Sudah dinyatakan punah, Mbah Loreng menampakkan diri di Surade Sukabumi

- Redaksi

Kamis, 16 Juni 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harimau Jawa. l Mongabay

Harimau Jawa. l Mongabay

sukabumiheadline.com – Harimau Jawa atau dalam nama Latin Panthera tigris sondaica adalah subspecies harimau yang hanya hidup di Pulau Jawa, dan telah dinyatakan punah sekira tahun 1980an.

Dahulu, Harimau Jawa atau yang biasa di sebut dengan “mbah loreng”, ini diburu banyak pemburu karena merupakan salah satu binatang buas yang dinilai berbahaya.

Kehadirannya memang ditakuti oleh manusia. Karenau, perburuan bukan semata karena untuk tujuan koleksi peliharaan. Namun, akibat akibat tempat tinggalnya terus menerus dirangsek manusia untuk berbagai kepentingan, sehingga hutan terus berkurang luasannya secara signifikan, membuat mbah loreng kerap muncul ke perkampungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kehadiran mbah loreng ke perkampungan karena “rumahnya” terus dirusak, menjadi pilihan sulit baginya karena pada akhirnya menjadikan hewan bertaring ini buruan warga. Dan pada gilirannya dinyatakan punah.

Mbah loreng kembali muncul

Kekinian, setelah puluhan tahun dinyatakan punah, beberapa orang mengaku dikejutkan kabar kembalinya sang penguasa hutan Jawa ini.

Warga Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengaku menemukan bekas cakaran dan bulu-bulu si mbah loreng.

Bahkan, seorang warga bernama Rifi Yanuar Fajar, pada 18 Agustus 2019 malam, mengaku mendengar suara auman harimau dari semak-semak.

Rifi saat itu, sedang pergi dengan mengendarai motor. Sedangkan, empat orang temannya memilih untuk menggunakan mobil. Saat sedang santai melaju di atas motornya melintasi kawasan hutan di Surade, Rifi mendengar suara seperti hewan yang sedang lari di semak semak.

Baca Juga :  Mengenal Kakek asal Sukabumi yang Tolak Rp10 Miliar

Pemuda berusia 26 tahun itu mengira jika itu seekor babi hutan. Namun, semakin lama suaranya kian keras pertanda semakin dekat. Dan tiba-tiba sosok si mbah loreng melompat dari kegelapan hutan ke jalan.

“Saya kaget lalu terjatuh dari motor karena melihat sosok besar berwarna loreng kuning hitam itu melompat tepat di depan motor,” kata dia.

Untungnya, mobil yang dinaiki oleh temannya kemudian muncul. Rifi menduga sorot lampu mobil membuat mbah loreng ketakutan hingga kemudian menghilang di balik semak-semak.

Rifi pun langsung menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya kepada teman-temannya. Rifi meyakinkan bahwa hewan yang ia lihat tersebut adalah Harimau Jawa.

Keesokan harinya, Rifi pun kembali menceritakan pengalamannya semalam kepada Kaldi. Selanjutnya, Kaldi mengajak Rifi untuk membuktikan kebenaran dan mencari bekas kejadian yang ia alami tadi malam.

Keduanya malah dikagetkan dengan penemuan bekas cakaran harimau dan bulu-bulu binatang buas tersebut yang tersangkut di ranting pepohonan, di sekitar lokasi kejadian tersebut.

Bukan hanya Rifi yang melihat penampakan Mbah Loreng

Baca Juga :  Rumah Rusak, Longsor Tutup Jalan dan 30 Ha Sawah Kebanjiran di Bantargadung Sukabumi

Cerita nahas Rifi pun beredar di kalangan warga setempat hingga kemudian muncul pengakuan dari warga lainnya. Bahkan, Kepala Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Bakang Anwar As’adi menyebut apa yang dialami Rifi bukan kejadian pertama.

Ia bercerita, penampakan Harimau Jawa juga pernah muncul saat sedang dilakukan pekerjaan pengaspalan jalan di wilayah desanya. “Salah seorang warga mengaku melihat Harimau Jawa tersebut. Bentuknya seperti kucing besar berwarna loreng hitam kuning,” jelas Bakang.

Respons BKSDA

Kabar kehadiran mbah loreng kemudian direspons pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) turun untuk meninjau dan mencari kebenaran kabar tersebut.

Untuk informasi, BKSDA menjalankan fungsi penataan blok, penyusunan rencana, program, dan evaluasi pengelolaan kawasan Suaka Margasatwa, Cagar Alam, Taman Wisata Alam, dan Taman Buru serta konservasi jenis tumbuhan dan satwa liar didalam maupun di luar kawasan.

Selanjutnya, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, pada 5 Juni 2022, menyusul mengunggah informasi di akun media sosial mereka, berisi narasi yang menjelaskan kemunculan Harimau Jawa yang sudah di nyatakan Punah sejak tahun 1980an itu.

Selain itu, penemuan bulu-bulu si mbah loreng pun disebutkan tengah dijadikan bahan penelitian oleh pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

BRIN sendiri, Mengutip Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 33 Tahun 2021, adalah lembaga pemerintah yang menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Berita Terkait

Soal 17+8 tuntutan rakyat, Menkeu Purbaya: Hanya tuntutan sebagai kecil rakyat
Sri Mulyani out, siapa Purbaya Yudhi Sadewa Menkeu baru dilantik Prabowo?
Tito Karnavian instruksikan bupati dan wali kota hidupkan kembali pos ronda
Rekap aksi 25-31 Agustus 2025 dalam angka: Ribuan ditangkap dan luka, 10 tewas direpresi aparat
Ajukan 10 tuntutan, gedung DPRD Jawa Barat ditimpuki sampah oleh massa emak-emak
5 anggota dinonaktifkan masih terima gaji-fasilitas? Beda pendapat pimpinan DPR
Sri Mulyani naikan anggaran Polri jadi Rp145,7 triliun
Innalilahi, budayawan Sunda sekaligus musisi Acil Bimbo meninggal dunia

Berita Terkait

Selasa, 9 September 2025 - 17:19 WIB

Soal 17+8 tuntutan rakyat, Menkeu Purbaya: Hanya tuntutan sebagai kecil rakyat

Senin, 8 September 2025 - 18:17 WIB

Sri Mulyani out, siapa Purbaya Yudhi Sadewa Menkeu baru dilantik Prabowo?

Senin, 8 September 2025 - 14:25 WIB

Tito Karnavian instruksikan bupati dan wali kota hidupkan kembali pos ronda

Jumat, 5 September 2025 - 00:01 WIB

Rekap aksi 25-31 Agustus 2025 dalam angka: Ribuan ditangkap dan luka, 10 tewas direpresi aparat

Kamis, 4 September 2025 - 17:56 WIB

Ajukan 10 tuntutan, gedung DPRD Jawa Barat ditimpuki sampah oleh massa emak-emak

Berita Terbaru

Sekelompok bandit pelaku curanmor dan curhat diamankan Polres Serang - Polres Serang

Peristiwa

Bandit asal Sukabumi diringkus polisi di Serang

Selasa, 9 Sep 2025 - 15:15 WIB