11 WNI asal Sukabumi disekap di wilayah pemberontak Myanmar, Kemenlu minta ini

- Redaksi

Sabtu, 14 September 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia - Istimewa

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia - Istimewa

sukabumiheadline.com – Belasan warga negara Indonesia (WNI) asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, disekap di Myanmar, diduga sebagai korban tindak pidana perdagangan orang atau TPPO.

Kasusnya terungkap setelah video berdurasi 36 menit yang warga Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang mengaku disekap dan disiksa di Myanmar viral di media sosial X.

Baca Juga:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Belakangan diketahui, jumlah WNI yang disekap mencapai puluhan orang. Selain 11 WNI asal Sukabumi, juga ada puluhan lainnya dari berbagai daerah di Indonesia yang disekap di Myanmar.

Sebagian dari mereka berasal dari Sumatera Utara, Bali, dan Jawa Timur. Bahkan, ada yang mengaku sudah tinggal di sana selama tiga tahun.

Warga Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi disekap di Myanmar - Istimewa
Warga Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi disekap di Myanmar – Istimewa

Suara rintihan mereka saat meminta tolong yang disampaikan puluhan orang dalam dua video yang kini viral, menarik perhatian Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI).

Setelah diketahui bahwa mereka adalah WNI yang diduga merupakan korban TPPO dan mengaku disekap dan disiksa di wilayah konflik, Myawaddy, Myanmar.

Sikap Kemenlu dan KBRI Yangon

Merespons peristiwa penyekapan tersebut, Kemenlu RI langsung mengontak Kemenlu Myanmar untuk upaya penyelamatan. Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia Kemenlu, Judha Nugraha mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan KBRI di Yangon.

Baca Juga :  Villa di Cikole Sukabumi Dirusak Orang, Kenapa Ada Gepokan Uang Palsu Rp100 Ribu?

Judha memperkirakan puluhan WNI itu berada di Hpa Lu, wilayah terpencil di Myawaddy, Myanmar. Menurut Judha, lokasi di mana para WNI tersebut disekap merupakan wilayah konflik bersenjata yang saat ini dikuasai pihak pemberontak.

Berita Terkait:

Ilustrasi judi online - Istimewa
Ilustrasi judi online – Istimewa

Pihak KBRI Yangon, kata Judha, telah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak berwenang Myanmar, terutama jejaring di Myawaddy. Ia mengklaim, pihak KBRI telah berhasil berkomunikasi dengan sejumlah WNI yang disekap.

“Ini ada beberapa orang, ceritanya macam-macam. Mereka nggak satu kelompok, datang (ke Myanmar) tidak bersamaan. Ada yang mengaku ditipu,” kata Judha.

KBRI Yangon mencatat hingga kini ada 63 warga Indonesia di Myawaddy. Dari jumlah itu, 38 orang ada di wilayah Paluh. “Kita masih dalami juga karena ada yang mengaku sudah tiga tahun tinggal di sana,” lanjut dia.

Menurut Judha, para korban awalnya diiming-imingi pekerjaan dan melakukan scamming. Mereka berusia antara 20-30 tahun.

Baca Juga :  Macet, Truk Semen Mogok di Jalur Menanjak Jalan Pamuruyan Sukabumi - Bogor

Karena di wilayah konflik bersenjata, upaya penyelamatan dan evakuasi diperkirakan akan membutuhkan waktu.

Baca Juga:

Modus TPPO 

Untuk diketahui, TPPO menjadikan WNI sebagai korban, menggunakan pola penipuan yang sama, yakni ditawari bekerja. Kebanyakan dari mereka ditawarkan bekerja di Thailand, namun kemudian dibawa ke Myanmar.

Sejak 2020, tercatat ada 3.703 kasus online scam yang sudah ditangani Kemenlu RI. Para korban telah dipulangkan ke Indonesia, namun kasus serupa kembali terulang.

Baca Juga: Jadi TKW ilegal di Abu Dhabi pulang hamil, wanita Jampang Tengah Sukabumi buang bayinya di kebun

Judha pun meminta agar pencegahan dilakukan sejak dari hulu (daerah asal) perlu ditingkatkan, diawali dengan upaya peningkatan kesadaran masyarakat ketika mendapat tawaran bekerja di luar negeri tanpa kualifikasi khusus, tapi diiming-imingi gaji tinggi.

Ia meminta agar kampanye untuk menyadarkan masyarakat agar terlebih dahulu melakukan verifikasi terhadap setiap informasi yang diterima kepada pihak berwenang.

Contoh informasi yang perlu diverifikasi ke pihak terkait yang berwenang, adalah tawaran bekerja di luar negeri tanpa visa kerja dan tidak ada kontrak kerja yang ditandatangani di dalam negeri.

Terlebih jika tawaran kerja tersebut memberi iming-iming gaji besar meskipun tidak membutuhkan skill mumpuni.

Berita Terkait

Muslim Wali Kota New York City terpilih ajak boikot Starbucks, No Contract, No Coffee!
Ini 6 wali kota Muslim terpilih di Amerika Serikat 2025, satu wakil gubernur
Kejaksaan Turki terbitkan surat perintah penangkapan Benjamin Netanyahu
Israel bikin undang-undang baru, izinkan hukum mati tahanan Palestina
Indonesia sediakan lahan pertanian 15 ribu hektare untuk Palestina di Kaltara
Zohran Mamdani, selangkah lagi Muslim jadi Wali Kota New York
Menteri Negara hamil 83 anak sekaligus, Albania geger
Presiden Kolombia gunakan barbuk emas sitaan kasus narkoba untuk bantu warga Gaza

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 07:27 WIB

Muslim Wali Kota New York City terpilih ajak boikot Starbucks, No Contract, No Coffee!

Sabtu, 15 November 2025 - 22:04 WIB

Ini 6 wali kota Muslim terpilih di Amerika Serikat 2025, satu wakil gubernur

Minggu, 9 November 2025 - 04:20 WIB

Kejaksaan Turki terbitkan surat perintah penangkapan Benjamin Netanyahu

Rabu, 5 November 2025 - 00:59 WIB

Israel bikin undang-undang baru, izinkan hukum mati tahanan Palestina

Sabtu, 1 November 2025 - 11:00 WIB

Indonesia sediakan lahan pertanian 15 ribu hektare untuk Palestina di Kaltara

Berita Terbaru