Setiap satu jam seorang ibu meninggal dunia, kualitas dan profesionalisme bidan disorot

- Redaksi

Selasa, 2 Desember 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah Indonesia, bekerja sama dengan Kanada dan UNFPA, meluncurkan Proyek IMPACT - Ist

Pemerintah Indonesia, bekerja sama dengan Kanada dan UNFPA, meluncurkan Proyek IMPACT - Ist

sukabumiheadline.com – Angka Kematian Ibu (AKI) yang stagnan di 189 kematian per 100.000 kelahiran hidup (Sensus 2020) dan fakta tragis bahwa satu perempuan meninggal setiap jam akibat komplikasi kehamilan, menyoroti isu pembangunan yang mendesak di Indonesia.

Ironisnya, angka ini terjadi meskipun 91% kelahiran hidup sudah ditolong oleh tenaga kesehatan terampil, menunjukkan adanya kesenjangan kualitas layanan kebidanan yang harus segera diatasi.

Menanggapi krisis ini, Pemerintah Indonesia, bekerja sama dengan Kanada dan UNFPA, meluncurkan Proyek IMPACT di Jakarta. Inisiatif tiga tahun ini dirancang sebagai intervensi komprehensif berbasis hasil untuk memperkuat layanan kebidanan.

Hassan Mohtashami, Kepala Perwakilan UNFPA, secara tegas menyatakan, “Satu kematian ibu saja sudah terlalu banyak,” dikutip sukabumiheadline.com, Selasa (2/12/2025).

Ia menggarisbawahi perlunya peningkatan kualitas layanan, mulai dari perawatan obstetrik darurat hingga keluarga berencana.

Meskipun jumlah bidan terdaftar telah mencapai lebih dari 344.000 (2023), fokus proyek IMPACT menunjukkan bahwa tantangan terbesar kini bukan lagi pada kuantitas tenaga kesehatan, melainkan pada kapasitas dan profesionalisme mereka, khususnya di daerah terpencil dan pedesaan.

Baca Juga :  Resign Sebagai Bidan, Wanita Sukabumi Ini Malah Sukses Jualan Buah Impor

Yuli Farianti, Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI, mengakui bahwa penguatan layanan kesehatan primer dan sumber daya manusia adalah prioritas.

“Bidan merupakan fondasi layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, terutama di daerah-daerah terpencil,” katanya.

Proyek ini akan mengadopsi metodologi pengajaran inovatif dan mengintegrasikan teknologi untuk meningkatkan kapasitas bidan.

Langkah ini diperlukan untuk memastikan bahwa ketersediaan bidan yang banyak dapat diterjemahkan menjadi perawatan kebidanan yang terampil dan penuh kasih sayang, yang selama ini menjadi titik lemah dalam sistem kesehatan ibu di Indonesia.

Kemitraan ini bertujuan menghasilkan ibu dan bayi yang lebih sehat, sehingga Indonesia dapat secara substansial menurunkan AKI.

Berita Terkait

Jadi tersangka KPK, ini pesan Bupati Bekasi si Raja Bongkar buat Dedi Mulyadi
Momen rakit Wagub Aceh dan GM PLN terbalik saat menyeberang sungai
Dedi Mulyadi: Pemprov Jabar libatkan petani dan sekolah di Program MBG
Situs Gunung Padang mulai direkonstruksi total
Wamenhut lepas liar Elang Jawa dilengkapi GPS di Sukabumi
TJT: GT Bocimi Seksi 2 titik krusial macet saat Libur Nataru
Libur Nataru 2 pekan, BPJT siapkan manajemen trafik di GT Ciawi-Sukabumi
Bandara Internasional Jawa Barat bakal dijadikan khusus haji dan umrah Indonesia

Berita Terkait

Senin, 22 Desember 2025 - 08:03 WIB

Momen rakit Wagub Aceh dan GM PLN terbalik saat menyeberang sungai

Sabtu, 20 Desember 2025 - 01:33 WIB

Dedi Mulyadi: Pemprov Jabar libatkan petani dan sekolah di Program MBG

Jumat, 19 Desember 2025 - 20:35 WIB

Situs Gunung Padang mulai direkonstruksi total

Sabtu, 13 Desember 2025 - 19:24 WIB

Wamenhut lepas liar Elang Jawa dilengkapi GPS di Sukabumi

Jumat, 12 Desember 2025 - 04:15 WIB

TJT: GT Bocimi Seksi 2 titik krusial macet saat Libur Nataru

Berita Terbaru