Singgung Gatot Nurmantyo, Pangkostrad: Dalam Islam Tabayun

- Redaksi

Rabu, 29 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 Museum Darma Bakti Kostrad I Istimewa

Museum Darma Bakti Kostrad I Istimewa

sukabumiheadline.com – Kabar dihancurkannya tiga patung Jenderal penumpas Partai Komunis Indonesia (PKI) di Museum Darma Bakti Kostrad, Jalan Medan Merdeka Timur, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, direspons mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Gatot mengungkapkan hal itu ketika menjadi pembicara webinar bertema ‘TNI Vs PKI’ di Jakarta Ahad (26/9/2021) malam. Gatot mengungkapkan, tiga patung diorama, yaitu Jenderal TNI AH Nasution (Menteri Pertahanan dan Keamanan), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD atau sekarang Kopassus), telah raib.

Pernyataan Gatot direspons Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjen) Dudung Abdurrachman. Ia menepis tudingan jika hilangnya diorama tiga Jenderal itu terkait ada paham PKI di tubuh TNI.

“Tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami,” kata Dudung dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (27/9/2021) dilansir republika.co.id.

Patung-patung itu, kata Dudung, memang sebelumnya ada di dalam Museum Darma Bhakti Kostrad. Namun, patung itu hilang karena diminta kembali oleh pembuatnya, yakni Pangkostrad periode 2011-2012 Letjen (Purn) Azmyn Yusri (AY) Nasution.

“Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan,” jelas Dudung.

Baca Juga :  Belajar Setia Dalam Segala Hal kepada Pesepakbola Muslim Bergaji Rp25 Miliar per Bulan

Dia pun menolak bila penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan sebagai bentuk TNI melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965.

“Itu sama sekali tidak benar. Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu,” tutur Dudung.

Dudung menilai, seharusnya Gatot selaku prajurit senior dapat melakukan klarifikasi terlebih dahulu kepada Kostrad maupun institusi terkait sebelum membeberkannya ke publik. Pasalnya, pernyataan Gatot tersebut dapat menimbulkan fitnah dan kegaduhan di masyarakat.

“Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa,” ujar eks Panglima Kodam Jaya tersebut.

Berita Terkait

Ditanya soal balita di Sukabumi mati karena cacingan, Menko PMK Pratikno mengaku ngantuk
Tragedi balita Raya dipenuhi cacing, Wamensos: Pemda Sukabumi harus aktif
Mayoritas warga Jawa Barat tak puas kinerja Dedi Mulyadi
Nomor 8 pria asal Sukabumi, ini daftar Kombes Pol pecah bintang jadi Brigjen hadiah HUT RI
Demonstrasi di Pati diwarnai kerusuhan, massa tuntut bupati mundur
Legislator dan pakar hukum ingatkan bumerang rencana RI rawat warga Gaza di Pulau Galang
Wali Kota Bogor Dedie Rachim ingatkan hal ini untuk warga Sukabumi
Gunung Padang Cianjur dipugar awal bulan ini

Berita Terkait

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 00:16 WIB

Ditanya soal balita di Sukabumi mati karena cacingan, Menko PMK Pratikno mengaku ngantuk

Jumat, 22 Agustus 2025 - 20:47 WIB

Tragedi balita Raya dipenuhi cacing, Wamensos: Pemda Sukabumi harus aktif

Selasa, 19 Agustus 2025 - 13:09 WIB

Mayoritas warga Jawa Barat tak puas kinerja Dedi Mulyadi

Jumat, 15 Agustus 2025 - 19:09 WIB

Nomor 8 pria asal Sukabumi, ini daftar Kombes Pol pecah bintang jadi Brigjen hadiah HUT RI

Rabu, 13 Agustus 2025 - 19:11 WIB

Demonstrasi di Pati diwarnai kerusuhan, massa tuntut bupati mundur

Berita Terbaru