sukabumiheadline.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani menjelaskan bahwa saat ini situasi Palestina yang dilanda oleh peperangan dengan Israel telah menyebabkan kehancuran dan bencana kemanusiaan yang besar.
Dalam Sidang ke-19 Session of the Conference of the Parliamentary Union of the OIC Members States (PUIC), di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu (15/5/2025), dikutip sukabumiheadline.com dari Kanal Youtube Sekretariat Presiden, ia menegaskan rakyat Palestina harus tetap diperjuangkan kemerdekaannya.
“Kita harus menolak gagasan merelokasi rakyat Palestina dari wilayah Gaza. Gaza adalah milik rakyat Palestina. Gaza harus dibangun kembali tidak hanya dengan gedung dan tembok, namun juga dengan harga diri, keadilan, dan harapan,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Situasi yang menyedihkan itu, kata Puan, telah mengorbankan masyarakat sipil sebagai korban perang. Ia menyebutkan terdapat perempuan dan anak-anak yang mengalami kelaparan serta insfrastruktur umum seperti sekolah dan rumah sakit hancur lebur.
“Kita harus dapat membantu dengan berbagai cara dan pengaruh yang kita miliki untuk dapat mengakhiri situasi yang tidak berperikemanusiaan di Gaza,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa Parlemen perlu mendorong banyak negara di dunia secara resmi mengakui kemerdekaan Palestina.
“Kita juga harus mendorong penyelesaian konflik secara damai melalui solusi dua negara,” tegasnya.
Baginya, dukungan terhadap perjuangan Rakyat Palestina tetap menjadi atensi utama dengan pembahasan langkah-langkah konkret yang dapat diambil oleh negara-negara PUIC.
“Kita menyadari bersama bahwa pembangunan suatu negara dapat terselenggara di setiap negara apabila ada ketertiban perdamaian di dalam negara dan perdamaian antar negara,” katanya.
Sebab, lanjutnya, negara-negara yang tergabung di dalam PUIC harus membangun budaya damai dan toleransi dalam hubungan antar negara serta di dalam masyarakat.
“Kita masing-masing sebagai syarat yang dibutuhkan agar pembangunan dapat dilaksanakan. Kita hidup di bumi yang sama, yang memiliki ketergantungan satu dengan yang lain, membutuhkan ketertiban bersama, perdamaian bersama,” jelasnya.
Di samping itu, Puan mengemukakan bahwa rakyat di dunia Islam dapat hidup lebih dan memiliki peradaban yang maju jika pekerjaan rumah seperti ekonomi dan kemajuan teknologi dapat dilakukan dengan segera.
“Kita masih dapat merasakan dan memahami bahwa masih banyak pekerjaan kita bersama untuk membangun tatanan dunia yang kita harapkan,” jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menilai kebijakan Prabowo Subianto untuk merelokasi 1.000 warga Gaza, Palestina ke Indonesia sebagai langkah yang blunder.
Gus Ulil menyebut, Prabowo telah melakukan kesalahan fatal jika relokasi warga Gaza itu benar-benar dilakukan. Sebab merelokasi warga Gaza dari tanah kelahirannya ke luar Palestina sama saja dengan upaya mewujudkan mimpi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengusir warga Gaza, Palestina.
“Untuk isu ini (relokasi warga Gaza), saya mengatakan Pak Prabowo blunder, menurut saya itu tidak tepat,” kata Gus Ulil, kepada NU Online, pada 10 April 2025.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Amerika Serikat (AS) Marco Rubio di Kementerian Luar Negeri AS, Washington DC, pada 16 April 2025.
Salah satu pembahasan dari pertemuan kedua Menlu itu adalah soal Palestina. Kepada Marco Rubio, Menlu Sugiono menegaskan bahwa pemerintah RI di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto siap mengevakuasi sementara warga Gaza ke Indonesia.
“Pemerintah Indonesia siap untuk mengevakuasi sementara sekitar 1.000 warga Palestina di Jalur Gaza yang terluka untuk dirawat di Indonesia. Setelah itu, mereka akan dipulangkan kembali ke Gaza. Indonesia menolak relokasi warga Palestina di Gaza dari tanah airnya,” jelas Menlu Sugiono.