Turun Temurun dan Puluhan Tahun Konsisten Digelar, 5 Fakta Balap Lori di Cimahi Sukabumi

- Redaksi

Minggu, 21 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Momen balap lori di Cimenteng, Sukabumi. l Renaldi Sya'bana

Momen balap lori di Cimenteng, Sukabumi. l Renaldi Sya'bana

SUKABUMIHEADLINE.com l CICANTAYAN – Ajang adu balap sepeda kayu atau biasa disebut lori yang rutin digelar di Kecamatan Cicantayan, hari ini, Ahad (21/8/2022), memasuki babak perempat final hingga final. Baca: Saksikan Keseruannya, Hari Ini Final Ngetrek Lori di Cimahi Sukabumi

Ajang balapan tradisional yang sudah puluhan tahun tersebut, digelar menuruni jalanan menurun dari bukit Cimenteng, di Desa Cimahi, Kecamatan Cicantayan.

Berikut 5 fakta lomba ngetrek lori di Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Event Rutin Berusia Puluhan Tahun

Salah seorang pemuda setempat, Rengga Putra (27) menyebut event yang digelar setiap memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia itu, kembali hadir pada momen perayaan Kemerdekaan RI ke-77 tahun ini.

Menurutnya, lomba balap lori tersebut sudah berusia puluhan tahun dan hingga kini tetap rutin digelar setia tahunnya.

Baca Juga :  Warga Sukabumi, Ada Puluhan Ribu Lowongan Kerja Setelah KEK Lido Diresmikan Jokowi

“Iya sudah puluhan tahun. Seingat saya, sejak tahun 2000-an mulai digelarnya,” jelas Rengga kepada sukabumiheadline.com, Sabtu (20/8/2022).

2. Sudah Turun Temurun

Screenshot 2022 08 21 00 10 19 89 726cd6915a5bbed5e00093b2e2a7609b
Balapan lori di Cimahi. l Facebook: Renaldi Sya’bana

Ditambahkan Rengga, lomba tersebut digelar secara turun temurun dari sejak orangtuanya dulu.

“Balap lori ini sudah turun temurun dan alhamdulillah. Setiap memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di sini selalu ada lomba ngetrek lori,” kata dia.

“Aslinya memang dari sini, Kampung Cimenteng, Desa Cimahi, Kecamatan Cicantayan. Walaupun ada juga di desa desa lain lomba serupa, tapi semuanya berawal dari Cimenteng,” jelas Rengga.

3. Risiko Tinggi, Sportifitas Tinggi

Menurut Rengga, meskipun lomba balapan lori tersebut berisiko tinggi, tapi semua pesertanya menjunjung tinggi sportifitas.

“Risikonya tinggi karena meluncur di atas lori kecepatan tinggi di jalanan menurun, makanya seringkali terjadi saling bersenggolan yang mengakibatkan kecelakaan,” kata Rengga.

Baca Juga :  Armita, Wanita Keturunan Tionghoa Huni Rumah Panggung di Pedalaman Sukabumi

“Bagusnya, semua peserta bisa saling memaklumi,” tambah dia.

4. Terbuat dari Kayu

Screenshot 2022 08 21 00 18 08 63 726cd6915a5bbed5e00093b2e2a7609b
Lori kayu khas Cimenteng. l Istimewa

Rengga menambahkan lori lori tersebut 90 persennya non-logam, sehingga relatif aman saat dikendarai oleh para peserta balap.

“Hampir 90 persen non-logam, dari kayu dan karet. Jadi selama ini memang cukup aman. Terlebih, semua pembalap juga mengenakan peralatan safety yang melekat di badannya. Dari mulai sepatu, jaket, pelindung lutut hingga pelindung tulang kering,” jelas Rengga.

“Karena yang pertama kali dari Kampung Cimenteng, makanya sampai muncul istilah ‘loreng’ alias lori Cimenteng,” tambahnya.

5. Hadiah Balap Lori

Antusiasme para peserta, sebut Rengga, antara lain karena adanya hadiah cukup besar bagi para peserta yang berhasil menjadi juara.

“Kalau tahun ini saya memang tidak menjadi panitia. Tapi tahun lalu saya jadi panitia, dan seingat saya, tahun lalu saja hadiah kesatu saja, itu dua juta Rupiah,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tips pilih bahan busana kerja 40+ dan 7 inspirasi model perempuan Rusia untuk Wanita Sukabumi
15 SMA paling berprestasi di Jawa Barat: Bukan Bandung juaranya, Sukabumi sumbang 1
6 foto Helwa Bachmid, istri Habib Bahar bin Smith ngaku ditelantarkan: anggun, sporty dan seksi
Ada diskon tol, ini tips & trik liburan ke Sukabumi menyenangkan tanpa terjebak macet
2027 Gerbang Tol Bocimi Seksi 2 dan 3 berarsitektur budaya Sunda
Hijabers Sukabumi, ini lho 5 model busana kerja Muslimah usia 40-50 tahun
Ini alasan BRIN usul Gunung Karang dan Gunung Tangkil Sukabumi jadi cagar budaya dan eco-museum
Kontribusi akademik, mahasiswa Geografi UI temukan potensi wisata geologi di Sukabumi

Berita Terkait

Kamis, 20 November 2025 - 16:16 WIB

Tips pilih bahan busana kerja 40+ dan 7 inspirasi model perempuan Rusia untuk Wanita Sukabumi

Selasa, 18 November 2025 - 02:48 WIB

15 SMA paling berprestasi di Jawa Barat: Bukan Bandung juaranya, Sukabumi sumbang 1

Senin, 17 November 2025 - 23:05 WIB

6 foto Helwa Bachmid, istri Habib Bahar bin Smith ngaku ditelantarkan: anggun, sporty dan seksi

Senin, 17 November 2025 - 13:07 WIB

Ada diskon tol, ini tips & trik liburan ke Sukabumi menyenangkan tanpa terjebak macet

Minggu, 16 November 2025 - 19:58 WIB

2027 Gerbang Tol Bocimi Seksi 2 dan 3 berarsitektur budaya Sunda

Berita Terbaru