akrab disapa Abah Amo itu saat diwawancarai sukabumiheadlines.com, Kamis, 8 Juli 2021.

Baca Juga :  Pekan Ini, UAS ke Sukabumi Tampil di Tiga Kecamatan

Ia menjelaskan, upaya pencegahan yang dinilai tidak efektif seharusnya perlu dipangkas agar tidak membuang-buang uang. Sebab, semua orang tidak pernah tahu pandemi kapan pandemi ini akan berakhir.

“Berapa banyak uang lagi yang masih dibutuhkan untuk mengatasi pandemi beserta dampak-dampaknya. Pemerintah kita melakukan penyemprotan disinfektan tidak ada alas ilmiahnya tapi masih dilakukan. Penghamburan anggaran,” ucap Amo.

Menurutnya, uang dan sumber daya yang ada semestinya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jika memang menurut penelitian disinfeksi itu tidak efektif, seharusnya otoritas terkait memberikan instruksi untuk menghentikan kegiatan tersebut mulai dari level paling atas hingga paling bawah. Dengan begitu, uang yang ada bisa dimanfaatkan hal lain yang lebih berguna.

“Kalau soal efektifitas penyemprotan disinfektan saya tak bisa berbicara lebih jauh. Tapi seingat saya beberapa pendapat virologi mengatakan itu tidak efektif. Pemerintah harus menjelaskan alasan ilmiah atas penyemprotan disinfektan dan seberapa efektifnya. Jika tidak penyemprotan dimaksud hanya hanya bagian dari pembenaran dan ‘show of force‘ soal kedarutan Covid-19,” pungkasnya.

Berita Terkait

Mengingat 5 jenis bencana alam kerap terjadi dan potensi terjadi di Sukabumi
Kereta wisata KA Jaka Lalana mulai 14 Desember, Kabupaten Sukabumi tidak siap
Waspada hujan di atas normal, bencana Tanah Bergerak di Sukabumi menurut pakar geologi ITS
Termasuk untuk Jalan Tol Sukabumi-Padalarang, Kemen PU siapkan Rp134 triliun
4 masalah lingkungan di Sukabumi yang tidak pernah selesai
Stereotip gender warga Jakarta terhadap wanita Sukabumi: Cantik, religius, tapi…
Adu banyak penduduk miskin kota dan kabupaten di Jawa Barat, Sukabumi berapa?
Pemprov Jabar ambil alih Jalan Desa, kades di Sukabumi mendukung, tapi…

Berita Terkait

Senin, 8 Desember 2025 - 00:16 WIB

Mengingat 5 jenis bencana alam kerap terjadi dan potensi terjadi di Sukabumi

Jumat, 5 Desember 2025 - 16:59 WIB

Kereta wisata KA Jaka Lalana mulai 14 Desember, Kabupaten Sukabumi tidak siap

Jumat, 5 Desember 2025 - 03:28 WIB

Waspada hujan di atas normal, bencana Tanah Bergerak di Sukabumi menurut pakar geologi ITS

Kamis, 4 Desember 2025 - 04:30 WIB

Termasuk untuk Jalan Tol Sukabumi-Padalarang, Kemen PU siapkan Rp134 triliun

Kamis, 27 November 2025 - 15:05 WIB

4 masalah lingkungan di Sukabumi yang tidak pernah selesai

Berita Terbaru

Rambut beruban - sukabumiheadline.com

Hikmah

Ada pesan Tuhan di balik rambut beruban menurut Islam

Senin, 8 Des 2025 - 03:30 WIB