Wednesday, June 7, 2023
Sukabumi Headline
  • LIPSUS
  • Sukabumi
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Wawancara
  • Hukum
  • Komunitas
  • Khazanah
No Result
View All Result
  • LIPSUS
  • Sukabumi
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Wawancara
  • Hukum
  • Komunitas
  • Khazanah
No Result
View All Result
Sukabumi Headline
No Result
View All Result
Home Khazanah

Pernah Benci Islam, Eduardo Memilih Mualaf karena Tertarik Keluhuran Akhlak Muslim

Saat berusia dua tahun, ia dibawa ibundanya berpindah ke Kanada.

Muhammad Farhan Al-Rasyid by Muhammad Farhan Al-Rasyid
6 months ago
in Khazanah
0
Pernah Benci Islam, Eduardo Memilih Mualaf karena Tertarik Keluhuran Akhlak Muslim

Eduardo Alves Dos Anjos tertarik dengan akhlak umat Muslim. l Istimewa

Share ShareShare

Baca Juga

Lourdes Loyola, Tentara Amerika dan Semua Keluarga Intinya Mualaf

I Gede Suharja Izinkan Mahalini Mualaf

Hobi Pakai Hijab Sejak Kecil tapi Suka Makan Daging Babi, Ayana Moon Mualaf

Yakin Tuhan Itu Esa, Pendeta Rusia Vladimir Ugryumov Akhirnya Mualaf

SUKABUMIHEADLINE.com l Serangan 11 September 2001 di New York, Amerika Serikat (AS), memunculkan stigma negatif kepada Islam. Berbagai pemberitaan menyebut para pelaku 9/11 berasal dari jaringan Alqaidah, organisasi ekstremis yang kerap mengatasnamakan agama.

Alhasil, sebagian masyarakat, khususnya di dunia Barat, memandang orang Muslim dengan penuh curiga. Dalam situasi demikian, Eduardo Alves Dos Anjos mulai peka terhadap Islam. Awalnya, ia seperti kebanyakan orang Amerika pascaperistiwa 9/11. Perspektifnya masih diwarnai Islamofobia yang pekat.”Saya mengetahui tentang Islam untuk pertama kalinya pada 9/11. Jelas ketika itu saya ikut-ikutan mengasosiasikan agama ini dengan terorisme,” kata mualaf tersebut saat diwawancarai Radio Canada International (RCI).

Eduardo Alves lahir di Brasil. Saat berusia dua tahun, ia dibawa ibundanya berpindah ke Kanada. Dirinya tumbuh besar di Montreal, kota terbesar kedua di seluruh negara tersebut.

Selepas momen 9/11, Islam pun dipandangnya sebagai ajaran yang asing di Kanada. Terlebih, ia menaruh syak wasangka bahwa Muslim amat sulit berbaur dengan orang-orang Barat. Mereka seakan-akan bangga dengan ciri pembeda, semisal dari penampilan hijab kaum perempuan.

Eduardo masih duduk di bangku SMA ketika itu. Pada suatu hari, ia tanpa sengaja melihat seorang siswi yang berbusana Muslimah di sekolahnya.

Tanpa basa-basi, remaja itu langsung mendekati dan melontarkan berbagai pertanyaan yang bernada sinis kepada perempuan tersebut. Baginya, ajaran Islam tentang menutup aurat sangat tidak masuk akal.

“Setiap melihat wanita berjilbab, yang langsung muncul di benak saya adalah pertanyaan. Mengapa memakai itu? Di negeri tempat saya berasal (Brasil), umumnya perempuan mengenakan busana yang lebih terbuka, lebih kasual,” ujarnya.

Dengan getir, Eduardo mengaku bahwa dirinya ketika itu sangat rasialis. Kebencian membuncah dalam dadanya begitu melihat orang Islam. Karena sikapnya itu, ia cenderung dijauhi kebanyakan murid yang berpandangan pluralis. Lingkaran pertemanannya diisi anak-anak muda yang kerap membuat onar di sekolah.

“Sebelum menjadi Muslim, keseharian saya tidak jauh dari dunia malam, menenggak minuman keras, pacaran, dan sebagainya. Walaupun tidak sampai terjerumus narkoba, saya ketika itu biasa berkelahi. Pernah saya meninju teman sekelas hanya karena dia Muslim,” katanya.

Perangai Eduardo ketika remaja sesungguhnya bertolak belakang dengan sifat kedua orang tuanya. Ayahnya merupakan seorang tokoh lokal yang dihormati komunitasnya, baik ketika masih tinggal di Brasil maupun sesudah menetap di Montreal. Ibunya sehari-hari mengurus rumah tangga dan terkenal sangat ramah terhadap para tetangga.

Beberapa tahun sesudah hijrah ke Kanada, keduanya bercerai. Sejak itu, Eduardo tinggal di Montreal bersama dengan ayahnya. Ibundanya memilih pulang ke Brasil. Kepergian sang ibu sempat membuat hatinya terpukul. Sebab, secara emosional ia merasa lebih dekat dengan perempuan yang telah melahirkannya ke dunia.

Situasi broken home agaknya mengubah sedikit kebiasaannya. Eduardo menjadi suka menyendiri. Ia pun mengurangi intensitas bersenang-senang bersama kawannya setiap malam akhir pekan. Anak muda ini kembali pada hobi lamanya sejak masa anak-anak, yakni membaca buku.

Eduardo saat itu mulai menggemari bacaan filsafat. Dari renungan-renungan para filsuf, ia belajar mengenai tujuan hidup. Beberapa pemikir condong pada pemahaman bahwa eksistensi manusia di dunia ini bukan untuk apa pun. Namun, remaja ini tidak tertarik pada ajakan nihilis.

Ia meyakini, kehidupan bukanlah tanpa arah. Bagaimana mungkin alam semesta yang penuh keteraturan tidak didesain oleh Tuhan? Keberadaan Tuhan pun mestinya berimplikasi pada adanya tujuan kehidupan. Dirinya tertegun, menyadari bahwa mencari Tuhan adalah sebuah upaya yang manusiawi.

Kawan dekat

Satu tahun menjelang lulus SMA, Eduardo berkenalan dengan seorang kawan baru, Oussama. Nama itu agak mirip dengan sosok gembong al-Qaida yang dipandang sebagai dalang 9/11. Yang cukup mengejutkannya, ternyata sifat teman sekelasnya itu sangat jauh dari stereotipe Muslim yang kaku.

Oussama sangat ramah dan supel dalam bergaul. Pemuda berdarah Arab itu sangat menyukai berbagai macam olahraga. Sering kali Eduardo dan dirinya bermain bola basket bersama, bahkan berada dalam satu tim.

Tags: #Islam#Muslim9/11Amerika SerikatBradilIslamofobiaKanadaMontrealmualaf
Previous Post

Longsor di Cikakak Sukabumi, Kerugian Mencapai Ratusan Juta Rupiah

Next Post

Derita Atsma Menahun, Lansia di Cicurug Sukabumi Gantung Diri

Muhammad Farhan Al-Rasyid

Muhammad Farhan Al-Rasyid

Related Posts

KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy'ari dan Prabu Siliwangi. l Istimewa
Khazanah

Nasabnya ke Nabi SAW, Leluhur Pendiri NU dan Muhammadiyah Nikahi Putri Prabu Siliwangi

2 June 2023
Lourdes Loyola, tentara AS mualaf. l Istimewa
Khazanah

Lourdes Loyola, Tentara Amerika dan Semua Keluarga Intinya Mualaf

2 June 2023
Ayana Moon, wanita Korea Selatan mualaf. l Istimewa
Khazanah

Hobi Pakai Hijab Sejak Kecil tapi Suka Makan Daging Babi, Ayana Moon Mualaf

19 May 2023
Pendeta Rusia Vladimir Ugryumov masuk Islam. l Istimewa
Khazanah

Yakin Tuhan Itu Esa, Pendeta Rusia Vladimir Ugryumov Akhirnya Mualaf

19 May 2023
Ingrid Kansil. l Istimewa
Khazanah

Cerita Mualaf Ingrid Kansil, Dari Taat ke Gereja hingga Bawa Ayah Masuk Islam

16 May 2023
Kompleks Ponpes Al-Zaytun di Indramayu. l Istimewa
Khazanah

Sejarah dan 5 Kontroversi Ponpes Al-Zaytun hingga Dituding Sesat

14 May 2023
Next Post
Derita Atsma Menahun, Lansia di Cicurug Sukabumi Gantung Diri

Derita Atsma Menahun, Lansia di Cicurug Sukabumi Gantung Diri

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terbaru

PT Angkasa Pura 1. l Istimewa

Warga Sukabumi, Ada Lowongan Kerja di Angkasa Pura untuk Lulusan SMA dan D3

7 June 2023
Ilustrasi peluang bisnis. l Istimewa

Sukabumi Kaya, 5+5 Peluang Bisnis Ini Dijamin Cuan

7 June 2023
Waskita Nyerah, Perusahaan Ini Disuntik Negara Rp12,5 Triliun Bereskan Tol Bocimi

Waskita Nyerah, Perusahaan Ini Disuntik Negara Rp12,5 Triliun Bereskan Tol Bocimi

7 June 2023
Ade Armando resmi gabung PSI. l Istimewa

PSI, Partai Anak Muda Minim Bacaleg Dapil 1-6 Kabupaten Sukabumi

7 June 2023
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Privacy Police
  • Kode Etik

© 2022 Sukabumiheadline

No Result
View All Result
  • LIPSUS
  • Sukabumi
  • Politik
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Internasional
  • Olahraga
  • Gaya Hidup
  • Wawancara
  • Hukum
  • Komunitas
  • Khazanah

© 2022 Sukabumiheadline