sukabumiheadline.com – Sosok Nurhaeti bisa menjadi inspirasi bagi perempuan manapun. Bagaimana tidak, ia berhasil mengubah sampah kertas menjadi uang kertas, menjadi kreasi indah yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Nurhaeti, seorang Wanita Sukabumi, Jawa Barat, mengubah limbah kertas hanya dengan sentuhan tangan kreatif. Alhasil, sampah kertas tak bernilai ia kreasikan menjadi produk kerajinan nan indah. Tak hanya itu, ia juga melabeli produknya dengan merek Despar311.
Berawal dari obrolan santai
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada suatu hari, Nurhaeti yang pernah menuntut ilmu agama di pesantren bertemu dengan adik kelasnya saat mondok. Saat itu, adik kelasnya menyempatkan diri mampir ke rumah Nurhaeti usai memberikan pelatihan di salah satu boarding school.
Dari pertemuan singkat itu, Nurhaeti mulai mengenal kerajinan tangan dari bahan kertas. Berawal hanya iseng, lalu menjadi hobi hingga kemudian sukses diterima pasar dan menghasilkan uang.
“Awalnya, teman itu datang ke rumah saat jam istirahat. Dia lalu cerita tentang kegiatan pelatihan yang sedang dia lakukan di Sukabumi,” kata Nurhaeti, Rabu (12/11/2025).
“Dia kan orang Jakarta. Jadi menyempatkan diri untuk mengajari dasar-dasar membuat kerajinan dari kertas. Dari situ saya mulai mencoba,” tambah dia.
Dengan semangat yang tinggi, Nurhaeti mulai membuat berbagai produk dari kertas, seperti tas, topi, guci, keranjang, nampan, kursi, hingga tempat tisu yang dia namai “Tisu Borobudur.”

Proses pembuatan produk-produk ini sangat bergantung pada mood dan inspirasi yang datang, serta dilakukan dengan penuh cinta tanpa terikat pada target tertentu.
“Dalam satu hari, saya bisa membuat vas bunga 10 sampai 15 buah. Kalau seperti tempat tisu, saya hanya bisa satu karena tergantung pada model dan kerumitannya,” katanya.
Tanpa bimbingan formal, Nurhaeti terus mengembangkan keterampilannya. Seiring waktu, banyak yang menyukai dan produk-produk kreasinya.
“Intinya, saya mendaur ulang sampah dari tak bernilai menjadi memiliki nilai ekonomi. Barang yang tadinya dibuang kini menjadi uang,” papar Nurhaeti.
Diungkap Nurhaeti, proses pembuatan kreasinya cukup rumit karena memerlukan ketelitian. Dari mulai melinting, melapisi dengan cairan khusus agar tahan lama, lalu dianyam, hingga tahap finishing dengan cairan pelindung hingga empat kali.
“Agar kreasi ini dapat tahan dari air dan lebih tahan lama,” jelas Nurhaeti.
Hasil kreasi Nurhaeti tersebut kemudian dijual mulai harga Rp10.000 hingga Rp750.000. Namun demikian, Nurhaeti mengaku memiliki sejumlah tantangan dalam menjalankan usahanya. Salah satunya adalah pemasaran.
Untuk pemasaran, Nurhaeti tidak hanya mengandalkan penjualan langsung. Dia juga menjalin kerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota dan Kabupaten Sukabumi serta Toserba Selamat. Selain itu, dia juga memasarkannya secara online dengan nama Despar311 dan Balotex.
“Kendala utama, tenaga ahli yang masih sulit ditemukan dan pemasaran,” pungkasnya.









