sukabumiheadline.com – Amerika Serikat (AS) mengerahkan dua hingga empat pesawat pembom siluman B-2 ke Samudra Pasifik, dengan penilaian Israel yang menunjukkan bahwa pesawat ini mampu menghancurkan fasilitas nuklir Fordow milik Iran yang dijaga ketat. Hal ini diungkapkan harian Israel Haaretz.
Konfirmasi ini muncul sesaat setelah Presiden Amerika Donald Trump mengumumkan pasukan militer Amerika telah menyerang tiga situs nuklir Iran.
Trump sebelumnya mengonfirmasi serangan AS pertama terhadap Iran, menandai bergabungnya Amerika dalam perang Israel melawan Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami telah menyelesaikan serangan yang sangat sukses terhadap tiga situs nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan,” tulis Trump di Truth Social.
“Semua pesawat sekarang berada di luar wilayah udara Iran. Muatan penuh bom dijatuhkan di situs utama, Fordow. Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat,” lanjut Trump.
Dalam pesan yang sama, pemimpin AS tersebut tampaknya mendesak Teheran untuk tidak membalas dan terlibat dalam perundingan, dengan mengeklaim bahwa sekarang adalah “waktunya untuk perdamaian”.
Serangan militer AS tersebut dibenarkan pejabat manajemen krisis Qom di Iran tengah, seperti diberitakan Iran International. Pejabat Iran mengakui area sekitar situs nuklir Fordow telah dibom AS, Ahad (22/6/2025).
“Beberapa jam yang lalu, setelah pengaktifan pertahanan udara Qom dan identifikasi target musuh, sebagian wilayah di sekitar lokasi nuklir Fordow diserang udara musuh,” kata pejabat tersebut.
Sementar itu, sistem pertahanan udara Iran telah diaktifkan di Isfahan dan Kashan sebagai respons terhadap deteksi target musuh, imbuh wakil gubernur Isfahan untuk urusan keamanan.
Pejabat itu mengonfirmasi bahwa beberapa ledakan terdengar di Isfahan dan Natanz pada waktu yang hampir bersamaan. “Kami menyaksikan serangan musuh di dekat fasilitas nuklir di Isfahan dan Natanz,” ujarnya.
Namun akun terverifikasi @IranReply menulis: “Fasilitas Fordow terletak 32 kilometer dari kota Qom di Iran, dan sejauh ini tidak ada bukti nyata adanya kerusakan atau ledakan besar—kecuali cuitan si tolol Trump itu.”
Kelompok Houthi Yaman langsung mengancam AS sebagai pembelaan pada Iran. “Washington harus menanggung akibatnya,” kata Hezam al-Assad, anggota Biro Politik Houthi.
Teheran sebelumnya telah memperingatkan Washington dan pihak ketiga lainnya agar tidak bergabung dalam perang Iran-Israel yang sudah dimulai lebih dari seminggu lalu.
Iran mengancam akan menargetkan aset dan pengiriman senjata asing yang ditujukan ke Israel. Israel meluncurkan Operasi Rising Lion sejak Jumat, 13 Juni 2025, dengan dalih mencegah Republik Islam tersebut memperoleh bom nuklir.
Teheran, yang secara konsisten menyatakan bahwa program nuklirnya bersifat damai, menyebut serangan itu sebagai tindakan perang dan menanggapinya dengan gelombang serangan rudal dan pesawat nirawak dengan nama sandi Operasi True Promise III.
Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 430 warga Iran dan melukai lebih dari 3.500 warga sipil, menurut Kementerian Kesehatan Iran. Pejabat Israel telah melaporkan 25 kematian dan lebih dari 2.500 cedera.